Bergesernya Erick Thohir ke posisi Menteri Pemuda dan Olahraga dalam perombakan terbaru Kabinet Merah Putih menimbulkan berbagai prediksi dari banyak kalangan. Maklum, dalam pelantikan menteri, Rabu (17/9) lalu, kursi Menteri BUMN dibiarkan kosong sementara waktu.
Tak heran bila muncul sinyal kuat bahwa Kementerian BUMN, yang telah melakukan berbagai upaya transformasi perusahaan milik negara itu, bakal dilebur ke dalam Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) – yang baru berumur 7 bulan.
Boleh jadi Presiden Prabowo Subianto saat ini masih mencari figur yang tepat untuk menempati posisi strategis ini. Namun, sejumlah kalangan menilai kekosongan pemimpin di Kementerian BUMN itu mempertegas tanda-tanda bahwa Danantara memang dirancang untuk membawahi seluruh perusahaan pelat merah secara langsung.
Ketua Umum Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia Benny Soetrisno menyetujui Kementerian BUMN dan Danantara dilebur. Karena saat ini, peran Kementerian BUMN sudah mulai dijalankan oleh Danantara.
Sejak Danantara dibentuk, Danantara sudah mengelola dan mengonsolidasikan aset negara yang tersebar di BUMN besar. Benny menilai, Danantara bisa menjadi semangat baru Indonesia dalam menghadapi tantangan global, menciptakan peluang baru, dan memajukan pembangunan ekonomi nasional.
“Saya sangat setuju Kementerian BUMN dan Danantara digabung, buat menjadi satu-kesatuan agar mudah dikontrol,” ujar Benny ketika ditemui dalam acara Roundtable SUAR tentang Pekerja Migran Indonesia di Hotel JS Luwansa, Jakarta (18/9).
Benny menuturkan, jika Kementerian BUMN dan Danantara sudah dilebur, maka tugas pokok utama jangan sampai ditinggalkan. Yaitu, optimalisasi aset.
Jika Kementerian BUMN dan Danantara sudah dilebur, maka tugas pokok utama jangan sampai ditinggalkan: optimalisasi aset.
Dengan Danantara sebagai pengelola investasi, diharapkan aset-aset BUMN dapat dioptimalkan secara lebih profesional untuk memberikan keuntungan maksimal bagi negara.
"Struktur yang lebih terdefinisi ini dapat meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan dan operasional BUMN," ujar dia.
Jika skenario ini terealisasi, Danantara akan memegang peran vital sebagai pengelola utama aset negara yang tersebar di berbagai sektor. Yakni, mulai dari energi, infrastruktur, hingga perbankan.
Peleburan ini dipandang sebagai upaya efisiensi birokrasi sekaligus penguatan tata kelola korporasi negara melalui pendekatan bisnis yang lebih terfokus dan independen dari intervensi politik.
Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), entitas superholding yang dirancang untuk membawahi seluruh perusahaan pelat merah secara langsung, didirikan Presiden Prabowo Subianto pada 24 Februari 2025. Sejatinya, gagasan ini telah disampaikannya pada masa kampanye tahun lalu, dengan merujuk Temasek Holding di Singapura sebagai benchmark superholding itu.
Ide lembaga pengelola aset BUMN telah dicita-citakan ayah Prabowo, Sumitro Djojohadikusumo, pada akhir 1980-an. Sumitro sempat memiliki ide membentuk lembaga yang mengelola laba BUMN, namun ditolak oleh Menteri Keuangan kala itu, JB Sumarlin.
Restrukturisasi kekuatan BUMN
Dewan Pakar Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Danang Girindrawardana mengatakan, isu peleburan Kementerian BUMN dan Danantara biarlah menjadi urusan pemerintah. Fungsi utama Kementerian BUMN harus dijalankan dengan optimal.
Kementerian BUMN seharusnya melakukan terobosan melalui restrukturisasi untuk membangun ekosistem bisnis yang kuat, meningkatkan kapabilitas digital dan teknologi strategis, mengoptimalkan nilai aset, serta mengembangkan SDM berkualitas dengan fokus pada keberlanjutan, ketahanan pangan, energi, dan kesehatan.
“BUMN harus menjadi agen pembangunan yang memberikan kontribusi signifikan terhadap kesejahteraan rakyat,” ujar Danang kepada SUAR di Jakarta (18/9).
Banyak pertimbangan
Pengamat ekonomi LPEM FEB UI Teuku Rifky mengatakan, Presiden Prabowo Subianto sudah mempunyai banyak pertimbangan sebelum memutuskan untuk menggeser posisi Erick Thohir dari Menteri BUMN ke Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora).
Menurut dia, Erick Thohir sudah mempunyai track record yang cukup baik dan sangat familier dengan dunia olahraga. Erick pun sempat tercatat sebagai pemilik klub sepakbola Inter Milan periode 2013–2019.
“Pemerintah jangan membiarkan posisi Menteri BUMN kosong karena Kementerian BUMN juga sangat penting dalam perekonomian,” ujar Teuku kepada SUAR, di Jakarta (17/9).
Ia menuturkan, Kementerian BUMN merupakan kementerian strategis. Karena itu sebaiknya bekerja terpisah, meskipun ada isu yang menyebutkan Kementerian BUMN akan dilebur ke Danantara.