IHSG Kembali Catat Rekor Tertinggi Ke-19 Tahun Ini

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencatat rekor tertinggi sepanjang masa (All Time High/ATH) pada perdagangan Senin (24/11/2025) pada level 8.570,25. Ini merupakan kali ke-19 IHSG mencatat ATH sepanjang 2025.

IHSG Kembali Catat Rekor Tertinggi Ke-19 Tahun Ini
ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/nz)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencatat rekor tertinggi sepanjang masa (All Time High/ATH) pada perdagangan Senin (24/11/2025) pada level 8.570,25. Ini merupakan kali ke-19 IHSG mencatat ATH sepanjang 2025.

Sepanjang Senin, IHSG menguat 156 poins atau 1,85%. Total perdagangan di lantai bursa pada Senin mencapai Rp45,65 triliun, yang berasal dari perdagangan sebanyak 51,65 unit saham, dengan frekuensi perdagangan sebanyak 2,55 juta kali.

Sejak perdagangan dibuka, IHSG berada di level rentang dari 8.429.46 sampai berada di level tertinggi hanya dalam waktu satu hari.  Adapun total nilai transaksi pada hari itu dari Exchange-Traded Fund (ETF), Dana Investasi Real Estate (DIRE), saham, waran, dan waran terstruktur mencapai hingga Rp45,6 triliun.

Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik, mengatakan saat ini kenaikan IHSG sudah mulai merata, tidak hanya ditopang oleh sejumlah saham konglomerasi.

“Kelihatannya hari ini (Senin) kalau itu kan tergantung mekanisme pasar. Kalau kita lihat sudah merata, kenaikannya sudah didukung oleh multisektor. Jadi mudah-mudahan sustain pertumbuhan ini,” kata Jeffrey saat diwawancara, Senin (24/11/2025).

Seperti diketahui, BEI telah bertransformasi menjadi bursa multi-aset, dengan menyediakan berbagai instrumen investasi seperti surat utang, unit karbon, dan produk berbasis ekuitas lainnya, tidak hanya saham.

“Untuk efek saham, seperti yang kita ketahui saat ini rata-rata nilai transaksi sudah mencapai Rp16,9 triliun per hari. Kita juga menyelenggarakan perdagangan efek bersifat utang dan sukuk, dan hari ini rata-rata nilai transaksinya juga sudah mencapai Rp5-6 triliun per hari,” ungkapnya.

IHSG pada pekan lalu juga sempat menyentuh level tertinggi yakni di 8.490, tepatnya pada Kamis (20/11/2025). Di balik penguatan IHSG tersebut, investor asing diketahui juga sempat melakukan pembelian atau inflow dengan nilai Rp2 triliun di pasar reguler.

Meskipun menguat, para investor harus tetap waspada dengan pergerakan pasar, lantaran saat ini di tengah ketidakpastian global, volatilitas pasar global meningkat. Pasar saham yang sangat volatil ini harganya bisa berubah secara drastis dalam waktu singkat, apalagi titik ATH bisa memicu volatilitas harga saham dalam waktu jangka pendek.

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) David Kurniawan, mengimbau para trader dan investor untuk terus memantau sentimen volatility global market, di mana volatilitasnya kembali meningkat tajam (VIX +18,16%) di tengah ketidakpastian global. Para investor pun harus lebih berhati-hati dalam mengambil risiko, akibat dari adanya pergerakan tajam tersebut.

“Volatilitas pasar global kembali meningkat. Hal ini dibuktikan dengan kenaikan indikator VIX sebesar 18,16% dalam seminggu terakhir. Dengan volatility yang tinggi, trader harus siap dengan naik-turunnya dinamika pasar dan sebaiknya ambil posisi dengan risk-reward yang sangat terukur,” ucap David melalui keterangan tertulisnya, Senin (24/11/2025). 

Penguatan pasar sendiri dalam beberapa waktu ini dipengaruhi oleh sejumlah sentimen seperti kinerja APBN di mana dilaporkan defisit APBN mencapai Rp479,7 triliun per Oktober, dan Bank Indonesia (BI) yang memutuskan untuk menahan suku bunga (BI Rate) di level 4.75%.

Di satu sisi, berbagai instrumen investasi dan produk terstruktur juga terus dikembangkan oleh BEI agar para investor bisa melakukan diversifikasi portofolio dan memungkinkan mereka untuk mendapatkan potensi keuntungan yang lebih besar.

Penghargaan

Selain mencatat rekor ATH, BEI juga memberikan sejumlah penghargaan untuk anggota bursa pada Senin. Investor Reward Program (IRP) 2025 merupakan bentuk apresiasi dari BEI kepada Anggota Bursa (AB) yang berkontribusi aktif dalam meningkatkan edukasi, sosialisasi, dan aktivitas perdagangan produk-produk terstruktur di pasar modal Indonesia.

“Kegiatan ini didukung oleh 23 Anggota Bursa peserta dan berhasil mencatatkan hasil yang menggembirakan. Selama periode ini, tercatat lebih dari 42.000 investor individu yang bertransaksi ETF, waran terstruktur, dan DIRE, dengan total nilai mencapai Rp707 miliar,” jelas Jeffrey.

Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik dalam acara Investor Reward Program (IRP) 2025, Senin (24/11/2025) (Foto: Gema/Suar.id)

Melalui IRP 2025 ini BEI berharap dapat mendorong semangat inovasi dari seluruh Anggota Bursa dalam menghadirkan produk investasi yang memiliki daya saing di pasar modal.

“Anggota Bursa telah menunjukkan komitmen luar biasa melalui pelaksanaan kegiatan promosi, edukasi, dan kegiatan lainnya. Kami mencatat lebih dari 240 kegiatan yang telah dilakukan selama periode April sampai dengan Oktober tahun ini,” ucapnya.

Baca juga:

Kapitalisasi Pasar Saham Membesar Tanda Pulihnya Kepercayaan Investor
Presiden Prabowo Subianto dalam satu tahun kinerja pemerintahannya berupaya mengembalikan kepercayaan investor di pasar keuangan. Pasalnya, baru berjalan 6 bulan indeks harga saham dan kapitalisasi pasar anjlok cukup dalam. Pemulihan berangsur terjadi menjelang satu tahun usia pemerintahan.

Nilai transaksi dan investor sendiri berhasil tumbuh secara signifikan. Pertumbuhan rata-rata transaksi harian waran terstruktur dan ETF 2025 meningkat 3 kali lipat jika dibandingkan dengan tahun 2024.

Kepala Divisi Pengembangan Bisnis 2 BEI Ignatius Denny Wicaksono, mengungkapkan jumlah transaksi maupun investor juga terus bertumbuh dari Q1-2025 sampai dengan Q4-2025. Jika dibandingkan dengan tahun lalu, transaksi harian pada Q4-2025 bertumbuh 5,4x dan investor bertumbuh 11,6x.

“Kalau kita melihat di Q4-nya paling tingginya itu meningkatnya 11,6 kali, dengan salah satu bulan itu mencapai 48 ribu investor aktif bulanan, jadi cukup membanggakan,” tambah Denny.

Baca selengkapnya