ICOR Masih Terlalu Tinggi, Bikin Investasi Jadi Kurang "Bergizi"

Biaya ICOR Indonesia lebih tinggi daripada India yang mencapai 4,56 dan Vietnam di level 3,58. Angka ICOR yang makin kecil menunjukkan efisiensi dan efektivitas sebuah investasi pada suatu negara.

ICOR Masih Terlalu Tinggi, Bikin Investasi Jadi Kurang "Bergizi"
Seorang satpam melintas dengan latar belakang pabrik di PT Lotte Chemical Indonesia, Kota Cilegon, Banten, Kamis (6/11/2025). Presiden Prabowo Subianto meresmikan operasional PT Lotte Chemical Indonesia sebagai pabrik petrokimia terbesar se-Asia Tenggara yang dapat memproduksi 1.000 kiloton per tahun (kTA) ethylene, 520 kTA propylene, 350 kTA polypropylene, serta 140 kTA butadiene dengan pembangunan pabrik menelan investasi sekitar 4 miliar dolar AS. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/foc.

Biaya Investasi Indonesia atau yang dikenal dengan istilah Incremental Capital Output Ratio (ICOR) masih tinggi, jika kondisi ini terus dibiarkan maka akan berdampak pada penurunan daya saing industri dan bisa menghambat pertumbuhan ekonomi.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, skor ICOR Indonesia pada akhir 2023 berada di level 6,33. Angka ini mencerminkan masih tingginya investasi yang dibutuhkan untuk menghasilkan tambahan satu unit output pertumbuhan ekonomi.

Biaya ICOR Indonesia lebih tinggi daripada India yang mencapai 4,56 dan Vietnam di level 3,58. Artinya, Indonesia membutuhkan tambahan investasi Rp6,33 untuk menciptakan tambahan output terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar Rp 1. Sementara India hanya Rp 4,56 dan Vietnam hanya Rp3,58. Angka ICOR yang makin kecil menunjukkan efisiensi dan efektivitas sebuah investasi pada suatu negara.

Ketua Bidang Ketenagakerjaan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bob Azam mengatakan ICOR merupakan salah satu parameter untuk mengukur efisiensi investasi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.

Selain itu, ICOR juga bertujuan untuk mendukung perencanaan pembangunan, Pemerintah menggunakan data ICOR sebagai masukan untuk perencanaan pembangunan daerah. Dengan mengetahui ICOR, pemerintah dapat membuat anggaran dan target investasi yang lebih tepat sasaran.

“ICOR digunakan untuk menilai efektivitas dan dampak program pembangunan yang sedang berjalan. Hal ini membantu pemerintah memastikan bahwa investasi yang dikucurkan memberikan hasil yang optimal,” ujar dia ketika ditemui dalam acara “Media Briefing Apindo” di Jakarta (25/11/2025).

Bob menuturkan beberapa faktor yang menyebabkan biaya ICOR Indonesia tinggi adalah masalah birokrasi,perizinan yang rumit dan birokrasi yang tidak efisien menambah biaya dan memperlambat proses investasi.

Kemudian Biaya logistik yang mahal, terutama untuk distribusi barang antar pulau, menjadi beban tambahan bagi dunia usaha,masalah hukum dan regulasi dimana terjadi ketidaksesuaian antara regulasi pusat dan daerah menciptakan ketidakpastian hukum. 

“Tingkat produktivitas yang rendah secara umum berkontribusi pada tingginya ICOR,” ungkap dia

Strategi Turunkan Biaya ICOR

Untuk menurunkan biaya ICOR, langkah-langkah yang dapat diambil adalah meningkatkan kemudahan berbisnis melalui reformasi birokrasi dan menghilangkan pungutan liar, serta mengadopsi teknologi digital seperti Artificial Intelligence (AI) dan otomatisasi di sektor-sektor produktif seperti pertanian dan manufaktur. 

Pemerintah mempersiapkan sejumlah langkah strategis untuk menurunkan nilai ICOR yang selama ini masih menjadi tantangan dalam mendorong efisiensi pertumbuhan ekonomi nasional.

Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan dan Pengembangan Usaha Badan Usaha Milik Negara Kemenko Perekonomian Ferry Irawan mengatakan, upaya pemerintah saat ini difokuskan pada peningkatan produktivitas dari investasi infrastruktur yang telah dilakukan selama satu dekade terakhir.

Salah satu yang difokuskan yakni dengan mendorong optimalisasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Adapun sejauh ini sudah ada 25 KEK yang sudah diresmikan di Indonesia.

“Pemerintah akan fokus mendorong investasi infrastruktur agar biaya ICOR menjadi lebih rendah,” ujar dia dalam siaran persnya yang diterima SUAR di Jakarta (25/11/2025).

Sementara, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menargetkan penurunan nilai ICOR menjadi sekitar 4 pada 2028.

Ia menekankan efektivitas investasi penting untuk memacu pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen. Hal itu bisa dicapai apabila pemerintah memastikan seluruh 'mesin' ekonomi yang mencakup investasi, konsumsi, belanja pemerintah, serta ekspor berjalan optimal.

Airlangga mencontohkan negara-negara lain seperti Vietnam yang berhasil menurunkan ICOR menjadi sekitar 4 sehingga mampu mencapai pertumbuhan ekonomi di atas 7 persen per tahun tanpa bergantung pada sumber daya alam.

Reformasi Struktural dan Pembangunan Infrastruktur

Direktur Eksekutif Indef Esther Sri Astuti menuturkan kebijakan untuk menurunkan ICOR (Incremental Capital Output Ratio) berfokus pada peningkatan efisiensi investasi melalui reformasi struktural, pembangunan infrastruktur yang lebih baik, serta investasi yang berfokus pada sektor yang dapat menciptakan banyak lapangan kerja. Strategi yang dilakukan antara lain reformasi kebijakan, kerjasama antarlembaga, pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi digital, serta peningkatan kualitas investasi. 

Baca juga:

Strategi Tekan Biaya Energi demi Tarik Investasi
Komitmen pemerintah meningkatkan ease of doing business demi daya tarik investasi di Indonesia terus dikembangkan melalui sejumlah cara, termasuk dengan menempuh langkah-langkah terpadu untuk menekan biaya energi yang selama ini menjadi keluhan pengusaha.

Reformasi kebijakan struktural dengan mendorong efisiensi investasi dan memperkuat daya saing sektor produktif . Pembangunan infrastruktur berkualitas dengan membangun infrastruktur yang efisien dan berkualitas untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih baik.

“Melibatkan partisipasi swasta dalam proyek infrastruktur untuk mengurangi ICOR dan memperkuat sektor-sektor yang dapat menciptakan lapangan kerja, seperti pariwisata, karena memiliki keterkaitan luas dengan banyak bidang usaha lain,” ujar dia kepada SUAR di Jakarta (28/11).

Biaya ICOR bisa turun dengan mengembangkan ekonomi digital sebagai kunci untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.

Menggunakan data statistik untuk menganalisis dan memastikan setiap belanja infrastruktur memberikan dampak yang optimal bagi pertumbuhan ekonomi. 

Penyebab rendahnya ICOR Vietnam

Esther mengatakan Vietnam merupakan negara di Asean yang memiliki biaya ICOR rendah karena Vietnam mampu melakukan reformasi birokrasi, saat ini biaya ICOR Vietnam berada di level 3,58.

Pemerintah Vietnam secara konsisten melakukan reformasi kelembagaan, memperkuat aturan hukum, dan mengurangi biaya transaksi serta pungutan liar, yang berdampak positif pada daya tarik investasi.

“Langkah-langkah reformasi ini bertujuan untuk meningkatkan peringkat kemudahan dalam berbisnis dan mengurangi hambatan investasi,” ujar dia

Strategi pembangunan ekonomi Vietnam juga didukung oleh sektor manufaktur unggulan sebagai penggerak utama ekonomi.