Bagaimana Situasi Ekonomi Politik? Menko Airlangga Berbagi Cerita

Unjuk rasa yang berakhir rusuh dan penjarahan akhir Agustus lalu, menimbulkan banyak tanya dari segenap penggerak dunia usaha. Bagaimana situasi ekonomi politik ke depan? Menko Perekonomian Airlangga memberi banyak signal.

Bagaimana Situasi Ekonomi Politik? Menko Airlangga Berbagi Cerita
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dalam suatu diskusi akhir pekan lalu (Photo: Dokumen Humas)

Unjuk rasa yang berakhir rusuh dan penjarahan akhir Agustus, lalu, pasti menimbulkan banyak pertanyaan dari segenap penggerak dunia usaha. Pertanyaan member SUAR adalah bagaimana situasi ekonomi politik ke depan?

Akhir pekan lalu, saya selaku Pemimpin Redaksi SUAR, bersama sejumlah pemimpin redaksi lainnya, berkesempatan berbincang dengan Menko Perekonomian Airlangga. Dalam bincang-bincang santai itu, Airlangga pun menyampaikan banyak hal. Ada yang bersifat on the record, ada juga yang off the record. Dari cerita Airlangga yang juga tokoh politik senior itu tergambar lebih jelas apa yang sudah terjadi dan apa yang mungkin terjadi ke depan.

Berikut sejumlah petikan cerita Airlangga menjawab pertanyaan para pemimpin redaksi yang dapat dikutip dan penting diketahui member SUAR, yang merupakan pengambil keputusan dan penggerak semesta dunia usaha.

Seperti apa kondisi saat ini? 

Prolognya, pertama, kalau kita bicara ekonomi itu relatif aman fundamental. Kemarin itu kan sebetulnya mau dibuat sentimen negatif dan berharap dari demo minggu lalu, tanggal 25, 28, 29, 30, itu akan merontokkan bursa. 

Belajar dari kerusuhan 1998, biasanya untuk menjatuhkan republik dilakukan dengan dua cara, yaitu menurunkan rupiah dan menurunkan pasar modal. Namun, saat ini, hal itu tidak terjadi.

“Relatif imunlah pasar modal terhadap gerakan kemarin,” kata Airlangga.

Airlangga pun menceritakan bahwa sesungguhnya dalam 300 hari pemerintahan Presiden Prabowo Subianto banyak milestone yang sudah dicapai.

Dalam rangka politik bebas aktif, Indonesia sudah bergabung dengan BRICS. Indonesia juga diundang ke Shanghai Corporation Organization, yang di dalamnya bergabung Rusia dan India, yang jika digabung dengan Indonesia mewakili lebih dari separuh penduduk dunia. Presiden Prabowo tidak jadi hadir karena ada situasi politik di dalam negeri. Namun, Presiden Prabowo hadir dalam peringatan 80 tahun selesainya Kolonialisme Jepang di China

Dalam rangka penguatan devisa, kebijakan pengendapan devisa hasil ekspor sumber daya alam di dalam negeri juga berhasil mencapai 90 persen, meskipun banyak ditentang. “Dengan kebijakan DHE SDA memang, mereka itu merasa dirugikan,” tegas Airlangga.

Penguatan UMKM juga sudah dilakukan dengan menghapus buku hitam. Pemerintah juga sudah memperkuat sistem perbankan dengan Bullian Bank. 

“Program 3 juta rumah juga dimulai. Sebetulnya 3 juta rumah itu program yang disasar untuk kelas menengah. Cuma, program yang diharapkan bisa segera berjalan itu keduluan dengan demo yang kemarin,” papar Airlangga.

Kalau program ini bisa jalan, lanjut Airlangga, artinya membagi Rp 25 juta kepada kelas menengah untuk memperbaiki rumahnya. Jadi program ini menciptakan lapangan kerja, memperbaiki rumah dan sebagainya. 

“Itu sama saja dengan program padat karya di perkotaan. Karena memang kita ingin menebalkan program untuk menyelesaikan kemiskinan di kota. Tetapi program ini tidak bisa berjalan sendiri tanpa keterlibatan komunitas daerah,” paparnya lagi. 

Kondisi ini pula yang mendorong Presiden Prabowo untuk mengeluarkan Instruksi Presiden, agar terjadi sinkronisasi kebijakan pusat daerah dan adanya percepatan, baik terkait pembangunan sekolah, jalan, irigasi.

Pemimpin Redaksi SUAR, Sutta Dharmasaputra bersama Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia, Maria Yuliana Benjamin dalam suatu diskusi bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto di Jakarta. (Foto: Dokumen Humas)

Terkait keresahan kelas menengah? 

Menurut Airlangga, program untuk kelas menengah bawah dan menengah, yaitu desil 4,5,6,7 sudah digerojok. Dicontohkan, pemerintah sudah menanggung pajak penghasilan yang penghasilannya di bawah Rp 10 juta.

Pemerintah juga sudah menanggung biaya listrik 90 juta rumah, biaya dalam dua bulan Rp 10 triliun. Akan tetapi karena bantuan tidak diberikan secara langsung dalam bentuk uang, menjadi tidak terasa.

“Kalau diberi insentif seperti itu, masyarakat merasa itu kewajiban saja, jadi biasa-biasa saja,” tambahnya.

Ke depan, pemerintah juga akan terus mendorong bantuan untuk kelas menengah, antara lain, adanya kenaikan UMP 6,5% dan selama event Nataru, Lebaran kita akan memberikan diskon full. 

Bagaimana dengan Semester II?

Di semester dua ini kita berharap ada pertumbuhan dari belanja pemerintah. Kita berharap belanja pemerintah di K3 ini diharapkan 25% APBN dan di K4 35%. 

“Jadi yang biasanya belanja pemerintah di K1-K2 negatif, harapannya nanti membalik di K3 dan K4," tegasnya selain berharap dari multiefek program Makan Bergizi Gratis yang akan lebih masif di banyak daerah. 

Dari sisi internasional, menurut Airlangga, akhir bulan Agustus ini Komisioner Uni Eropa akan datang ke Indonesia. Apabila kesepakatan ekonomi Indonesia Uni Eropa  (IEU-CEPA) bisa berjalan akan meningkatkan ekspor.

“Jadi kalau ini bisa berjalan, semester kedua tahun depan semua bea masuk sudah nol dan itu akan meningkatkan ekspor kita yang selama ini 10-20%,” tambahnya.

Begitu juga dengan kesepakatan kerjasama ekonomi negara Trans Pasifik (CPTPP) yang akan membuka pasa ekspor di Meksiko. “Kalau ini bisa kita percepat, maka pasar Mexico akan terbuka. Di Amerika latin, pasar yang paling besar sesudah Amerika adalah Mexico. Mexico ini selama ini kita dikenakan bea masuk rata-rata 20 persen,” jelasnya.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dalam sebuah diskusi di Jakarta. (Dokumen Humas)

Apakah kerusuhan kemarin tidak membuat ragu investasi di Indonesia?

Airlangga meyakini bahwa apa yang terjadi kemarin tidak terkait dengan investasi.

Siapa yang menggerakkan kerusuhan?

Airlangga tidak menjawabnya tetapi malah balik melemparkan pertanyaan, terkait simbol-simbol unjuk rasa yang banyak beredar di sosial media.

"Saya tanya sekarang, 1312 itu apa? Apakah itu Indonesia? Apakah orang di kediri tahu 1.3.1.2? Apakah orang Pekalongan tahu 1.3.1.2? Dan apakah kemarin ada leaders? Who is the master?" tanya Airlangga.

“Kedua, outcomes-nya apa? Hasilnya? Dapat semua kah? Jadi, ini, nothing to do dengan investasi kan? Nothing to do dengan rasa aman. I'm not a politician,” kata Airlangga sambil tersenyum.

Mantan Ketua Umum Partai Golkar ini menduga demo ini hanya menarget orang-orang tertentu. Karena itu, dia yakin iklim investasi, kelompok minoritas, semua akan aman. Begitu semua tujuan tercapai, kerusuhan pun berhenti. Namun demikian, tetap kondisi masih rawan dan semua pihak harus mencegah agar tidak berulang, peristiwa yang sangat merugikan bangsa ini.

Di era sosial media in, dia juga mengingatkan agar semua pihak tidak mudah mengumbar kemewahan atau hedonisme karena menyinggung perasaan banyak pihak.

Terkait pengangguran yang tinggi, khususnya menurun drastis pekerja formal?

Pemerintah terus mengupayakan kredit investasi untuk padat karya.

“Pemerintah akan terus dorong, selain makanan minuman, juga furniture. Ini industri-industri yang ekspornya tidak ada batas, sky is the limit,” jelasnya.

Demikian juga dengan industri sepatu, apparel, juga industri padat karya yang berbasis sumber daya alam, apakah itu sawit, karet,” jelasnya.

Airlangga juga berkeyakinan bawa kekuatan politik Presiden Prabowo tetap kuat, bahkan semakin kuat.

“Sekarang ini, politik lebih kuat dari yang 10 tahun lalu,” tegasnya.