Bagi pebisnis maupun pelancong, semakin mudah bertransaksi digital di Negeri Matahari Terbit. Bank Indonesia (BI) telah resmi meluncurkan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) lintas negara dengan Jepang, yang mulai berlaku 25 Agustus 2025.
Peluncuran sistem pembayaran digital berbasis kode QR lintas negara ini meneruskan rangkaian ekspansi QRIS Cross Border. Sebelumnya, QRIS sudah bisa dipakai di Malaysia, Thailand, Singapura, Jepang, dan China.
Penggunaan QRIS Cross Border sangat dirasakan manfaatnya oleh Fira Abdurachman, 48 tahun, seorang penggemar travelling ke luar negeri. Menurut Fira, penggunaan QRIS Cross Border lebih sederhana, kalau ke luar negeri lebih nyaman dan aman.
Beberapa resto besar di Thailand dan Supermarket di Malaysia sudah bisa menggunakan QRIS dari Indonesia dan ini sangat membantu.
“QRIS Cross Border is the best, membantu traveller sejati untuk pergi ke mana-mana,” ujar dia.
“QRIS Cross Border is the best, membantu traveller sejati untuk pergi ke mana-mana,” ujar Fira Abdurrahman.
Langkah ekspansi QRIS ini diambil sebagai bagian dari strategi untuk memperkuat hubungan ekonomi melalui konektivitas pembiayaan digital.
Penggunaan QRIS ini dapat dilakukan pada merchant yang berpartisipasi dengan memindai JPQR Global melalui aplikasi pembayaran domestik tanpa perlu menukar dengan valuta asing.
Pada tahap awal, penggunaan QRIS berlaku pada 35 merchants di Jepang. Jangkauan merchants akan terus diperluas, sehingga masyarakat Indonesia semakin mudah melakukan transaksi.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, peresmian penggunaan QRIS di Jepang merupakan lanjutan dari kerjasama dengan Malaysia, Singapura dan Thailand.
“Kerjasama ini merupakan bentuk komitmen kuat terhadap visi bersama dalam memperkuat hubungan ekonomi bukan hanya secara fisik, tetapi juga melalui integrasi digital. Dengan begitu, transaksi bilateral di masa depan akan berlangsung dengan lebih sederhana dan tanpa hambatan,” ujar Perry dalam acara High Level Campaign LCT and Launching QRIS Cross Border Indonesia-Jepang di Jakarta (25/8).
QRIS atau Quick Response Code Indonesian Standard pertama kali diperkenalkan pada 17 Agustus 2019, dan resmi dipakai secara nasional sejak 1 Januari 2020. Pada dasarnya, QRIS adalah standar pembayaran digital berbasis kode QR yang memudahkan transaksi cukup dengan memindai barcode, tanpa perlu kartu fisik atau uang tunai.
Dalam perkembangannya, Bank Indonesia meluncurkan QRIS antarnegara. Yakni, sistem pembayaran lintas batas yang memungkinkan wisatawan Indonesia bertransaksi langsung di merchant luar negeri dengan rupiah.
Peluncuran implementasi QRIS Indonesia-Jepang lebih dari sekadar mempermudah transaksi pembayaran sehari-hari, tetapi juga mencerminkan penguatan hubungan ekonomi Indonesia–Jepang dan mendukung terbentuknya ekosistem pembayaran digital yang lebih tangguh.
Keberhasilan implementasi QRIS Antarnegara Indonesia–Jepang merupakan hasil kolaborasi erat antara Bank Indonesia, Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), Ministry of Economy, Trade, and Industry (METI) Jepang, Payment Japan Association (PJA), Netstars, serta lembaga keuangan dari kedua negara.
Menurut data Bank Indonesia yang dirilis pertengahan Juli lalu, volume transaksi pembayaran digital melalui QRIS pada triwulan II–2025 tumbuh 148,50% secara year on year (YoY).
Kenaikan ini ikut mendorong total volume transaksi digital nasional yang mencapai 11,67 miliar transaksi.
Selain QRIS, volume transaksi lewat aplikasi mobile naik 32,16% YoY, dan transaksi via internet banking tumbuh 6,95% YoY. Infrastruktur sistem pembayaran pun makin solid: BI-FAST memproses 1,12 miliar transaksi dengan nilai Rp 2.788 triliun, sementara BI-RTGS mencatat transaksi bernilai Rp 47.481 triliun.
Sementara itu, hingga Juni 2025, implementasi QRIS Antarnegara telah menunjukkan hasil yang signifikan. Kerjasama QRIS Antarnegara dengan Thailand tercatat mencapai 994.890 transaksi dengan nominal sebesar Rp 437,54 miliar sejak diluncurkan Agustus 2022.
Volume transaksi QRIS Antarnegara Indonesia-Malaysia mencapai 4,31 juta transaksi dengan nominal sebesar Rp 1,15 triliun sejak diluncurkan Mei 2023. QRIS Antarnegara dengan Singapura yang diluncurkan pada 17 November 2023 pun telah mencatatkan 238.216 transaksi dengan nominal sebesar Rp 77,06 miliar.
Komitmen tinggi
Chief of Economist Bank Central Asia (BCA) David Sumual menjelaskan, implementasi QR Cross Border Indonesia-Jepang merupakan bentuk nyata komitmen Indonesia dan Jepang dalam mendukung pembayaran digital.
Kebutuhan sistem pembayaran antar negara sangat dibutuhkan seiring dengan peningkatan transaksi dan pengaruh globalisasi.
“Banyak sekali masyarakat Indonesia yang suka bepergian ke Jepang, dengan diberlakukannya QR Cross Border ini membuat pembayaran semakin mudah,” ujar dia kepada SUAR di Jakarta (25/8).
Ia mengatakan, implementasi QRIS antar negara ini tidak hanya mempermudah transaksi, tapi juga membangun ekonomi digital yang inklusif – terutama untuk para wisatawan.
Beri kenyamanan bagi turis Indonesia
Sementara, Ketua Umum Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) Santoso menuturkan, peluncuran QRIS lintas negara Indonesia-Jepang ini memberikan kenyamanan kepada turis Indonesia yang ingin berlibur ke Jepang.
Turis Indonesia tidak perlu pusing lagi menukarkan uang. Mereka bisa langsung menggunakan QRIS dalam bertransaksi.
“Dampak paling nyata dari kerjasama ini adalah kenyamanan bagi turis Indonesia, mereka makin happy liburan ke Jepang,” ujar Santoso kepada SUAR di Jakarta (25/8/2025).
Ia menjelaskan, dengan pertumbuhan ekonomi Asia yang terus tumbuh, transaksi keuangan juga meningkat pesat sehingga memungkinkan terjadinya pertukaran QRIS.
Potensi penggunaan QRIS bisa terlihat dari besarnya kunjungan wisatawan mancanegara asal Jepang ke Indonesia. Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah wisatawan mancanegara asal Jepang pada Juni 2025 mencapai 29.569 orang. Angka ini meningkat 13,85% secara tahunan. Mereka rata-rata menghabiskan 6,64 hari di Indonesia.
Sementara itu, destinasi ke Jepang mencakup 3,64% dari total kunjungan wisatawan Indonesia ke mancanegara.
Selain data wisatawan mancanegara Jepang ke Indonesia maupun sebaliknya, potensi besar QRIS ke Jepang bisa dilihat dari pesatnya perdagangan antara kedua negara.
Berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan, total perdagangan Indonesia–Jepang pada periode Januari-Juni 2025 mencapai US$ 15,611 juta. Ini terdiri dari nilai ekspor US$ 8,123 juta dan nilai impor US$ 7,487 juta.
Adapun perinciannya sebagai berikut; nilai perdagangan migas mencapai US$ 1,014 juta, non-migas mencapai US$ 14,596 juta. Ekspor migas mencapai US$ 1,000 juta dan non-migas mencapai US$ 7,121 juta, sedangkan impor migas mencapai US$ 12.000 dan non-migas mencapai US$ 7,47 juta.