Indonesia-Kyrgyzstan Bidik Peluang Kerja Sama Industri Halal

Indonesia menjajaki kerjasama dengan negara Kirgistan dalam industri halal untuk membuka pasar baru sekaligus terobosan di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Indonesia-Kyrgyzstan Bidik Peluang Kerja Sama Industri Halal
Photo by Oziel Gómez / Unsplash
Daftar Isi

Indonesia tengah menjajaki peluang kerja sama pengembangan industri halal dengan Kyrgyzstan, membuka terobosan baru ekspor ke negara non-tradisional.

Sebelumnya, kerjasama dilakukan Pusat Industri Halal Kementerian Perindustrian dan Kementerian Ekonomi dan Perdagangan Republik Kirgistan di sela penyelenggaraan Halal Indo 2025, di ICE BSD, Tangerang, Banten pada (29/9/2025) lalu.

Ketua Umum Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia Benny Soetrisno mengatakan pasar Kyrgyzstan memang cukup asing namun mempunyai prospek yang menjanjikan.

“Produk-produk potensial yang bisa dikembangkan adalah produk makanan dan minuman atau produk fashion halal,” ujar dia kepada SUAR di Jakarta (1/10/2025)

Kyrgyzstan merupakan salah satu negara berkembang di kawasan Asia tengah selain Kazakhstan.

Menurut Benny, Indonesia dan Kyrgyzstan mempunyai persamaan yaitu hampir sebagian besar masyarakatnya beragama muslim jadi pengembangan industri halal antara kedua negara ini sangat tepat dan bisa saling menguntungkan.

"Pelaku usaha terus mendukung langkah pemerintah yang terus menjalin kerjasama perdagangan maupun industri dengan negara-negara non tradisional sehingga Indonesia mempunyai banyak opsi tujuan ekspor," ujar dia.

Ia mengatakan pemerintah harus melihat dulu perkembangan kerja sama ini apakah menguntungkan atau tidak.

"Jika menguntungkan maka peluang kerja sama bisa dikembangkan ke negara tetangga Kyrgyzstan seperti Uzbekistan dan Kazakhstan," tambahnya.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Kementerian Perdagangan, nilai perdagangan antara Indonesia dan Kyrgyzstan masih relatif kecil, tercatat pada 2024, nilai perdagangan Indonesia-Kyrgyzstan mencapai angka US$ 1,8 juta sementara itu dari periode Januari-Agustus 2025 mencapai angka US$ 1,4 juta.

Indonesia mengekspor 19 komoditas kode HS (Harmonized System) antara lain seperti produk kelapa sawit dan turunannya, kimia glycerol, rokok, tas, gingseng, garmen, dan lain-lainnya. Ekspor Indonesia ke Kyrgyzstan didominasi oleh produk kelapa sawit dan turunannya yang mencapai sekitar 90% dari total ekspor.

Kerja Sama Strategis

Kepala Pusat Pengembangan Industri Halal (PPIH) Kemenperin Kris Sasono Ngudi Wibowo mengatakan kerja sama ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekosistem industri halal yang saling menguntungkan, baik untuk pasar domestik maupun dalam mendukung rantai pasok global.

Sejumlah bidang yang dinilai strategis untuk penguatan industri halal antara lain di bidang peningkatan daya saing global,pertukaran informasi dan konsultasi, berbagi pengalaman dalam pelatihan SDM, promosi produk dan jasa halal, serta partisipasi dalam seminar dan simposium bersama

Direktur Pusat Pengembangan Industri Halal Republik Kyrgyzstan A.D. Kaiyrbekov menyambut baik peluang ini. Menurutnya, Indonesia adalah mitra strategis dalam pengembangan sektor halal. 

“Kami berharap pembahasan awal ini dapat segera diterjemahkan ke dalam program konkret yang memberi manfaat nyata bagi kedua negara,” ujar Kaiyrbekov.

Sebagai langkah awal, kesepakatan dituangkan dalam Record of Discussion (RoD) yang menjadi landasan untuk tindak lanjut ke bentuk perjanjian resmi, seperti Nota Kesepahaman (MoU) maupun perjanjian kerja sama lainnya.

Kemenperin menegaskan akan terus menjaga komunikasi dengan mitra Kirgizstan agar kerja sama ini berkesinambungan dan mampu mempercepat pertumbuhan industri halal di tingkat global.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Esther Sri Astuti mengatakan, kerjasama pengembangan industri halal antara Indonesia dan Kyrgyzstan bisa memperluas jangkauan pasar, membuka akses ke pasar yang lebih luas, baik di Indonesia maupun di Kyrgyzstan, untuk produk dan jasa halal.

"Diharapkan akan terjadi pertukaran pengetahuan dan pengalaman lalu terjadi transfer informasi, konsultasi, dan pengalaman dalam prorgam pelatihan SDM industri halal bisa dimanfaatkan," ujarnya kepada SUAR di Jakarta (2/10/2025).