Ekspor Mobil 'Made in Indonesia' Jadi Penopang Otomotif Nasional

ekspor mobil utuh/Completely Built-Up (CBU) tetap menjadi penopang terbesar ekspor.

Ekspor Mobil 'Made in Indonesia' Jadi Penopang Otomotif Nasional
Sejumlah mobil yang akan di ekspor terparkir di PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Karawang Plant 1, Karawang, Jawa Barat, Kamis (9/10/2025). (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/bar)

Ekspor mobil dari Indonesia menunjukkan tren positif di September 2025, sekaligus menjadi angin segar bagi industri otomotif di tengah melambatnya pasar domestik. 

Hal ini dibuktikan dengan ekspor otomotif nasional masih menunjukkan kinerja yang solid di sepanjang tahun 2025, ekspor mobil utuh/Completely Built-Up (CBU) tetap menjadi penopang terbesar ekspor.

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang diterima SUAR pada (13/10), total ekspor mobil CBU pada periode Januari-September 2025 mencapai 382.374 unit naik 10,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 344.899 unit.

Sementara itu, khusus untuk September 2025, ekspor mobil CBU mencapai 47.321 unit, yang turun 6,8% jika dibandingkan Agustus 2025 yang mencapai 50.778 unit.

Sekretaris Jenderal Gaikindo Kukuh Kumara mengatakan ekspor mobil dalam bentuk terurai/Completely Knocked Down (CKD) pada periode Januari-September 2025 mencapai 45.673 set meningkat 29,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 35.179 set.

Ekspor CKD pada September 2025 mencapai 4.386 set, turun dari Agustus yang mencapai 6.163 set.

“ Kinerja ekspor otomotif nasional cukup baik yang berasal dari CBU dan CKD, ditambah permintaan pasar juga meningkat,” ungkap dia.

Di sisi lain, ekspor komponen kendaraan kembali mencatatkan pertumbuhan. Pada September 2025, total pengiriman komponen mobil mencapai 16.100.113 pis, naik 11,9 persen dari bulan Agustus 2025 yang mencapai 14.394.277 pis. Secara kumulatif, pengiriman komponen sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini mencapai 108.152.701 pis, tumbuh sekitar 12 persen dari periode Januari–September 2024 lalu.

Toyota Masih Menguasai

Toyota masih menjadi kontributor terbesar ekspor mobil CBU Indonesia pada September 2025, dengan pengiriman 15.765 unit. Posisi kedua ditempati Daihatsu dengan 12.680 unit, disusul Mitsubishi Motors 7.962 unit. Hyundai berada di urutan keempat dengan 6.073 unit, diikuti Suzuki 3.261 unit.Sementara itu, Honda mengekspor 1.290 unit, Isuzu 114 unit, dan Wuling 161 unit.

Ekspor CKD pada September 2025 dikuasai oleh Mitsubishi Motors dengan pengiriman 3.280 set diikuti oleh Suzuki  dengan 564 set, dan Hyundai dengan 540 set.

Ekspor komponen pada September 2025 masih dikuasai oleh Toyota dengan pengiriman 14.672.330 pis,diikuti oleh Honda dengan 1.343.866 pis, Hino dengan 74.797 pis, Hyundai dengan 7.344 pis  dan Suzuki dengan 1.776 pis.

Penjualan Dalam Negeri Lesu

Secara kumulatif, penjualan mobil nasional Januari–September 2025 tercatat 561.820 unit, turun 11% dibanding periode yang sama tahun 2024 yang mencapai 630.754 unit.

Sementara itu,penjualan mobil nasional pada September 2025 tercatat mencapai 62.071 unit, naik tipis 0,5% dibanding Agustus 2025 yang sebanyak 61.777 unit.

Kukuh mengatakan penjualan mobil mengalami penurunan karena daya beli konsumen yang lemah serta pergeseran minat konsumen ke teknologi baru/mobil listrik.

PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) mencatat telah melakukan ekspor sebanyak 3 juta unit kendaraan, yang diproduksi di dalam negeri sejak 1987. 

Presiden Toyota Motor Corporation (TMC) Koji Sato dalam sambutannya di PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Karawang Plant 1, Karawang, Jawa Barat,  mengatakan, ini merupakan bukti kemampuan anak bangsa dapat menembus dan bersaing di pasar global. “Pencapaian tiga juta unit kendaraan ini menjadi pengingat akan kemampuan Indonesia yang mumpuni, menunjukkan kualitas atas apa yang telah kami produksi di sini,” kata dia seperti dikutip dari Antara, (13/10).

Petugas melihat mobil yang akan di ekspor di PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Karawang Plant 1, Karawang, Jawa Barat, Kamis (9/10/2025). (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/bar)

Sato juga menekankan bahwa pencapaian ini terwujud berkat sinergi dengan pemerintah, mitra industri, termasuk rantai pasok yang kuat, dan dukungan masyarakat Indonesia yang secara konsisten mendorong kemajuan industri otomotif nasional.

Dia berharap, dukungan pemerintah, para mitra dan semua pemangku kepentingan atas upaya dan dedikasinya selama lebih dari lima dekade ini, terus berjalan seiring dengan penguatan peran Indonesia dalam riset dan pengembangan (R&D) perusahaan serta meningkatkan ekspor yang lebih luas lagi. “Ke depannya, kami akan memperkuat peran Indonesia sebagai pusat research and development (R&D) dan ekspor untuk Global South,” kata Sato.

Adapun ekspor produk Toyota Indonesia diawali dengan pengapalan perdana Kijang generasi ketiga ke Brunei Darussalam pada tahun 1987. Pada 2004, Indonesia dipercaya menjadi basis produksi dan ekspor Kijang Innova sebagai bagian dari global model series yaitu Innovative International Multi-purpose Vehicle (IMV).

Jumlah negara tujuan dan volume ekspor semakin berkembang secara signifikan, hingga pada 2018 mencapai akumulasi 1 juta unit dan pada tahun 2022 mencapai akumulasi 2 juta unit ekspor kendaraan utuh.

Produk-produk yang populer di kalangan masyarakat Indonesia juga menunjukkan kinerja ekspor yang kuat. Seperti Avanza berhasil menembus pasar global dengan volume lebih dari 40.000 unit per tahun, sementara kendaraan ramah lingkungan berbiaya terjangkau (LCGC) seperti Agya mencatat ekspor lebih dari 30.000 unit per tahun.

Diapresiasi 

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengapresiasi atas pencapaian ekspor ke-3 juta unit kendaraan yang dilakukan oleh Toyota Group di Indonesia.

Capaian tersebut menjadi bukti nyata ketangguhan sektor manufaktur Indonesia yang terus tumbuh dan berdaya saing di kancah global.

"Toyota Indonesia telah menjadi salah satu motor penggerak industri otomotif nasional dengan kontribusi besar terhadap ekspor dan penyerapan tenaga kerja. Keberhasilan menembus ekspor tiga juta unit ini adalah tonggak penting yang menunjukkan bahwa struktur industri kita semakin kuat dan adaptif terhadap dinamika ekonomi global,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangannya yang diterima SUAR di Jakarta (13/10).

Agus menjelaskan, sektor otomotif memiliki efek berganda yang besar terhadap perekonomian nasional. Pada 2024, nilai tambah bruto industri kendaraan bermotor mencapai Rp180 triliun.

Dengan backward linkage sebesar 2,07 dan forward linkage sebesar 2,4, industri ini diperkirakan memberikan dampak tambahan sebesar Rp804 triliun terhadap sektor hulu dan hilir.

Toyota Indonesia juga telah membina lebih dari 700 perusahaan pemasok dan menyerap lebih dari 360 ribu tenaga kerja. Ini adalah kontribusi luar biasa terhadap ekonomi nasional.

Menperin berharap Toyota Indonesia terus mendukung komitmen pemerintah dalam pengembangan kendaraan ramah lingkungan dan pengurangan emisi karbon. Menurutnya, inisiatif tersebut menjadi bagian dari agenda besar transformasi industri menuju keberlanjutan.