Ada Potensi Triliunan Dollar AS, Tarik Investasi Bangun Infrastruktur AI

Potensi ekonomi AI di ASEAN mampu meningkatkan PDB sebesar USD 1 triliun pada tahun 2030, dengan kontribusi Indonesia mencapai 40% atau sekitar USD 366 miliar. Perusahaan pun melakukan berbagai ekspansi untuk memenuhi potensi itu.

Ada Potensi Triliunan Dollar AS, Tarik Investasi Bangun Infrastruktur AI
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, pada saat memberikan sambutan di acara Kagama Leaders Forum, Rabu (24/9/2025). Foto: Gema/Suar.id

Penggunaan artificial intelligence (AI) tak sekadar untuk meringankan pekerjaan, namun juga punya potensi besar menggerakkan perekonomian negara.

Menurut Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, potensi ekonomi AI di ASEAN mampu meningkatkan PDB sebesar USD 1 triliun pada tahun 2030, dengan kontribusi Indonesia mencapai 40% atau sekitar USD 366 miliar. Perusahaan pun melakukan berbagai ekspansi untuk mewujudkan potensi itu.

Dalam acara Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) bertajuk "Indonesia Merdeka AI" yang digelar di Auditorium Abdurrahman Saleh RRI, Jakarta, Rabu (24/9/2025), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, AI memiliki potensi yang luar biasa untuk digunakan sebagai senjata dalam artian memperkuat perekonomian Indonesia dan daya saing global.

Tak hanya mendorong perekonomian, penggunaan AI juga membuka lapangan kerja baru. Memang banyak lapangan kerja saat ini yang tergusur, tapi kehadiran AI juga bisa membuka lapangan kerja baru.

Indonesia disebut membutuhkan 10,7 juta talenta digital sampai dengan tahun 2030. Maka dari itu, Indonesia juga telah menjalin kerjasama dengan Singapura melalui TECH:X Program. Program pertukaran talenta digital antara kedua negara bertujuan memperkuat dan meningkatkan kompetensi talenta muda di bidang digital.

Airlangga pun menegaskan bahwa AI ini harus digunakan untuk membawa Indonesia menuju Indonesia Emas 2045.

"AI adalah sebuah keniscayaan. Dan AI itu akan menjadi game changer – membawa Indonesia dari sekarang negara 16 terbesar di G20 menuju negara yang 4 besar di tahun 2045," kata Airlangga.

Pada 1974, Indonesia disebut pernah mengalami kejayaan industri minyak dan gas bumi. Begitu juga di tahun-tahun berikutnya Indonesia kuat dengan hilirisasi industri sawit. Namun saat ini, sumber daya manusia dan digitalisasi diharapkan sebagai the next engine of growth.

"Baru, kita bisa menyusul kemajuan yang ada di Jepang, yang ada di Korea, yang ada di Cina. Itulah yang membuat kita nanti menjadi 5 besar ekonomi di 2045. SDM maju adalah yang mampu menguasai AI, demi pertumbuhan ekonomi dan bangsa Indonesia," ucapnya.

Inisiatif perusahaan

Chief of Information Technology (IT) & Digital Officer Telkom Indonesia Faizal Rochmad Djoemadi mengatakan, kehadiran AI sebagai teknologi mampu menarik masuk para investor untuk berinvestasi dan mendorong iklim investasi di Indonesia.

Faizal melihat dari sisi investasi, AI ini akan membuat investasi masuk ke Indonesia. "Ini penting sekali. Tidak hanya di operator telko, dengan deployment AI dan use case yang digunakan oleh berbagai pemerintah, industri, BUMN, private sector, UMKM, otomatis ada kebutuhan hardware, software, data center, dan seterusnya. Ini akan meng-drive investasi,” jelas Faizal.

Panelis Kagama Leaders Forum: Siti Murtiningsih, Taufik Rahzen, Ajar Edi, Angga Airlangga, Faizal Rochmad Djoemadi.

Faizal juga menyoroti pentingnya pengembangan talenta-talenta digital dan dukungan terhadap startup yang terus tanpa henti melakukan inovasi solusi-solusi dengan menggunakan AI.

“Hari ini banyak teman-teman lulusan universitas, terutama anak-anak sistem informasi, informatika, sistem komputer, dan lain seterusnya yang bikin solusi-solusi AI yang bahkan mereka punya intelectual property right. Mereka daftarkan, mereka patenkan algoritma yang dibikin,” ucapnya.

Indonesia menurutnya tidak kekurangan inovator. Banyak yang memiliki ide atau terobosan yang potensial, namun mereka dihadapkan dengan kendala tidak bisa menyentuh pasar, lantaran tidak adanya investor yang membantu mereka melakukan pengembangan dan inovasi khususnya berkaitan dengan AI.

Kondisi tersebut jelas harus segera diatasi. Salah satu caranya, seperti yang dilakukan Telkom Indonesia, melalui investasi GPU (graphics processing unit) yang bisa digunakan oleh anak-anak muda dan inovator dalam bereksperimen membangun ekosistem penggunaan AI.

“Kami punya namanya AI Playcourt, di mana GPU kami itu bisa digunakan teman-teman startup melakukan eksperimental, termasuk di bidang AI," ujar Faizal. "Hari ini GPU kami sudah okupansi 87%, jadi tinggal 13%,” lanjutnya.

Senada dengannya, SVP Regulatory & Government Affairs PT Indosat Tbk Ajar Edi menyoroti pentingnya membangun infrastruktur teknologi di Indonesia dalam mendorong kemajuan digitalisasi dan perekonomian.

“Infrastruktur AI yang ada GPU chip-nya ada di semua negara. Menurut saya itu menjadi sebuah hal kritikal. Kedaulatan sebuah negara atas teknologi diwujudkan dengan adanya infrastruktur yang ada di negara itu sehingga negara itu berdaulat dan bermartabat,” kata Ajar.

Kerjasama antarperusahaan sangat penting dalam pengembangan AI. Salah satu alasannya karena teknologi yang satu ini membutuhkan investasi yang besar, keahlian yang khusus, hingga akses terhadap data yang melimpah. Dengan berkolaborasi, perusahaan dapat mengatasi berbagai tantangan yang ada demi mempercepat inovasi di era digital saat ini.

Di kesempatan yang sama, Head of Government & Regulatory Affairs IBM Indonesia Angga Airlangga sebagai salah satu panelis menjelaskan bahwa IBM Indonesia sebagai perusahaan yang sudah hadir sejak tahun 1937 berfokus pada enterprise solution dengan menggunakan pendekatan AI.

“Jadi ekosistem itu sesuatu yang sangat penting bagi IBM. Kami bekerjasama, misalnya dengan Telkom ada MoU. Solusi kami ada di Telkom BigBox yang sudah kami support untuk use case-nya, itu salah satu yang kami kembangkan,” ucap Angga.

Angga juga percaya bahwa kehadiran AI tidak akan menggantikan peran manusia di berbagai sektor, apabila manusia menggunakan dan memanfaatkan AI dalam membantu menyelesaikan pekerjaannya.

"Menurut IBM sendiri, AI tidak akan menggantikan manusia, tetapi manusia yang bekerja dengan AI bisa menjadi lebih produktif. Itu yang menjadi salah satu pedoman kami dan memang kami berusaha untuk membangun ekosistem," ujarnya.

Talenta digital

IBM Indonesia juga bekerjasama dengan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) dalam mengembangkan talenta-talenta baru melalui AI Talent Factory. Melalui kerjasama ini, IBM berupaya mendorong inovasi dan berbagi keahlian untuk memberikan dampak nyata dalam menciptakan ekosistem AI.

“Mahasiswa yang menjadi AI Talent Factory ini use case yang mereka hasilkan itu sangat maju dan dibutuhkan kolaborasi dari semua, yang kita sebut sebagai pentahelix,” lanjutnya.

Namun, menjalin kolaborasi antarperusahaan ataupun dengan pemerintah dalam membangun ekosistem AI ini bukanlah suatu hal yang mudah. IBM juga menghadapi tantangan-tantangan lainnya. Upaya tersebut pun terus dilakukan untuk mewujudkan kolaborasi demi Indonesia yang maju.

“Kita kerja ama dengan Telkom dan Komdigi, itu yang kami kembangkan,” ungkapnya.

Indonesia sendiri memiliki potensi besar dalam pengembangan dan pemanfaatan AI. Adopsi teknologi AI di dalam negeri terus meningkat secara signifikan yang didorong oleh berbagai faktor.

Wakil Menteri Komdigi, Nezar Patria, mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya telah membuat Peta Jalan Kecerdasan Artifisial (KA) Indonesia sebagai upaya untuk mewujudkan penggunaan kecerdasan buatan yang etis dan bertanggung jawab demi memperkuat daya saing global.

“Komdigi saat ini fokus untuk menentukan atau membuat Peta Jalan Kecerdasan Artifisial Indonesia. Bulan lalu, kami baru saja merilis satu draf buku putih Peta Jalan Kecerdasan Artifisial yang saat ini dalam proses finalisasi,” jelasnya.

Demi mewujudkan visi dan misi tersebut, Komdigi telah mengarahkan sejumlah regulasi yang nantinya hadir untuk bisa menunjukkan hukum dan kebijakan yang mendukung inovasi serta teknologi KA yang berpusat kepada human-centric, aman, dan berorientasi kepada kesejahteraan masyarakat.

Pengembangan KA ini diarahkan agar selaras dengan agenda pembangunan nasional dan prioritas transformasi digital, serta diharapkan akan mampu menjawab persoalan di bidang ketahanan pangan, pendidikan, kesehatan, ekonomi dan keuangan, reformasi birokrasi, politik, hukum, keamanan, energi dan lingkungan, perumahan, transportasi, logistik, infrastruktur, seni, budaya, dan juga ekonomi kreatif.

Peta Jalan KA Indonesia ini dibuat untuk menciptakan suatu ekosistem kolaborasi riset dan inovasi AI yang bisa menumbuhkembangkan iklim investasi serta menyiapkan use case demi mewujudkan program prioritas nasional.

“Kita harapkan use case ini bisa menjawab sejumlah problem-problem yang muncul dari gerak bangsa kita untuk menuju kemadirian teknologi,” kata Nezar.