Negosiasi Indonesia-Uni Eropa Tuntas, Dunia Usaha Perlu Bersiap Ekspansi

Kian terbukanya kerjasama ekonomi jangka panjang antara Indonesia dengan Uni Eropa kini dikuatkan dengan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (IEU-CEPA). Perjanjian ini ditargetkan berlaku 1 Januari 2027.

Negosiasi Indonesia-Uni Eropa Tuntas, Dunia Usaha Perlu Bersiap Ekspansi
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto dan Komisioner Perdagangan Uni Eropa Maros Sefcovic menandatangani kesepakatan substantif (substantive conclusion) di Gamelan Ballroom, Sofitel Nusa Dua Bali, Selasa (23/9/2025). SUAR/Sutta Dharmasaputra

Di tengah adanya ketidakpastian kerjasama ekonomi multilateral ditambah perang tarif oleh Amerika Serikat, kerjasama regional bahkan bilateral menjadi bantalan bahkan tumpuan banyak negara. Karena itu, dengan terbukanya kerjasama Indonesia-Uni Eropa menghembuskan angin segar.

Kian terbukanya kerjasama ekonomi jangka panjang antara Indonesia dengan Uni Eropa ini dikuatkan dengan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (IEU-CEPA). Perjanjian ini ditargetkan berlaku 1 Januari 2027.

Sebagian pihak sempat meragukan kesungguhan kerjasama ini karena perundingan yang terjadi sudah memakan waktu sangat lama, hampir 1 dekade. Bahkan, Asosiasi Pengusaha Indonesia mencatat upaya ini sudah dilakukan 19 tahun.

Akan tetapi, di tahun ini, perundingan mengalami kemajuan sangat pesat. Pada 13 Juli 2025, Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen bertemu di Brussels, Belgia menandatangani kesepakatan ini secara politik. Namun, dari pertemuan tersebut masih menyisakan sejumlah persoalan substantif.

Dua bulan setelahnya, langkah maju kembali terjadi. Kedua belah pihak telah menuntaskan berbagai negosiasi terkait isu-isu substansial. Pada Selasa 23 September 2025, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto dan Komisioner Perdagangan Uni Eropa Maros Sefcovic menandatangani kesepakatan substantif (substantive conclusion) di Gamelan Ballroom, Sofitel Nusa Dua Bali.

Komisioner Perdagangan Uni Eropa Maros Sefcovic saat berpidato dalam penandatanganan kesepakatan substantif IEU-CEPA di Gamelan Ballroon, Sofitel Nusa Dua Bali, Selasa (23/09/3035). SUAR/ Sutta Dharmasaputra

Dalam proses perumusan perjanjian perdagangan internasional, penandatanganan substantive conclusion bermakna bahwa kedua belah pihak sudah menyelesaikan seluruh isu substansial dalam negosiasi. Artinya, tidak ada lagi topik teknis atau bab-bab atau pasal penting yang masih diperdebatkan. Semua pasal inti telah disepakati. Tahap selanjutnya adalah masuk ke fase penyisiran naskah legal dan penerjemahan resmi.

“Dengan penandatanganan dan pengumuman bersama atas kesimpulan substantif negosiasi CEPA, dimulailah era baru dalam hubungan bilateral kedua negara. Kerja sama ini merupakan kolaborasi antara 723 juta orang dari kedua negara dengan nilai lebih dari USD 21 triliun,” kata Menko Airlangga dalam pertemuan dengan pers bersama Maros.

Uni Eropa pun menilai capaian ini merupakan peristiwa yang sangat bersejarah. “Merupakan kehormatan bagi saya untuk berdiri di sini, hari ini, bersama Menteri Airlangga, juga seluruh Duta Besar Uni Eropa dan tim negosiasi Indonesia yang sangat tangguh, kuat, dan dinamis pada seremoni bersejarah ini. Saya ingin memulai dengan menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada Menteri Airlangga,” ungkap Maros.

Airlangga memprediksi, ekspor Indonesia ke Uni Eropa akan meningkat signifikan hingga 60% dan  meningkatkan pendapatan nasional USD 2,8 miliar, serta memberikan dampak kepada 5 juta tenaga kerja di Indonesia yang berkaitan dengan sektor padat karya, dan mengurangi kemiskinan. 

Bagi Uni Eropa, kerjasama ini juga akan memberi pesan kepada dunia  yang sedang dilanda ketidakpastian dan perubahan sangat cepat bahwa Uni Eropa dan Indonesia terbuka untuk selalu bekerjasama yang saling menguntungkan.

Hadir menyaksikan penandatanganan: Duta Besar Indonesia Untuk Brussels dan Uni Eropa, Duta Besar Uni Eropa Untuk Indonesia dan Brunei Darussalam, 21 Duta Besar Negara Anggota Uni Eropa, serta perwakilan Pejabat Tinggi dari sejumlah Kementerian/Lembaga terkait. 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto saat berpidato dalam penandatanganan kesepakatan substantif IEU-CEPA di Gamelan Ballroon, Sofitel Nusa Dua Bali, Selasa (23/09/3035). SUAR/ Sutta Dharmasaputra

Ruang Lingkup Kerjasama

Liberalisasi pasar di bawah IEU-CEPA mencakup bidang barang, jasa, dan investasi. Terkait barang, kedua pihak berkomitmen menghilangkan tarif pada lebih dari 98% jenis tarif dan 99% dari total nilai impor. 

Saat diimplementasikan, produk Indonesia langsung akan menikmati tarif 0% di 90,4% pasar Uni Eropa dan pengurangan tarif lebih lanjut akan menyusul secara bertahap.

Implementasi kesepakatan tersebut akan meningkatkan, ekspor komoditas utama Indonesia seperti minyak sawit, kopi, tekstil dan pakaian jadi, alas kaki, dan furniture. IEU-CEPA juga akan membuka peluang Indonesia untuk mengekspor produk-produk berteknologi tinggi, termasuk ponsel pintar dan peralatan telekomunikasi, sehingga mendorong diversifikasi ekspor dan meningkatkan daya saing industri nasional di pasar global. 

Terkait fasilitasi perdagangan, kedua pihak akan memperkuat kerja sama melalui penyederhanaan prosedur ekspor-impor, dan kolaborasi yang lebih erat antara otoritas pabean.

Dalam hal investasi, Uni Eropa merupakan salah satu negara dengan investasi tertinggi di Indonesia dengan kontribusi signifikan di sektor-sektor utama seperti bahan kimia dan farmasi, jasa, perumahan dan kawasan industri, perhotelan, perdagangan dan reparasi, serta industri makanan. 

Kesepakatan IEU-CEPA juga akan memberikan kepastian regulasi yang lebih besar, mendorong transfer teknologi, dan memperkuat integrasi Indonesia ke dalam rantai pasokan global.

Dunia Usaha Bersiap

Dunia usaha menyambut antusias kemajuan ini. Perjanjian IEU-CEPA diyakini dapat memberikan manfaat konkret bagi Indonesia, khususnya dalam memperluas ekspor dan mengamankan akses pasar yang lebih luas di Uni Eropa.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia Shinta Kamdani berharap, kerjasama IEU-CEPA menciptakan kerjasama perdagangan yang lebih baik, yang transformatif, bukan menkadi sekadar kertas penjanjian.

Equal access, plus investment, plus standard alignment,” papar Shinta dalam acara Forum Bisnis selepas acara penandatanganan kesepakatan.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia Shinta Kamdani dalam acara penandatanganan kesepakatan substantif (substantive conclusion) di Gamelan Ballroom, Sofitel Nusa Dua Bali, Selasa (23/09/25). SUAR/ Sutta Dharmasaputra

Kesetaraan akses dengan masing masih pihak membuka pintu. Investasi dengan membangun kapasitas. Penyelarasan standar untuk memastikan daya saing global.

Implementasi IEU CEPA  juga mengikuti kesiapan para pemangku bisnis sehingga tidak ada  perusahaan yang tertinggal di belakang.

Langkah selanjutnya yang perlu segera dilakukan paska ditandatangani kesepakatan substantif, menurut Ketua Bidang Perdagangan Apindo, Anne Patricia Sutanto, adalah melakukan diseminasi ke provinsi, kabupaten/kota. 

“Persiapkan dunia usaha di daerah sebagai bagian dari ekosistem supply chain.. dengan standar yang bisa masuk ke Uni Eropa. Berikan advokasi dan capability buildings bagi sektor-sektor yang memerlukan upgrading dan pemahaman untuk bisa comply,” tambahnya.

Pemerintah juga perlu memastikan regulasi yang ada agar selaras dengan apa yang dunia usaha perlukan untuk menjaga dan menambah daya saing Indonesia di Uni Eropa.

Sebagai pengusaha yang bergerak di industri garment, Anne pun sudah mulai mempersiapkan diri untuk ekspansi. PT Pan Brothers sudah memesan sejumlah mesin untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing.

“Hahaha.. iya saya lagi di Cisma Shanghai.. tapi memang kita sudah plan beberapa bulan yang lalu.. utk fokus pengembangan dan peningkatan daya saing. Karena kan delivery 1 Januari 2027. Pesannya dari 2026,” jawab Vice CEO Pan Brothers itu di ujung telepon saat dikonfirmasi rencana ekspansinya.

CEO PT Bina Busana Daniel Tirta Kristiadi pun sudah melakukan ancang-ancang. Menurutnya, dunia usaha terkait pasti sudah mulai bersiap untuk ekspansi. Meskipun perjanjian ini baru diimplementasikan Januaro 2027, tetapi penandatanganan Kesepakatan Substantif memberi pesan psikologis yang kuat.

Dia bahkan sudah mendengar perusahaan brand global pun sudah mulai mempertimbangkan untuk membuka pabrik di Indonesia karena pasar tenaga kerja di Vietnam pun sudah mulai susah.

Meski demikian, Daniel memperkirakan, jalan ini juga tidak bisa dianggap mudah. Pasalnya, dari pihak buyer saat ini sudah mensyaratkan standar yang tinggi. Dicontohkan, ada buyer garment yang melarang penggunaan mesin berbahan bakar batubara.

Kendati demikian, langkah maju IEU-CEPA patut disyukuri dan kini tinggal bagaimanasemesta dunia usaha di negeri ini mempersiapkan diri untuk membangun kemitraan jangka panjang yang saling menguntungkan dengan Uni Eropa.

"The morning sun shines on the land. The old town clock begins to chime. Indonesia holds Europe's hand. Through CEPA partnership, and across all time.” Demikian pantun Menko Airlangga.