Keramaian di ballroom sebuah hotel pasca gelaran Roundtable Decision SUAR masih menyala. Mayoritas tamu VIP dan VVIP masih saling bercakap-cakap ketika tim SUAR masuk ke dalam pusaran untuk mewawancarai Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi.
Biasa mengurus salah satu kota tersibuk di tanah air, Cak Eri, demikian ia biasa disapa, tampak lebih santai ketika ia ditanya tak lagi sekadar urusan kota. Bahkan lebih semangat lagi ketika kami bertanya soal salah satu kegemarannya: bermain tenis.
Tenis, menurut Eri, bukan hanya menyehatkan badan. “Olahraga jadi cara paling efektif untuk menambah teman dan koneksi,” kata dia di Jakarta, Kamis (11/12).
Ia menjelaskan, tenis melahirkan beberapa strategi ampuh untuk membangun relasi yang tidak bisa didapat dari lingkungan kerja. “Cara tenis bekerja itu simpel tapi efektif. Mau main tunggal atau ganda, interaksi langsung itu wajib. Kita harus komunikasi, harus kerjasama. Dari sana, ikatan lawan atau partner main langsung terbentuk,” ujar Eri.
Eri mengatakan, bergabung dengan klub tenis atau komunitas membuka peluang pertemanan, mentor, atau bahkan peluang bisnis.
“Kunci dasar menjadi seorang pemimpin harus bertemu dengan banyak orang, dan tenis adalah salah satu cara yang saya manfaatkan untuk bangun relasi,” kata dia.
Sesi sparring rutin bagi dia, bukan hanya latihan, tapi juga ajang sosialisasi untuk berbagi pengalaman, strategi, dan membangun jaringan dengan pemain lain.
Mengikuti turnamen antar komunitas atau klub adalah cara efektif untuk meningkatkan kemampuan sambil bertemu pemain dari berbagai latar belakang.
Tenis juga bisa melatih otot seluruh tubuh, dari lengan, bahu, dada, punggung, hingga kaki, meningkatkan kekuatan dan daya tahan.
Eri menambahkan, tenis juga memberikan manfaat mental dan kognitif dengan mengurangi stres, kecemasan, dan meningkatkan mood melalui keseruan bermain bersama teman.
“Itulah mengapa saya cinta tenis karena banyak sekali manfaatnya, saya biasanya main ketika sore hari sehabis pulang kerja, rutin 3 kali dalam seminggu,” ujar dia.
Venus Williams
Kalau ditanya idola, Eri langsung menyebut nama Venus Williams. Ia melihat Venus tidak hanya seperti atlet, tapi seorang ikon yang punya visi dan konsistensi luar biasa.
“Bersama adiknya, Serena, ia mendobrak dominasi pemain kulit putih di tenis, menjadi inspirasi global, terutama bagi wanita dan atlet berkulit hitam,” kata dia.
Venus, baginya bisa tetap membuktikan dirinya tetap kompetitif di level tertinggi selama belasan tahun, dan meraih gelar berbeda diantaranya tujuh Gelar Grand Slam Tunggal - 5 Wimbledon, 2 AS Terbuka, Medali emas Olimpiade dan turnamen lainnya.
“Ia dikenal dengan servis keras, forehand, dan gerakan yang dinamis sangat atletis. Dia merupakan pelajaran yang sangat berharga tentang kemampuan bertahan dan tetap menjadi yang terbaik,” kata dia.
Dari kecintaannya dengan tenis, Eri punya segudang ide bagaimana memajukan tenis di Indonesia.
Menurut dia, harus ada roadmap terstruktur dan pembinaan yang didukung sinergi pemerintah dan swasta.
“Perlu dibangun training center yang bagus, dicari pelatih yang berkualitas, dan mencari atlet bermental juara sejak dini,” kata dia.
Ia menambahkan, membangun ekosistem tenis juga perlu dengan mengadakan liga tenis nasional yang dikelola profesional dengan hak siar televisi untuk mematangkan atlet dan menciptakan industri.
“Rutin gelar kejuaraan, termasuk untuk usia muda, guna menciptakan prestasi berkelanjutan,” tambahnya.