Butuh Terobosan untuk Dorong Penurunan Emisi di ASEAN

Sektor kelistrikan diperkirakan akan menjadi sektor yang paling cepat mengalami dekarbonisasi.

Butuh Terobosan untuk Dorong Penurunan Emisi di ASEAN
oto udara areal hutan mangrove di Teluk Kendari, Sulawesi Tenggara, Sabtu (25/10/2025). (ANTARA FOTO/Andry Denisah/nym.)

Tak cukup komitmen belaka, perlu aksi nyata untuk mencapai ketahanan iklim. Hasil penelitian Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA) menyatakan, emisi CO2 di ASEAN diprediksi menurun secara signifikan setelah 2030 jika sejumlah negara di kawasan berkomitmen penuh untuk mengurangi emisi karbon atau dekarbonasi.

Laporan yang dipaparkan dalam sebuah diskusi di Jakarta, Senin (24/11/2025), juga menyatakan bahwa sektor kelistrikan diperkirakan menjadi sektor yang paling cepat mengalami dekarbonisasi. Untuk mencapai target tersebut, menurut Direktur Kebijakan Energi dan Kepala Asia Zero Emission Center ERIA Nuki Agya Utama, diperlukan sejumlah terobosan untuk mendorong tercapainya transisi energi yang ditargetkan.

Sejumlah terobosan yang diperlukan adalah pengembangan peta jalan dekarbonisasi (decarbonisation roadmap), mendorong aksi sektoral di industri prioritas seperti kimia, energi dan manufaktur, serta membangun mekanisme pasar dan pembiayaan transisi.

"Cara mengembangkan peta jalan dekarbonisasi bisa dengan persiapan,mulai membuat rencana pengurangan emisi yang terukur. Evaluasi dan pahami biaya yang terlibat dan dampak dari berbagai inisiatif pengurangan," kata Nuki dalam diskusi tersebut.

Di sisi lain, aksi sektoral di industri prioritas seperti kimia dan manufaktur harus didorong. Contoh aksi prioritas dekarbonisasi di sektor kimia meliputi penggunaan energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi, penerapan carbon capture storage (CCS), dan pengembangan bahan kimia hijau seperti produksi amonia hijau dan biru.

Terobosan terakhir untuk mendorong dekarbonisasi adalah membangun mekanisme pasar dan pembiayaan transisi bisa dengan penggunaan instrumen keuangan hijau seperti obligasi hijau dan pembiayaan hijau (misalnya dari bank seperti MUFG Bank) untuk proyek rendah karbon, pendanaan campuran (blended finance) yang menggabungkan dana publik dan swasta, serta skema pembiayaan khusus dari pemerintah yang bekerja sama dengan lembaga keuangan untuk program tertentu.

Sejak Bursa Karbon Indonesia (IDX Carbon) diluncurkan pada September 2023, volume perdagangan karbon hingga semester pertama tahun ini meningkat tiga kali lipat dengan nilai kumulatif Rp 77,95 miliar.

Prospek perdagangan di bursa karbon Indonesia menunjukkan kinerja yang optimistis dalam perjalanannya yang kurang dari dua tahun ini. Di akhir tahun 2023, volume perdagangan karbon di lantai bursa Indonesia baru tercatat 494.254 ton setara karbon dioksida (CO2e) dengan nilai Rp 30,91 miliar.

Di tahun 2024, perdagangan karbon 413.764 ton CO2e dengan nilai Rp 19,73 miliar. Namun, di semester pertama 2025 volume perdagangan melesat 691.304 ton CO2e dengan nilai Rp 27,31 miliar. Jauh melampaui kondisi tahun 2024.

Salah satu contoh perusahaan yang telah berkomitmen dalam menegakkan dekarbonisasi adalah perusahaan kelapa sawit dengan mengolah limbah menjadi energi terbarukan (biogas).

Ketua Umum Gapki Eddy Martono mengatakan, industri kelapa sawit dapat didekarbonisasi melalui berbagai strategi, seperti mengolah limbah menjadi energi terbarukan (biogas), meningkatkan serapan karbon melalui biomassa dan manajemen lahan, serta mengganti energi fosil dengan biofuel sawit. 

“Upaya ini bertujuan mengurangi emisi gas rumah kaca dan berkontribusi pada tujuan netralitas karbon,” ujar dia kepada SUAR di Jakarta (24/11).

Cara-cara dekarbonisasi pada industri sawit, dengan pemanfaatan limbah,dengan mengolah limbah cair kelapa sawit (POME) menjadi biogas untuk pembangkit listrik. Tandan kosong juga bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi terbarukan.

Kualitas lingkungan meningkat

Pengamat Ekonomi Indef Eko Listiyanto menuturkan manfaat yang didapatkan dari dekarbonisasi adalah menurunkan jumlah emisi dari sektor energi, industri, transportasi, dan pertanian, yang berkontribusi pada penanganan perubahan iklim.

Dekarbonisasi bisa meningkatkan kualitas lingkungan dan membantu menjaga keanekaragaman hayati dan mengurangi biaya pengendalian dampak lingkungan.

“Dekarbonisasi juga memberikan manfaat bagi ekonomi terutama membuka jutaan lapangan kerja baru di sektor energi terbarukan dan industri hijau,” ujar dia kepada SUAR di Jakarta (24/11).

Manfaat lain adalah bisa mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar fosil, sehingga harga energi domestik lebih stabil.

Kementerian Kehutanan (Menhut) menyebut potensi total kredit karbon Indonesia yang dapat diperdagangkan mencapai 13,4 miliar ton setara karbon dioksida (CO2) hingga 2050 dengan nilai ekonomi mencapai Rp41,7 triliun hingga Rp127,98 triliun bergantung pada harga karbon di pasar global.

Tingginya minat investor asing pada pasar bursa karbon Indonesia juga diungkapkan oleh Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BI) Jeffry Hendrik.

Ia mengatakan, dalam acara United Nation (UN) Climate Change Conference di Belem Brasil pada 10 November – 21 November 2025, banyak investor yang datang ke paviliun Indonesia menanyakan dan menyatakan minat investasi di bursa karbon Indonesia.

“Jadi saat ini kita mengumpulkan minat beli dan minat jual yang bisa kita himpun untuk melihat prospek di bursa karbon kita ke depan,” ujar Jeffry ditemui di Gedung BEI, Jakarta, Senin (24/11/2025).

Jeffry yang juga baru tiba dari acara itu di Brasil mengatakan, saat di acara itu pemerintah menyampaikan ada puluh proyek dari Indonesia.

“Kira-kira sebanyak 90 juta ton minat jual yang bisa saja nanti sebagian atau seluruhnya diperdagangkan melalui IDX Carbon. Sampai dengan kemarin juga kita mendapatkan informasi kalau paling tidak sudah ada 14 juta ton minat belinya,” ujarnya.

Namun, ia belum bisa menaksir berapa nilai dari minat bursa kabron tersebut. Sebab, proyek tersebut belum menjadi unit karbon sehingga belum bisa dihitung.