Di Tengah Perlambatan Ekonomi Dunia, Ekspor Mobil Masih Tumbuh

Secara kumulatif Januari–November 2025, ekspor mobil CBU tercatat 473.971 unit, meningkat 10,6% dibandingkan periode sama 2024 yang berada pada level 428.613 unit.

Di Tengah Perlambatan Ekonomi Dunia, Ekspor Mobil Masih Tumbuh
Acara seremoni ekspor 3 juta unit Toyota pada Oktober 2025 lalu. Foto: Humas Kementerian Perindustrian

Ekspor mobil utuh (completely built-up/CBU) buatan Indonesia sepanjang November 2025 bergerak dinamis dan menunjukan tren positif. Berdasarkan data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) ekspor CBU pada November 2025 tercatat 46.920 unit naik 3,4% jika dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 45.379 unit.

Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara mengatakan secara tahunan (year on year), kinerja ekspor CBU juga menunjukkan penguatan, tumbuh 26,4 persen dibandingkan November 2024 yang berada di angka 37.130 unit.

Faktor utama pendorong ekspor CBU adalah permintaan pasar global yang stabil dan kebutuhan pasar akan unit siap pakai tinggi walau di tengah perlambatan ekonomi dunia. “Ekspor mobil CBU pada November 2025 naik dan kondisi menggambarkan industri otomotif masih menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia,” ujar dia kepada SUAR di Jakarta (11/12/2025).

Secara kumulatif Januari–November 2025, ekspor mobil CBU tercatat 473.971 unit, meningkat 10,6% dibandingkan periode sama 2024 yang berada pada level 428.613 unit.

Sementara ekspor komponen kendaraan pada November 2025 juga melemah cukup dalam. Total pengiriman tercatat 9.558.868 pieces (pis), turun 22,2 persen dibandingkan Oktober 2025 yang mencapai 12.287.422 pis. Namun secara tahunan pelemahannya lebih moderat, hanya 11,4 persen dari November 2024.

Toyota kembali memimpin ekspor CBU sepanjang November 2025 dengan 13.973 unit,yang diikuti oleh Daihatsu (12.258 unit), Mitsubishi Motors (11.211 unit), dan Suzuki (3.303 unit). Hyundai berada di posisi kelima dengan 3.195 unit, disusul Honda 1.862 unit. Tiga merek lain berada di bawah 1.000 unit, yaitu Isuzu (618 unit), Wuling (490 unit), dan Hino (10 unit).

Sejumlah pengunjung menyaksikan mobil yang dipamerkan pada pameran otomotif GAIKINDO Jakarta Auto Week 2025 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) Kabupaten Tangerang, Banten, Jumat (21/11/2025). Pameran otomotif akhir tahun terbesar dan terlengkap tersebut 80 peserta, dari 33 kendaraan penumpang, 10 merek sepeda motor, dan 2 merek karoseri, serta berbagai merek pendukung lainnya. yang berlangsung hingga Minggu (30/11). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/nz

Kukuh menuturkan berbeda dengan CBU,  kinerja ekspor mobil terurai (completely knocked down/CKD) justru mengalami penurunan. Total pengiriman pada November 2025 hanya 5.026 set unit, atau terkoreksi 9,6 persen dari Oktober 2025 yang mencapai 7.140 set unit. Meski begitu, bila dibandingkan periode sama tahun lalu, kinerja CKD justru tumbuh 70,3 persen dari sebelumnya 2.952 set unit.

Di kategori CKD, Mitsubishi Motors menjadi penyumbang terbesar dengan 3.286 set unit. Hyundai menyusul dengan 1.080 set unit, lalu Suzuki 660 set unit.

Sementara untuk komponen, Toyota menjadi eksportir terbesar dengan 8.300.476 pis, diikuti Honda (1.147.434 pis) serta Hino (102.764 pis). Hyundai dan Suzuki masih berada pada kisaran volume yang jauh lebih kecil, masing-masing 5.362 pis dan 2.832 pis.

Pencapaian Ekspor 3 Juta Unit Mobil Toyota

PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) memastikan capaian penting dalam kiprahnya di industri otomotif nasional. Tahun 2025 ini, total ekspor mobil utuh (completely built-up, CBU) produksi Toyota di dalam negeri akan menembus angka tiga juta unit. Itu merupakan akumulasi sejak pertama kali dilakukan Toyota di Indonesia pada 1987.

Presiden Direktur TMMIN Nandi Julyanto mengatakan pencapaian tersebut menegaskan posisi Toyota sebagai produsen otomotif terbesar di Indonesia, sekaligus menjadi tonggak sejarah bagi industri dalam negeri. 

“Ini pertama kali produsen otomotif Indonesia mencapai ekspor tiga juta unit,” ujar dia dalam siaran persnya yang diterima SUAR di Jakarta (12/12/2025).

Simak juga:

Sejumlah Merek Mobil Baru Unjuk Gigi Di Akhir Tahun
Lepas L8 memulai debutnya di Indonesia melalui Gaikindo Jakarta Auto Week 2025, yang masih berlangsung hingga 30 November di ICE BSD, Tangerang, Banten. SUV premium hybrid ini memiliki desain sporty elegan dengan teknologi yang melimpah, dapat dimiliki dengan harga Rp 589 juta.

Secara kumulatif ekspor mobil dari TMMIN sudah mencapai sekitar 2,7 juta unit di kuartal pertama 2025. “Maka ekspor tiga juta unit pasti terjadi tahun ini, tahun lalu kita sudah mencapai 2,7 juta unit-an. Timing-nya saja kapan. Namun yang pasti di semester kedua 2025 nanti,” katanya.

Laju ekspor tahun 2024 lalu sempat mengalami tekanan. Data Gaikindo menunjukkan bahwa pada 2024, grup Astra yang mencakup Toyota dan Daihatsu, mencatatkan ekspor sebanyak 276.865 unit. Angka itu turun 6,20% dibandingkan 2023 yang mencapai 295.172 unit.

Daya Saing Industri Otomotif Membaik

Pengamat Otomotif I Made Dana Tangkas menuturkan ekspor mobil CBU Indonesia menunjukkan peningkatan signifikan dari tahun ke tahun, meskipun ada fluktuasi bulanan, menunjukkan daya saing industri otomotif nasional semakin membaik.

Merek-merek di bawah naungan Astra (Daihatsu, Toyota) menjadi pemimpin ekspor, diikuti oleh Mitsubishi, Hyundai, dan Suzuki, dengan model-model populer seperti Avanza menjadi andalan.

Ia mengatakan ada pergeseran menuju mobil listrik (EV), dengan tantangan baru terkait regulasi dan persaingan, namun juga peluang besar untuk meningkatkan ekspor melalui perjanjian dagang. Industri otomotif global yang dinamis menuntut inovasi terus-menerus, terutama dalam teknologi kendaraan listrik.

"Kesepakatan dagang terbaru bisa membuka peluang ekspor ke pasar baru dan produsen harus mengikuti perkembangan terbarunya,” ujar Presiden Institut Otomotif Indonesia (IOI) ini kepada SUAR di Jakarta (11/12/2025).