Waspadai Modus Penipuan di E-Commerce

Shopee Indonesia meluncurkan buku panduan untuk menghindari berbagai macam modus penipuan daring dalam dalam transaksi jual-beli online. Apa saja tipsnya?

Waspadai Modus Penipuan di E-Commerce
Rizki Ameliah, Kapusbang Literasi Digital BPSDM Komdigi, Satrya Pinandita, Head of Corporate Affairs Shopee Indonesia, Fitri Tropica, Influencer, dan Donny Budi Utoyo, Ketua Umum Siberkreasi meluncurkan secara simbolis buku AMAN di Jakarta, pada Rabu (15/10/2025). Foto: Harits Arrazie/Suar.id
Daftar Isi

Literasi digital kini dianggap penting untuk mengantisipasi kejahatan siber seiring dengan meningkatnya risiko penipuan dan order fiktif yang makin bervariatif.

Hal itulah yang melatarbelakangi Shopee Indonesia bersama Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) dan Siberkreasi meluncurkan buku antisipasi Modus Penipuan (AMAN) sebagai panduan praktis untuk menghindari berbagai macam modus penipuan daring dalam dalam transaksi jual-beli online.

"Buku tersebut merangkum berbagai modus penipuan yang pernah dilaporkan pengguna kepada Shopee. Shopee akan terus memperbaharui isi buku sesuai dengan aduan yang kami terima," kata Satrya Pinandita, Head of Corporate Affairs Shopee Indonesia kepada wartawan di Jakarta, Rabu (15/10/2025).

Peluncuran ini menjadi bagian dari kampayne "TakKenalMakaTakAman" yang bertujuan meningkatkan literasi digital masyarakat.

Buku ini membahas berbagai modus penipuan online serta cara menghindarinya. Salah satu diantaranya adalah cara melindungi data pribadi seperti menjaga kode OTP dan password, serta fitur Cek Fakta, yang membantu pengguna memverifikasi informasi mencurigakan.

Shopee juga menambahkan fitur Extra Aman sebagai panduan mengenali berbagai modus penipuan yang mengatasnamakan Shopee.

“Cukup ketik ‘extra aman’ di kolom pencarian maka akan muncul daftar modus penipuan yang sering mengatasnamakan Shopee,” ujar Dito.

Beberapa modus yang selama ini dialami antara lain:

  • Pura-pura mengirim surat resmi
  • Kirim informasi pakai logo e-commerce
  • Mengirimkan tanda pengenal karyawan - namun itu palsu
  • Link phising dalam SMS palsu

Kasus kejahatan digital di Indonesia terbilang cukup tinggi. Merujuk data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kerugian akibat kejahatan digital sejak November 2024 hingga September 2025 mencapai Rp6,1 triliun.

Data Global Anti-Scam Alliances (GASA) mencatat 66% masyarakat Indonesia pernah hampir menjadi korban penipuan. Mereka tidak tertipu langsung, tetapi sempat menerima informasi yang menjurus pada penipuan.

Modus yang umum antara lain phishing, lowongan kerja palsu, dan penipuan yang mengatasnamakan institusi. Menurut Dito, nama Shopee kerap dicatut untuk mengelabui konsumen.

Para pelaku kini menyerang dari banyak arah. Berdasarkan data GASA, penipuan paling sering terjadi lewat pesan singkat, telepon, dan SMS. Dalam semester I 2025, Dito mengatakan fitur Cek Fakta telah digunakan lebih dari 250 ribu kali oleh pengguna untuk melaporkan indikasi penipuan.

Berikut beberapa tips menghindari penipuan daring :

  • Jangan pernah memberikan OTP atau PIN pengguna
  • Semua transaksi dari saat berkomunikasi, proses transaksi maupun retur produk dilakukan di dalam aplikasi. Hal ini bertujuan agar pengguna terhindar dari penipuan yang mengarah ke luar platform.
  • Rajin membaca edukasi melalui newsletter bulanan
  • Menerapkan 3C (cek pengirim, cek fakta dan cari tahu modus terbaru)
  • Memeriksa ulasan serta peringkat toko sebelum bertransaksi
  • Jangan unggah foto resi di platform online
  • Robek resi atau tutup alamat dengan spidol hitam sebelum membuangnya

Modus Penipuan

Ketua Umum Siberkreasi Donny Budi Utoyo menyebut riset Center for Digital Society (CfDS) Universitas Gadjah Mada menemukan 15 jenis modus penipuan digital, belum termasuk yang berbasis kecerdasan buatan.

"Kompleksitas itu membuat masyarakat makin sulit membedakan komunikasi asli dan palsu, sekalipun bagi yang akrab dengan teknologi," kata Donnny.

Beberapa modus yang sering ditemui pengguna antara lain:

  • Penipuan berkedok hadiah
  • Jual beli barang
  • Investasi ilegal
  • Social Engineering yang memanfaatkan kedekatan semu.

Donny menegaskan pentingnya kolaborasi lintas jejaring antara komunitas, pemerintah, media, dan platform digital. Siberkreasi kini menaungi lebih dari 120 organisasi mitra untuk memperluas jangkauan literasi digital. "Kerja sama seperti ini penting agar edukasi tentang keamanan digital bisa menjangkau lebih banyak lapisan masyarakat," kata dia.

Rizky Ameliah, Kapusbang Literasi Digital BPSDM Komdigi RI, menjelaskan peran pemerintah dijalankan dari hulu hingga hilir. Di hulu, Komdigi menyelenggarakan pelatihan penguatan literasi dan pengembangan talenta digital.

Di tahap tengah, pemerintah bekerja sama dengan platform digital seperti Shopee dan media sosial untuk mengedukasi pengguna. Sementara di hilir, Komdigi berkoordinasi dengan aparat penegak hukum untuk menangani konten negatif dan laporan penipuan.

"Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri. Dengan populasi 270 juta dan pengguna media sosial sekitar 80 persen dari total penduduk, kolaborasi dengan berbagai pihak mutlak dibutuhkan," kata Rizki.

Ia menyebut Komdigi telah menyediakan kanal aduankonten.id dan cekrekening.id agar masyarakat bisa memverifikasi informasi atau nomor rekening mencurigakan sebelum bertransaksi.

Di tingkat daerah, Komdigi menggandeng komunitas lokal sebagai perpanjangan tangan dalam edukasi literasi digital. Jaringan pandu literasi digital dan agen perubahan dilibatkan untuk menjangkau berbagai profesi dan wilayah terpencil.

Inisiatif Google dan Kadin

Pada kesempatan berbeda, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan PT Google Indonesia tentang Pemberdayaan UMKM dan Pengembangan Content Creator Google Melalui Platform YouTube yang berlangsung di Menara Kadin Indonesia, Jakarta, Rabu (15/10/2025).

Acara tersebut dihadiri oleh Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Novyan Bakrie, Wakil Ketua Umum (WKU) Bidang Komunikasi dan Digital Kadin Indonesia Clarissa Tanoesoedibjo, Country Head YouTube Indonesia Suwandi Widjaja, serta Country Director Google Cloud Indonesia Fanly Tanto.

Anindya menilai kerja sama ini sebagai langkah penting dalam memperluas akses pasar dan mempercepat transformasi digital bagi UMKM di seluruh Indonesia. “Ini yang saya rasa bisa dilakukan dengan teknologi, dengan YouTube dan Google meningkatkan skala, memperluas jangkauan, dan mengintegrasikan UMKM dalam rantai pasok global,” ujar Anin sapaan akrabnya.

Anin menambahkan, kolaborasi ini diharapkan tidak hanya berhenti pada penandatanganan MoU, tetapi juga segera diimplementasikan secara nyata. “Harapan saya, kerja sama ini bisa dimulai dari 500 UMKM dan berkembang hingga 5.000 bahkan 50.000 UMKM. Karena kita tahu jumlah mikro dan UMKM di Indonesia mencapai 60 juta,” lanjut Anin.

Sementara itu, Country Head YouTube Indonesia, Suwandi Widjaja, menyampaikan bahwa kolaborasi ini merupakan bagian dari komitmen jangka panjang YouTube dan Google untuk mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif di Indonesia. “Kami sangat bersemangat. Harapan kami, kerja sama ini bukan hanya seremoni, tetapi komitmen jangka panjang antara YouTube, Google, dan Kadin. Semangat kami sama yaitu memajukan ekonomi kreatif dan UMKM di Indonesia,” ujarnya.