Berbagai Upaya Wujudkan Swasembada Pangan

Pasca terungkapnya impor beras sebanyak 250 ton ilegal tanpa izin di Sabang, Aceh, Minggu (23/11/2025) wacana keseriusan pemerintah mendorong swasembada pengan kembali mengemuka.

Berbagai Upaya Wujudkan Swasembada Pangan
Petani mengambil bibit padi untuk ditanam menggunakan mesin di lahan food estate, Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Selasa (4/11/2025). (ANTARA FOTO/Auliya Rahman/bar)

Pasca terungkapnya impor beras sebanyak 250 ton ilegal tanpa izin di Sabang, Aceh, Minggu (23/11/2025) wacana keseriusan pemerintah mendorong swasembada pangan kembali mengemuka. Selain berupaya mengurangi impor apalagi menutup impor beras ilegal, kini saatnya melanjutkan langkah lain untuk mewujudkan swasembada pangan.

Pengamat Pertanian IPB Dwi Andreas menuturkan terdapat lima langkah untuk mewujudkan swasembada pangan diantaranya.

  1. Peningkatan produksi dan produktivitas dengan cara intensifikasi dan ekstensifikasi.Intensifikasi bisa dilakukan dengan cara meningkatkan hasil panen dari lahan yang ada melalui penggunaan benih unggul dan pupuk yang sesuai.
    Sedangkan ekstensifikasi bisa dilakukan dengan memperluas lahan pertanian untuk meningkatkan total produksi pangan secara keseluruhan.
  2. Diversifikasi dan optimalisasi lahan,diversifikasi pangan bisa dengan mengurangi ketergantungan pada satu jenis komoditas dengan mengembangkan variasi jenis pangan yang ditanam. Sementara untuk optimalisasi lahan bisa dengan memanfaatkan lahan yang ada secara optimal, termasuk lahan yang sebelumnya tidak produktif, melalui perencanaan yang matang.
  3. Peningkatan kesejahteraan petani dengan cara memberikan kemudahan akses permodalan.
    “Memberikan akses mudah terhadap kredit usaha tani dan skema pembiayaan lainnya dan subsidi dan bantuan bisa berupa akses terhadap subsidi pupuk dan benih,” ujar dia kepada SUAR di Jakarta (24/11/2025).
  4. Penguatan sistem logistik pangan  dengan membangun sistem logistik yang kuat agar hasil panen dapat terserap secara optimal oleh pasar.
  5. Kebijakan dan Kolaborasi sangat diperlukan untuk menerapkan regulasi yang mendukung dan menghindari egoisme sektoral. Menjalin kolaborasi yang kuat dengan berbagai kementerian dan sektor swasta untuk mencapai tujuan yang sama.

Pertanian modern

Ketua Umum Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) Sutarto Alimoeso mendukung penuh upaya Kementerian Pertanian (Kementan) dalam membangun klaster pertanian modern di seluruh Indonesia untuk mempercepat capaian swasembada.

Menurut Sutarto, pembangunan klaster akan berdampak besar pada penguatan dan ketahanan bangsa di masa yang akan datang, terutama karena pemerintah juga telah memenuhi produksi dalam negeri secara baik dan berkelanjutan.

“Kalau klaster-klaster bisa dibangun, maka kredit akan mudah, KUR mudah, benih mudah dan pupuk juga mudah karena petani sudah tersedia di sana,” ujar dia kepada SUAR di Jakarta (24/11/2025).

Sutarto mengatakan klaster pertanian modern juga bisa meningkatkan produktivitas dan efisiensi, dengan menggunakan teknologi modern seperti traktor dan combine harvester untuk mempercepat pekerjaan dan mengolah lahan yang lebih luas secara efisien.

Klaster juga memungkinkan petani memperoleh keuntungan lebih besar karena efisiensi biaya produksi dan menjadi solusi untuk meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan petani, seperti melalui pembentukan korporasi yang terintegrasi.

Klaim swasembada

Apresiasi upaya pencapaian swasembada pangan mengemuka dalam Rapat Kerja Komisi IV DPR RI bersama Kementerian Pertanian pada (24/11/2025). Raker ini berubah menjadi ajang apresiasi terhadap keberhasilan besar sektor pertanian di bawah komando Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman. 

Sejak awal rapat, para anggota Komisi IV menilai bahwa kinerja Kementan mengalami lompatan signifikan mulai dari peningkatan produksi pangan, kenaikan nilai tukar petani (NTP), perbaikan tata kelola anggaran, hingga penguatan modernisasi pertanian, seluruhnya menunjukkan tren positif yang memantapkan transformasi pertanian nasional.

Capaian swasembada beras menjadi sorotan utama. Komisi IV menilai bahwa prestasi tersebut bukan hanya klaim administratif, tetapi terbukti melalui temuan lapangan.

Baca juga:

Sebanyak 250 Ton Beras Ilegal Masuk Tanpa Izin di Sabang Disegel Aparat
Pemerintah dan aparat penegak hukum mengungkap 250 ton beras ilegal dari Thailand masuk tanpa izin melalui Sabang, Aceh. Beras itu kini disegel dan dipastikan untuk tidak keluar ke pasar.

Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan sekaligus mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (2001–2004), Rokhmin Dahuri menyebut kepemimpinan Amran sebagai excellent dan membawa era baru kebangkitan pertanian Indonesia.

“Fakta di lapangan, dari kunjungan kerja dan reses, memang betul bahwa insya Allah, Indonesia bisa mencapai swasembada beras tahun ini dengan target produksi 34 sekian juta ton. Padahal konsumsi nasional hanya sekitar 31 juta ton,” tegas Rokhmin dalam siaran persnya yang diterima SUAR di Jakarta (24/11/2025).

Tak hanya produksi, nilai tukar petani (NTP) juga menunjukkan tren positif yang dinilai sebagai bukti keberhasilan kebijakan perlindungan petani.

NTP dari 119 tahun lalu sekarang naik menjadi 124,3. Ini pencapaian yang sangat baik,Keberhasilan Kementan dalam mengelola anggaran juga mendapat apresiasi besar. Realisasi anggaran yang cepat dan berdampak langsung di lapangan dianggap sebagai bukti manajemen yang efisien dan tepat.

Realisasi anggaran bulan Oktober mencapai 72% dan diproyeksikan Desember  mencapai 93,8%. Dalam kriteria BPK, 93,8 itu adalah prestasi yang bagus.

Apresiasi Rokhmin juga mencakup dampak langsung dari program-program Kementan yang ia lihat sendiri di lapangan. Ia menyoroti kualitas bantuan benih, pupuk, irigasi, hingga alsintan yang menurutnya sangat membantu petani meningkatkan produktivitas.

Ia juga menilai penguatan teknologi pertanian dan modernisasi alat mesin pertanian sebagai capaian penting yang sebelumnya sulit dicapai.

Lebih jauh, Rokhmin bahkan menegaskan bahwa keberhasilan sektor pertanian saat ini adalah buah dari kepemimpinan Amran yang tegas, cepat, dan berbasis data.