Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) memastikan ketersediaan barang konsumen aman menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru). Stok makanan, minuman, hingga pakaian jadi mencukupi.
"Masyarakat bisa tenang merayakan libur Nataru tanpa ada rasa khawatir karena ketersediaan produk terutama makanan dan minuman melimpah," kata Ketua Bidang Industri Manufaktur Apindo Adhi Lukman di Jakarta, Rabu (9/12).
Ia menjelaskan, setiap tahun permintaan terhadap produk makanan dan minuman (mamin) menjelang Nataru meningkat 15% jika dibandingkan hari normal.
"Produk mamin yang paling laris menjelang Nataru adalah kue kering, snack ringan, teh kemasan, jus kemasan, biskuit dan wafer, dan cokelat. Biasanya untuk hidangan tamu yang datang ke rumah," kata dia.
Pengusaha menjamin ketersediaan barang konsumen dipastikan tidak ada masalah. Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan beberapa distributor di daerah terutama yang ada di Jawa, dan mereka melaporkan stok cukup.
Adhi juga menyoroti bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Sumatera turut mengganggu jalur logistik dan jaringan pemasaran di beberapa wilayah di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara.
Akses memakan waktu
Ketua Bidang Perdagangan Apindo Anne Patricia Sutanto menyebut waktu pembatasan angkutan barang yang terlalu lama.
Kebijakan pembatasan angkutan barang selama libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru) berlangsung cukup lama, yakni 11 hari.
Rencana pembatasan yang akan mulai pada 19 Desember tersebut dikhawatirkan berdampak pada pasokan barang selama Nataru. Apabila pasokan barang terhambat, maka ada potensi kenaikan biaya logistik yang pada akhirnya mengerek harga barang yang harus konsumen bayar.
“Apindo berharap pemerintah mereview kembali, karena waktu pembatasannya panjang dan lama,” ujar Anne ketika ditemui di Kantor Apindo.

Kebijakan tersebut tertuang dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Direktur Jenderal Bina Marga, dan Korps Lalu Lintas Polri.
Pembatasan kendaraan barang ini dilakukan dalam rangka menjamin keselamatan, keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan, mengoptimalkan penggunaan dan pergerakan lalu lintas pada ruas jalan nasional, serta memperlancar lalu lintas pada angkutan penyeberangan selama masa Nataru.
Kendaraan yang dilarang melintas selama periode tersebut adalah mobil barang dengan sumbu tiga atau lebih, mobil barang dengan kereta tempelan, serta mobil barang dengan kereta gandengan.
Kemudian, mobil barang yang mengangkut hasil galian (tanah, pasir, batu), hasil tambang, dan bahan bangunan (besi, semen, kayu), juga dilarang melintas.
Mobil barang sumbu tiga atau lebih diperbolehkan jalan dengan ketentuan mengangkut BBM atau BBG, hantaran uang, hewan ternak, pupuk, keperluan penanganan bencana alam, pakan ternak, sepeda motor gratis, dan barang pokok.

Pangan aman
Menjelang momen akhir tahun ini, pemerintah bersiap untuk memastikan layanan bagi masyarakat dapat terpenuhi. Nataru di tahun ini pun disebut berbeda dibandingkan Nataru tahun-tahun sebelumnya karena dalam waktu bersamaan, pemerintah berada di tengah-tengah mendukung pemulihan usai bencana hidrometeorologi di Sumatera.
Dalam mendukung Nataru, Badan Pangan Nasional (Bapanas) telah memastikan kalkulasi ketersediaan pangan pokok nasional berada dalam tingkat yang sangat baik.
Sekretaris Utama Bapanas Sarwo Edhy memastikannya melalui instrumen Proyeksi Neraca Pangan Nasional Tahun 2025 yang telah menetapkan estimasi stok nasional sampai akhir tahun 2025 ini.
"Kami dari Badan Pangan Nasional ingin menyampaikan bahwa 11 bahan pokok penting menjelang Nataru itu, aman. Untuk beras sampai dengan akhir Desember 2025 kita mempunyai stok sekitar 12,5 juta ton. Kemudian jagung 4,5 juta ton. Kedelai 91 ribu ton," urai Sarwo dalam keterangan resminya yang diterima SUAR di Jakarta (9/12).
Kemudian bawang merah 52 ribu ton. bawang putih 58 ribu ton. Kemudian cabai besar 63 ribu ton dan cabai rawit 49 ribu ton. Daging sapi kerbau 58 ribu ton. Daging ayam 231 ribu ton. Telur ayam ras 74 ribu ton dan gula konsumsi 1,43 juta ton.
Adapun carry over stok tersebut akan dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat. Apabila dibandingkan dengan kebutuhan konsumsi bulanan, stok akhir tahun beras menjadi yang teratas karena memiliki ketahanan paling lama.
Dengan estimasi stok beras nasional sampai akhir tahun 2025 masih berada di 12,5 juta ton, sementara kebutuhan konsumsi bulanan 2,599 juta ton, maka stok beras nantinya dapat mencukupi hingga hampir 5 bulan lamanya.