Amartha Dorong Kolaborasi Lintas Sektor Bangun Ekonomi Berkelanjutan

Amartha menggelar Amartha Impact Festival 2025 sebagai bentuk refleksi dalam perjalanan dan upaya dalam membangun ekonomi berkelanjutan dari kontribusi nyata di bidang pendidikan, lingkungan, dan kesejahteraan sosial.

Amartha Dorong Kolaborasi Lintas Sektor Bangun Ekonomi Berkelanjutan
(Kiri-kanan) Direktur Eksekutif Koalisi Ekonomi Membumi Fito Rahdianto, Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Kelembagaan KemenPPPA RI Indra Gunawan, Direktur Utama Ikamat Ganis Riyan Efendi, Amartha Awardee Monica Maharani, Head of Impact & Sustainability Amartha Katrina Inandia, dalam sesi Diskusi Panel Ruang Lestari, Amartha Impact Festival, Jakarta, Sabtu (22/11/2025). Foto: SUAR/Gema Dzikri Harisma

Amartha sebagai perusahaan teknologi yang membangun ekosistem keuangan mikro, melalui Amartha.org menggelar Amartha Impact Festival 2025 sebagai bentuk refleksi dalam perjalanan dan upaya dalam membangun ekonomi berkelanjutan dari kontribusi nyata di bidang pendidikan, lingkungan, dan kesejahteraan sosial.

Dalam acara yang digelar di Taman Ismail Marzuki pada tanggal 22-23 November 2025, Amartha mendorong kolaborasi lintas sektor dari sektor swasta, pemerintah, organisasi masyarakat, hingga akademisi dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang berkelanjutan.

Seperti diketahui, Amartha sejak 2010 telah mendampingi lebih dari 3,3 juta perempuan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di lebih dari 50.000 desa, dengan total dana yang sudah disalurkan lebih dari Rp35 triliun. Namun dalam membangun ekonomi yang berkelanjutan, bantuan dalam hal pemberian akses modal saja dinilai masih belum cukup.

Maka dari itu, Chairman Amartha.org Aria Widianto, menjelaskan alasan di balik Amartha yang menginisiasi Amartha.org sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia secara berkelanjutan.

“Jadi melalui bisnisnya Amartha berhasil meningkatkan pendapatan, tentu saja itu secara jangka pendek dan menengah akan membantu kesejahteraan masyarakat, tetapi secara fundamental kami melihat bahwa faktor seperti pendidikan dan lingkungan itu juga berkontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia secara berkelanjutan,” kata Aria saat membuka acara Amartha Impact Festival 2025 di Ballroom Hotel Gren Alia Cikini, Jakarta, Sabtu (22/11/2025).

Amartha.org sejak diluncurkan pada tahun 2022 lalu pun hadir sebagai bentuk komitmen dari Amartha yang berfokus pada isu pendidikan, lingkungan, dan sosial dalam membangun masa depan yang sejahtera untuk masyarakat pedesaan di Indonesia.

Sejauh ini Amartha.org telah memberikan beasiswa kepada lebih dari 800 siswa SMA/SMK, melakukan penanaman lebih dari 7.800 pohon di Kalimantan, Bali, Lombok, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Timur, serta telah memberikan manfaat kepada lebih dari 8.400 penerima. Seluruh hal tersebut dilakukan sebagai upaya untuk membangun kesejahteraan yang berkelanjutan.

“Ketika kita mau membicarakan masalah bisnis, masalah kesejahteraan, faktor pendidikan dan lingkungan itu tidak boleh dipisahkan karena mereka juga menjadi pilar yang menyokong kesejahteraan ini secara menyeluruh,” ucapnya.

Melalui berbagai inisiatif, Amartha.org melakukan kolaborasi lintas sektor untuk mengatasi sejumlah persoalan di ketiga pilar tersebut. Kolaborasi yang dilakukan salah satunya bertujuan untuk memperluas jangkauan dampak sosial yang ditimbulkan oleh Amartha.

“Kami melihat bahwa untuk bisa menyelesaikan masalah yang besar ini, Amartha tidak bisa bekerja sendirian. Amartha memang punya resources yang cukup untuk menjalankan bisnis, tetapi untuk menciptakan perubahan yang lebih besar, kami tidak bisa lakukan sendirian,” lanjut Aria.

Sejumlah narasumber pun dihadirkan oleh Amartha.org dalam sesi diskusi panel di acara Amartha Impact Festival 2025. Diskusi ini menggali tantangan di bidang lingkungan terutama di daerah pesisir, pentingnya pemberdayaan perempuan, serta penguatan pendidikan bagi masyarakat.

Direktur Utama Yayasan Inspirasi Keluarga Kesemat (Ikamat) Ganis Riyan Efendi, menyoroti pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan sebagai upaya untuk menciptakan ekonomi dan kesejahteraan yang berkelanjutan bagi masyarakat.

Ikamat sendiri merupakan sebuah organisasi yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan ekosistem mangrove dan mewujudkan kemakmuran masyarakat di kawasan pesisir Indonesia.

“Ikamat merupakan sebuah yayasan yang fokus pada kegiatan atau program rehabilitasi mangrove. Kami punya empat program pilar utama yaitu penanaman dan pemantauan mangrove, penelitian mangrove, pemberdayaan masyarakat, dan yang terakhir adalah pengembangan industri kreatif mangrove,” jelas Ganis.

Menjaga lingkungan pun dinilai sangat penting. Ganis menyebutkan salah satu contoh dalam hal ini adalah menjaga kelestarian ekosistem mangrove. Sebab, mangrove bisa menjadi bahan utama untuk produk kreatif seperti pewarna alami, kerajinan, dan bahkan makanan, sehingga menciptakan sumber pendapatan bagi masyarakat pesisir.

“Biasanya di kawasan ekosistem pesisir mangrove yang kami lakukan pendekatannya adalah memberikan peluang untuk menambah pendapatan secara ekonomi dan memanfaatkan para istri nelayan maupun istri penambat ataupun kelompok tani mangrove untuk menambah daya pemasukannya secara ekonomi,” ungkapnya.

Maka dari itu, kelestarian lingkungan sangat berkaitan erat dengan hal pengembangan ekonomi masyarakat. Persoalan menjaga lingkungan ini pun memerlukan seluruh pihak masyarakat untuk saling bekerja bersama.

“Jadi kalau misalkan sumber daya alamnya tidak bisa dipertahankan, tentu bahan bakunya tidak bisa diolah menjadi produk dan tidak bisa menghasilkan secara ekonomi, jadi sangat berkaitan sekali,” ujarnya.

Dari sisi kesejahteraan sosial, Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Kelembagaan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Indra Gunawan juga dihadirkan untuk memberikan pandangannya dan solusi dari pihak pemerintah untuk mengatasi hal tersebut.

Pihak Kementerian PPPA juga terus berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mengatasi sejumlah persoalan dan tantangan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Ganis juga mengatakan bahwa masalah soal kekerasan terhadap perempuan dan anak, juga salah satu penyebabnya adalah dari faktor ekonomi.

“Kekerasan pada perempuan, kekerasan pada anak itu terjadi, ya salah satu faktor penyebabnya adalah isu ekonomi. Oleh karena itu, tentu peningkatan kesejahteraan bagi keluarga, perempuan, dan anak, tentu perlu kita lakukan bersama,” kata Indra.

Dijelaskan olehnya, saat ini pihaknya terus berupaya untuk memastikan bahwa perempuan dan anak mendapatkan kesempatan partisipasi dan manfaat yang sama di dalam pembangunan Indonesia. Sebab, Kementerian PPPA mengungkapkan bahwa tingkat partisipasi perempuan di berbagai sektor strategis, termasuk pendidikan lanjutan dan dunia kerja masih rendah. 

Berdasarkan data dari Kementerian PPPA, perempuan yang bekerja di sektor teknologi baru mencapai 27%, akademisi perempuan di institusi teknologi juga baru sekitar 35,7%.

“Kami sangat mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh Amartha karena sejalan dengan berbagai upaya yang kami lakukan bersama, terutama dalam upaya pemberdayaan dan keberpihakan terhadap perempuan dalam hal akses keuangan. Tidak hanya itu, melalui Amartha.org, Amartha juga menghadirkan banyak inisiatif, termasuk dalam bidang pendidikan dan lingkungan, yang juga sejalan dengan upaya yang kami lakukan,” jelasnya.

Amartha.org melakukan intervensi di bidang pendidikan dengan telah menyalurkan beasiswa sebesar Rp5 miliar kepada 816 pelajar dari 40.000 pendaftar sebagai upaya berkelanjutan dalam mendukung dan memberdayakan perempuan.

Ada tiga program beasiswa yang dihadirkan Amartha.org, Amartha Cendekia untuk pelajar SMA dan SMK, Amartha STEAM Fellowship untuk mahasiswi perguruan tinggi, dan Amartha Frontier Fellowship untuk mahasiswi di wilayah terpencil. Fokus program ini adalah untuk menumbuhkan karakter pemimpin muda, sehingga kemudian menjadi inovator sosial di tingkat pedesaan.

Salah satu penerima beasiswanya, adalah Monica Maharani yang merupakan mahasiswi Universitas Indonesia asal Karawang. Monica dengan bantuan dan pendampingan dari Amartha, berhasil menginisiasi proyek Safe Home, sebuah platform yang menyediakan ruang aman, inklusif, dan akses bagi penyintas kekerasan gender untuk mendapatkan dukungan psikososial serta edukasi.

“Beasiswa Amartha telah menggugah saya untuk berani berperan aktif dalam melayani masyarakat. Dengan Safe Home, saya ingin memberikan ruang aman tanpa stigma. Saya bersyukur ide ini didukung penuh oleh Amartha.org dan berharap dapat direplikasi dan diekspansi ke berbagai komunitas lain,” ucap Monica.

Apa yang dilakukan oleh Amartha.org juga menginspirasi Monica bersama dengan rekan-rekannya, di mana Monica sebagai mahasiswa juga melakukan pengabdian kepada masyarakat.

“Saya merasa adalah saya mininya Amartha. Saya pernah melakukan program pengabdian masyarakat itu namanya Women Ecopreneurship. Kami melatih ibu-ibu di daerah Depok terkait dengan dukungan finansial, dan juga membuat mereka berdaya secara ekonomi,” ungkapnya.

Amartha Impact Festival 2025 juga menghadirkan 10 perempuan mitra UMKM binaan Amartha seperti Kebaya Mbok Dhe, Fashion Etnik, hingga Master Lemon yang berjualan dan memperkenalkan produknya di area bazar.

Founder & Ceo Amartha Andi Taufan Garuda Putra, menambahkan pihaknya akan terus memberikan dampak dan manfaat kepada masyarakat tidak hanya dari sisi akses permodalan berwirausaha saja.

"Amartha tidak hanya fintech memberikan akses permodalan, tapi kita mencoba berkontribusi lebih besar lagi, dan berkolaborasi dengan lebih banyak pihak lagi di luar akses keuangan, termasuk yang kita sekarang gagas itu pendidikan, dan well-being juga," tambahnya.

Amartha juga akan terus melakukan inovasi-inovasi baru untuk mengembangkan ekosistem perekonomian di daerah-daerah Indonesia, dengan melakukan kolaborasi lintas sektor bersama dengan berbagai pihak.

"Amartha terus berharap bisa terus berkontribusi membangun ekonomi negeri, terutama bagaimana kita mendukung ekonomi-ekonomi di daerah," tutupnya.