Profesi Baru yang Kian Diminati dan Kerja Bermakna

Kurasi peristiwa terpenting yang perlu diketahui semesta dunia usaha untuk mengawali hari.

Profesi Baru yang Kian Diminati dan Kerja Bermakna
Daftar Isi

Good morning Chief… 

Selamat berakhir pekan. 

Berikut informasi seputar tren yang sedang ramai dibahas di publik.

Peran Penting Pacer yang Memandu Anda Mencapai Garis Finish

Menjadi pacer saat ini tidak hanya sebagai sekadar hobi, namun bisa juga menambah penghasilan. Dengan honor mulai dari Rp500.000 hingga Rp2,5 juta, para pacer lari kini bisa dibilang sebagai salah satu pekerjaan sampingan dengan honor menggiurkan.

Jumat malam suasana sebuah gedung pusat perbelanjaan di daerah Senayan itu nampak ramai. Mall yang biasanya dipenuhi pengunjung untuk berbelanja itu kini dipenuhi ratusan pelari di Jakarta yang tergabung dalam komunitas Skolari.

Skolari merupakan suatu komunitas yang senantiasa memberikan ruang edukasi soal teknik-teknik berlari. Keriuhan malam itu bertambah kala sesi latihan dimulai. Ditemani cahaya dari gedung menjulang di sekitarnya, ratusan orang tersebut segera berdiri berjajar. 

Dengan sigap mereka mengambil ancang ancang dan melakukan lari kecil ditempat atau ankling, teknik menguatkan pergelangan kaki. Sedikit berjinjit dan lari cepat, pelari-pelari itu mengikuti sang instruktur yang memberikan aba-aba.

Nah, bila Anda ingin ikut ajang lari dengan ritme teratur hingga mencapai finish, silakan kontak pacer-pacer ini.

Lanjutkan membaca di sini

Bandung Arts Festival: Acara tahunan berskala internasional ini diadakan di Teater Terbuka Jawa Barat Dago Tea House pada 25 Juli-27 Juli 2025. Festival seni ini diisi berbagai kegiatan seperti teater hingga tari tradisional dan kontemporer. Adapun para penampilnya berasal dari berbagai sanggar tari nasional hingga mancanegara, seperti Kolombia, Jepang, Australia, India, Hong Kong, dan Malaysia.

Meet The Leaders, Djarum: a Story of Strategic Succesion: Universitas Paramadina kembali menggelar seminar Meet The Leaders seri kelima yang menghadirkan Victor Hartono sebagai narasumber utama. Victor merupakan putra tertua keluarga Hartono yang mempunyai peran strategis di Grup Djarum. Adapun acara ini dimoderatori oleh Dosen dan Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin. Seminar ini diselenggarakan di Auditorium Benny Subianto, Universitas Paramadina, Sabtu 26 Juli 2025.

Jogja International Kite Festival 2025: Layang-layang saat ini sudah mulai langka, namun akhir pekan ini festival layangan internasional akan diadakan pada 26 Juli hingga 27 Juli 2025 di Pantai Parangkusumo, Kabupaten Bantul. Gelaran ini memasuki tahun ke 10 penyelenggaraan yang akan diikuti oleh 100 klub dari 25 negara peserta. 

Panitia penyelenggaran mengatakan jika jIKF 2025 akan berbeda dari tahun sebelumnya. Pengunjung tidak hanya melihat layang-layang saja, tapi ada sejumlah acara menarik lainnya di lokasi berbeda. Event pengiring sudah terlaksana sejak 9 Juli, seperti fesitival layangan anak yang di gelar di Paliyan Gunung Kidul, di mana festival ini melibatkan anak lokal dan sejumlah komunitas. 

Jogja International Kite Festival 2025 bisa menjadi rekomendasi untuk mengisi akhir pekan ini, karena bisa membangkitkan memori masa kecil. Acara ini bisa diikuti segala usia dan untuk masuk ke area pengunjung dapat membeli tiket di situs resmi. Tiket tersebut dtukarkan dengan gelang yang menjadi akses untuk memasuki area festival.

Bekerja yang Bermakna 

Pujangga Ronggowarsito pernah menggambarkan, waktu di mana manusia modern hidup, akan menjadi situasi di mana orang yang tidak ikut gila, maka ia tidak akan kebagian, "ora edan ora keduman". Orang yang hidup lurus-lurus saja, maka dia akan terpinggirkan. 

Istilah ini bisa diterjemahkan sebagai, manusia modern harus jadi gila agar bisa eksis. Lihat saja, manusia zaman sekarang tak pernah lepas dari daftar tugas. Mulai dari membuka mata di pagi hari, hingga menutupnya kembali di malam hari. Semuanya terjadwal rapi dalam to-do list harian. 

Notifikasi, kalender digital, bahkan jam tangan pintar menjadi pengingat setia, agar tak ada satu pun momen yang terlewat. Manusia zaman ini harus selalu bekerja, bekerja, dan bekerja hingga jam kerja semakin kabur batasnya. Semua itu dilakukan agar tak hanya sekedar bisa bertahan hidup, tapi juga dikenal, hingga diterima di komunitasnya. 

Lalu apakah dengan bekerja, menghasilkan banyak karya, kita semakin memiliki hidup yang bermakna? Dulu produktivitas dinilai sebagai hasil kerja yang besar secara kuantitas. Tapi kini seiring kesadaran tentang hakikat hidup, produktivitas juga berarti bekerja dengan kesadaran, efisiensi, dan arah yang jelas.

Lanjutkan membaca di sini