Serukan Prinsip Bisnis Berkelanjutan dan Menatap Ekonomi 2026

Kurasi peristiwa terpenting yang perlu diketahui semesta dunia usaha untuk mengawali hari.

Serukan Prinsip Bisnis Berkelanjutan dan Menatap Ekonomi 2026
ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/sgd
Daftar Isi

Selamat pagi, Chief… 

Berikut informasi penting terkait pengembangan semesta dunia usaha yang perlu mendapat perhatian hari ini berdasarkan kurasi Tim SUAR.

SUAR Roundtable Decision – Kawasan Ekonomi Khusus Akseleratif & Atraktif: Tingkatkan Investasi dan Lapangan Kerja. Acara ini diselenggarakan secara terbatas dan hanya dihadiri oleh tamu undangan.

Lingkungan Selamat, Dunia Usaha Sehat

  • Dunia usaha dan lingkungan yang lestari rupanya memiliki hubungan yang sifatnya saling bergantung. Aktivitas bisnis mampu memberikan dampak yang signifikan terhadap lingkungan. Begitu pun sebaliknya, kondisi lingkungan juga memengaruhi operasional dan prospek jangka panjang suatu perusahaan. Dikutip dari situs Inarisk yang dikelola BNPB, total potensi kerugian fisik mencapai Rp 4.491 triliun dan kerugian sekitar Rp 4.497 triliun. Ini berasal dari perhitungan total 13 kategori bencana seperti gempa bumi, tsunami, banjir, tanah longsor, cuaca ekstrem, kebakaran hutan, dan juga letusan gunung api. Angka itu lebih besar dari total belanja negara dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 yang sebesar Rp 3.621 triliun.
  • Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) pada 2024 menyebutkan, dampak kerugian bencana alam di Indonesia rata-rata mencapai Rp 1,06 triliun per tahun. Total biaya mitigasi perubahan iklim mencapai Rp 4 triliun per tahun. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pun berpotensi merosot 19 persen ketika suhu bumi naik hingga 4 derajat celcius.

Baca selengkapnya di sini.

Pengusaha Wajib Simak Estimasi Ekonomi 2026 versi Bank Indonesia Ini

  • Bank Indonesia (BI) mengestimasi pertumbuhan ekonomi 2026 pada kisaran 4,9%-5,7%. Ini ditopang pertumbuhan ekonomi 2025 yang pada kisaran 4.7%-5,5%. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2027 diperkirakan akan terus melaju pada kisaran 5,1%-5,9%. Sementara itu, inflasi pada 2026 diperkirakan akan tetap terkendali pada rentang 1,5%-3,5%. Ini melanjutkan inflasi yang terkendali pada 2025 dan diteruskan di 2027 pada perkiraan rentang yang sama yakni 1,5%-2,5%. Simak juga bagaimana arah kebijakan moneter BI di tahun 2026.

Baca selengkapnya di sini.

ICOR Masih Terlalu Tinggi, Bikin Investasi Jadi Kurang "Bergizi"

  • Biaya Investasi Indonesia atau yang dikenal dengan istilah Incremental Capital Output Ratio (ICOR) masih tinggi. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, skor ICOR Indonesia pada akhir 2023 berada di level 6,33. Angka ini mencerminkan masih tingginya investasi yang dibutuhkan untuk menghasilkan tambahan satu unit output pertumbuhan ekonomi. Biaya ICOR Indonesia lebih tinggi daripada India yang mencapai 4,56 dan Vietnam di level 3,58. Artinya, Indonesia membutuhkan tambahan investasi Rp6,33 untuk menciptakan tambahan output terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar Rp 1. Sementara India hanya Rp 4,56 dan Vietnam hanya Rp3,58. Angka ICOR yang makin kecil menunjukkan efisiensi dan efektivitas sebuah investasi pada suatu negara.

Baca selengkapnya di sini.

Gudang Digital hingga Relokasi Jadi Solusi Efisiensi Logistik Nasional

  • Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mencatat biaya logistik nasional telah turun secara progresif selama 20 tahun terakhir. Saat ini mencapai 14,29% PDB, tetapi ini masih tinggi dan menjadi tantangan besar karena target pemerintah adalah mencapai 9% PDB pada 2045 untuk bisa berkompetisi dengan negara lain di tingkat global. Digitalisasi pergudangan dan relokasi pusat logistik ke titik-titik pertumbuhan ekonomi potensial di luar Jawa menjadi dua tawaran pelaku sektor logistik untuk efisiensi sekaligus membangun rantai pasok yang berkelanjutan.

Baca selengkapnya di sini.

Sejumlah Merek Mobil Baru Unjuk Gigi Di Akhir Tahun

Sejumlah Merek Mobil Baru Unjuk Gigi Di Akhir Tahun
Lepas L8 memulai debutnya di Indonesia melalui Gaikindo Jakarta Auto Week 2025, yang masih berlangsung hingga 30 November di ICE BSD, Tangerang, Banten. SUV premium hybrid ini memiliki desain sporty elegan dengan teknologi yang melimpah, dapat dimiliki dengan harga Rp 589 juta.

Memperkuat Hulu dan Hilir Industri Tekstil

  • Kinerja industri tekstil mengalami tekanan dilihat dari kontraksi pada Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Oktober 2025 yang berada pada level 49,74 poin. Indikasi kontraksi juga tercermin dari data Prompt Manufacturing Index (PMI) Bank Indonesia Sublapangan Usaha Industri Tekstil dan Pakaian Jadi yang berada di bawah angka 50% di sepanjang Triwulan II dan Triwulan III 2025, masing-masing dengan angka 45,15% dan 48,29%.
  • Kontraksi ini mengindikasikan penurunan kinerja bisnis yang signifikan, khususnya di tengah isu "banjir impor" produk tekstil hilir, termasuk pakaian jadi. Kebijakan impor yang kurang ketat menjadi penyebab utama terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) massal di beberapa pabrik tekstil besar seperti Sritex Group dan PT Bapintri. Yang terbaru, Asosiasi Produsen Serat & Benang Filamen Indonesia (APSYFI) melaporkan 5 prabrik produsen hulu tekstil resmi menghentikan oprasional produksi karena terus menurun.

Baca selengkapnya di sini.

Data Ekspor-Impor Oktober 2025 & Inflasi November 2025. Pada Senin (1/12/2025) Badan Pusat Statistik (BPS) dijadwalkan akan merilis Perkembangan Ekspor dan Impor serta Perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK). Data tersebut menjadi tolok ukur kebijakan terutama seputar perkembangan perdagangan luar negeri per sektor industri maupun negara dan juga meneropong perkembangan inflasi dan daya beli masyarakat. Jumpa pers terkait beberapa data yang akan dirilis oleh BPS tersebut akan berlangsung pada pukul 11.00 WIB, bertempat di Kantor Pusat BPS RI, Jakarta. Informasi lebih lanjut dapat langsung diakses melalui website resmi BPS.

Rilis Purchasing Managers Index (PMI) Manufacture Indonesia November 2025. S&P Global dijadwalkan akan merilis sejumlah data PMI (Purchasing Managers' Index) Manufaktur untuk kawasan Asia dan berbagai negara di dunia pada Senin, 1 Desember 2025. Secara khusus, pada pukul 00:30 UTC (atau pukul 07.30 WIB) S&P Global akan merilis data Indonesia Manufacturing PMI bersamaan dengan PMI Manufaktur untuk ASEAN, Jepang, Malaysia, Filipina, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, dan Vietnam. Rilis data ini penting diikuti karena PMI Manufaktur merupakan indikator ekonomi terkemuka yang mengukur kondisi kesehatan sektor manufaktur suatu negara. Indeks ini meliputi survei terhadap manajer pembelian mengenai pesanan baru, output, lapangan kerja, dan stok. Informasi lebih lanjut tentang publikasi data dapat langsung diakses melalui website resmi S&P Global.

"Jika Anda tidak keras kepala, Anda akan menyerah terlalu cepat. Jika Anda tidak fleksibel, Anda akan menabrak dinding." (Jeff Bezos - Pendiri Amazon)

Selamat beraktivitas, Chief.

Tim SUAR