Sisa Dua Bulan Terakhir yang Menentukan dalam Industri Otomotif

Industri otomotif khususnya kendaraan roda empat menghadapi tantangan penurunan angka penjualan. Sisa dua bulan terakhir (November-Desember) menjadi penentu apakah tren penurunan yang dimulai sejak tahun 2023 akan berlanjut tahun ini.

Sisa Dua Bulan Terakhir yang Menentukan dalam Industri Otomotif

Penjualan mobil baru ke konsumen (ritel) pada bulan Oktober 2025 meningkat secara tahunan. Meski demikian, secara kumulatif penjualan selama Januari-Oktober turun 9,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penjualan selama November-Desember menjadi penentu tercapainya target.

Di tahun 2025, Oktober  menjadi satu-satunya bulan di mana penjualan mobil secara ritel tumbuh positif. Terjual sebanyak 74.720 unit mobil selama Oktober. Sembilan bulan yang lain, dari Januari hingga September, penjualan mobil turun dibandingkan bulan yang sama di tahun 2024. Penurunan yang tajam terjadi pada bulan Januari (-18,3%) dan bulan Juli (-16,8%).

Penjualan mobil tahun ini memang tidak menggembirakan, cerminan dari daya beli masyarakat yang masih menghadapi tekanan. Dalam kondisi terjadi perlambatan ekonomi dan dunia dihadapkan pada ketidakpastian, masyarakat kelas menengah ke atas berhati-hati dalam membelanjakan dananya terkait kebutuhan tersier, apalagi untuk membeli mobil yang termasuk barang mewah.

Data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan secara kumulatif (Januari-Oktober) penjualan mobil secara ritel baru mencapai 660.659 unit. Jumlah ini turun 9,6% dibandingkan periode yang sama tahun 2024. Dengan jumlah ini, dengan dua bulan yang tersisa hingga akhir tahun, target penjualan 2025 sebanyak 900.000 unit akan sulit dicapai.

Jika dilihat berdasarkan merek, secara nominal, penjualan mobil ritel yang menurun paling banyak selama Januari-Oktober secara berturut-turut adalah Toyota, Daihatsu, dan Honda. Toyota turun 33.041 unit dibandingkan periode yang sama tahun lalu atau sebanyak -13,6%. Sedangkan Daihatsu berkurang sebanyak 30.419 unit (-21,3%) dan Honda turun 24.842 unit (-29,7%).  

Meski demikian, sejumlah merek mobil lain yang merupakan mobil listrik mencatatkan angka penjualan yang meningkat secara signifikan. Mobil-mobil itu adalah BYD, Chery, Denza, Aion, dan Vinfast.

Mobil BYD mengalami kenaikan penjualan yang signifikan yaitu sebanyak 22.225 unit atau naik 252% dibandingkan periode Januari-Oktober 2024. Penjualan Chery meningkat 9.967 unit, Denza meningkat 6.757 unit, Aion meningkat 4.607 unit, dan Vinfast meningkat 2.789 unit.

Namun demikian, minat masyarakat pada kendaraan-kendaraan listrik ini belum bisa mengimbangi laju penurunan penjualan kendaraan roda empat secara keseluruhan. Industri otomotif dihadapkan pada tantangan daya beli yang belum sepenuhnya pulih.

Waktu dua  bulan yang tersisa hingga akhir tahun menjadi penentu tercapai atau tidaknya target secara nasional. Seandainya pun dalam dua bulan terakhir penjualan mobil ritel bisa mencapai 200.000 unit, secara total target penjualan mobil tahun ini tidak tercapai.

Hal itu akan mempertajam tren penurunan penjualan mobil yang sudah berlangsung sejak tahun 2023. Setelah pandemi, Indonesia pernah mencapai penjualan mobil lebih dari 1 juta unit pada tahun 2022. Angka ini hampir menyamai penjualan di tahun-tahun sebelum pandemi. Namun, di tahun 2023 penjualan mobil baru mulai menurun ke angka sekitar 998.000 unit dan menjadi di bawah 900.000 unit di tahun 2024.

Author