Ringkasan Eksekutif: Benahi Tata Kelola BBM, demi Ketahanan Energi

BM tidak hanya menjadi sumber energi utama, tetapi juga berperan strategis dalam stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat

Tata kelola bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia merupakan aspek krusial dalam sistem energi nasional. BBM tidak hanya menjadi sumber energi utama, tetapi juga berperan strategis dalam stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Namun, pengelolaannya masih menghadapi berbagai tantangan struktural dan kebijakan.

Di tengah penurunan produksi minyak dalam negeri, Pertamina terus berusaha untuk bisa memenuhi tugas menyediakan energi yang terjangkau dan mudah didapat. Di sisi lain, pemerintah mulai menyiapkan berbagai langah antisipasi krisis energi di masa depan.

Beberapa langkah yang dilakukan:

  • Pemerintah mewajibkan pencampuran 10% etanol ke dalam bahan bakar minyak (BBM), dikenal sebagai kebijakan E10.
  • Kilang Pertamina Internasional (KPI) memperkuat kapasitas kilang dan petrokimia untuk mendukung transisi energi rendah karbon.
  • Pemerintah mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) seperti tenaga surya, angin, dan biomassa untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil.
  • Pemerintah menyiapkan tenaga kerja masa depan melalui pelatihan hijau dan revisi standar kompetensi.
  • Pendidikan fokus pada sub-sektor listrik dan energi terbarukan untuk mendukung transisi yang adil dan inklusif.

Baca ulasan lengkapnya di sini.

Di sisi lain Pertamina juga tetap berusaha membangun kilang, meskipun ini bukan jawaban pasti atas permasalahan tata kelola BBM yang kadang merugikan konsumen. Bagaimana pun diperlukan berbagai cara agar negara tidak terlalu besar mengeluarkan anggaran buat mengimpor minyak.

Hal yang bisa disiapkan menghadapi krisis energi:

  • Enam kilang Pertamina yang beroperasi telah memenuhi 70% kebutuhan BBM dari produksi dalam negeri, dengan kapasitas pengolahan mencapai 1,05 juta barel per hari.
  • Selama periode 2019-2024, Pertamina telah menyelesaikan 11 proyek kilang strategis yang tersebar di lima lokasi. Yakni, Kilang Cilacap, Kilang Balongan, Kilang Balikpapan, Kilang Dumai, dan Kilang PT Trans-Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Tuban.
  • Tahun 2022, Pertamina juga telah menyelesaikan RDMP Balongan dan meningkatkan kapasitas pengolahan minyak Kilang Balongan dari 125.000 barel menjadi 150.000 barel per hari.
  • Tiga proyek strategis PT Kilang Pertamina Internasional yang menjadi bagian dari proyek besar RDMP Balikpapan telah selesai dilaksanakan, yakni Pipa Senipah Balikpapan.

Baca ulasan lengkapnya di sini dan di sini.