Reuni

Filsuf Yunani kuno, Aristoteles yang hidup 2400 tahun lalu, menyadari bahwa manusia tidak dapat hidup terisolasi.

Reuni
Photo by Meg Jenson / Unsplash
Daftar Isi

Filsuf Yunani kuno, Aristoteles yang hidup 2400 tahun lalu, menyadari bahwa manusia tidak dapat hidup terisolasi. Manusia membutuhkan interaksi sosial untuk memenuhi berbagai kebutuhan, termasuk kebutuhan dasar seperti makanan, tempat tinggal, dan juga kebutuhan akan rasa aman, kasih sayang, dan pengakuan. 

Manusia adalah zoon politicon dalam bahasa Yunani,  atau makhluk sosial menurut kesimpulan Aristoteles. Ini karena manusia tidak bisa memenuhi semua kebutuhannya sendiri, ia  bergantung pada orang lain dalam berbagai aspek kehidupan. Sehingga interaksi sosial, baik secara langsung maupun tidak langsung, adalah bagian integral dari kehidupan manusia. 

Membangun pertemanan, persahabatan, bisa membuat seseorang lebih diakui keberadaannya. Tanpa pengakuan, manusia adalah angka, jika dikaitkan dengan konteks kehidupan saat ini, manusia tak lebih dari deretan nomor induk kependudukan. Sebuah definisi yang dingin, tak bermakna.

Di sisi lain, Tuhan membekali manusia dengan rasa, penyesalan dan emosi. Tidak hanya akal. Dengan rasa dan emosi, manusia punya feeling yang memicunya untuk suka, senang, bahagia, hingga punya kenangan. Jika dikaitkan dengan pembahasan soal manusia sebagai makhluk sosial tadi, maka kesenangan atas kebersamaan, kesenangan atas interaksi, adalah hakekat dari dari kehidupan sosial itu sendiri.

Kebersamaan yang kemudian menciptakan citra keindahan interaksi, mengendap secara kolektif, dan akan selalu indah bila kembali dibicarakan setiap individu yang jadi anggota  dalam ingatan kolektif itu, saat bertemu kembali setelah sekian lama berpisah.

Kini, di jaman yang sudah berubah, pertemanan yang sudah berjalan, lalu terlupakan, akan selalu menjadi bahan perbincangan yang bikin tersenyum. Maka reuni, dalam konteks ini, bukan hanya sekadar ajang kumpul-kumpul, tetapi juga sarana untuk memperkuat hubungan sosial yang telah terjalin sejak lama.  Disitulah, saat digelar reuni, pertemanan dan kenangan, menjadi pasangan yang terpisah.

Di sisi lain, pertemanan yang tak punya kenangan, hanya sebuah hubungan tanpa jiwa, seperti awan berarak di dalam aquarium tanpa air dan hawa. Pucat dan kering.  Maka, merayakan pertemanan adalah sebuah kegiatan yang bisa jadi akan selalu menyenangkan bagi sebagian besar orang.

Perayaan pertemanan harus diuji oleh waktu, apakah seorang sahabat mu yang dulu, masih merindukanmu, untuk mengenang masa lalu. Perayaan pertemanan juga simbol kerja silaturahmi, kepingan ibadah yang memang diperintahkan Tuhan agar terus dijaga.