Selamat pagi, Chief…
Berikut informasi penting terkait pengembangan semesta dunia usaha yang perlu mendapat perhatian hari ini berdasarkan kurasi Tim SUAR.

Andalkan Transportasi Rel dan Maritim untuk Tekan Biaya Logistik
- Biaya logistik di Indonesia masih mencapai 14,29% PDB nasional, akibatnya negara kita menduduki peringkat 63 dari 118 negara menurut Logistic Performance Index Bank Dunia. Penggunaan transportasi rel dan armada maritim bisa menekan biaya logistik.
- Sebagai negara kepulauan, 91,25% moda transportasi logistik Indonesia masih angkurat darat, sementara alat transportasi maritim hanya 7,07%, kereta api 0,63%, dan udara 0,05%. Padahal, kalau kapasitas tiga moda terakhir bisa ditingkatkan, maka akan sangat menurunkan beban jalan raya dan meningkatkan efisiensi.

Baca selengkapnya di sini.

Impor Bahan Baku Farmasi Masih Tinggi, Harus Cari Solusi Tepat
- Indonesia masih menghadapi tantangan berat di industri farmasi. Yaitu, ketergantungan terhadap bahan baku impor. Belum ada kemandirian bahan baku obat. Impor bahan baku sangat tinggi karena industri hulu farmasi yang belum berkembang, keterbatasan bahan baku lokal dan belum sesuai standar.
- Salah satu perusahaan yang berinisiatif mengembangkan industri hulu farmasi bahan baku obat adalah PT Kalbe Farma Tbk. Anak usahanya, PT Livzon Pharma Indonesia, berinvestasi senilai US$ 40 juta (sekitar Rp 650 miliar) untuk membangun pabrik bahan baku obat aktif (active pharmaceutical ingredients/API) di Greenland International Industrial Center (GIIC), Kota Deltamas, Cikarang Jawa Barat.

Baca selengkapnya di sini.
Kertas China Banjiri Pasar Domestik, Industri Siapkan Antisipasi
- Produk impor kertas dari China mengalami lonjakan pada tahun ini, padahal produksi dalam negeri dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan domestik. Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, impor pulp dan kertas pada semester I-2025 mencapai USD 1,69 miliar. Angka ini naik jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar USD 1,53 miliar. Adapun jenis produk impor yang banyak masuk ke Indonesia adalah kertas ivory dan duplex yang digunakan untuk kemasan.

Baca selengkapnya di sini.
Menilik Inovasi Industri Makanan-Minuman
- Perkembangan teknologi mendorong munculnya inovasi berbagai produk makanan-minuman. Beragam produk unik jadi cara untuk memikat konsumen. Dari sektor makanan olahan, jenama asal Bandung Battenberg Tiga Indonesia menampilkan produk brownies sehat berbahan lokal. Jenama lainnya Havilla Tea misalnya berfokus pada teh premium dari berbagai daerah di Indonesia, dengan tiga kategori utama yaitu single origin, blended, dan herbal. Dari Surabaya, Parrot hadir sebagai salah satu produsen cokelat nasional yang sudah berdiri sejak 1995 di bawah naungan PT Multi Aneka Pangan Nusantara. Perusahaan ini memproduksi beragam jenis cokelat, mulai dari kompon, pasta, mesis, hingga bubuk, dengan distribusi yang mencakup seluruh Indonesia serta pasar luar negeri.

Baca selengkapnya di sini.

Jalan Panjang Wacana Redenominasi Rupiah
- Wacana redenominasi rupiah dengan memangkas tiga angka nol (Rp 1.000 menjadi Rp 1) kembali menguat setelah masuk dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 70 Tahun 2025. Kali ini wacana tersebut didorong oleh kebutuhan modernisasi dan efisiensi sistem keuangan di era digital. Sepanjang sejarah, Indonesia belum pernah tercatat melakukan redenominasi mata uang. Namun, Indonesia pernah melakukan strategi sanering 1962 dan 1965. Berbeda dengan redenominasi, sanering saat itu dilakukan sebagai strategi pengendalian inflasi yang melambung tinggi sehingga pemotongan nominal mata uang tersebut berdampak pada nilai mata uang dan membantu menekan konsumsi masyarakat.
- Selain Indonesia, sejumlah negara lain pernah melakukan redenominasi dan terbukti berhasil karena didukung oleh program stabilisasi yang kuat. Di Rumania (2005), misalnya, program tersebut dianggap berhasil karena pengawasan ketat dari Uni Eropa sehingga dampak seperti inflasi dan kepercayaan publik terhadap sistem keuangan tetap terjaga. Redenominasi yang dilakukan Rumania juga turut mempermudah proses konversi mata uang Rumania menuju euro karena sistem keuangan lebih efisien.

Baca selengkapnya di sini.

Forum Investasi Nasional (FIN) 2025. Acara strategis yang mengusung tema "Kerja Sama Pemerintah, Dunia Usaha, dan Akademisi dalam Meningkatkan Investasi Bernilai Tambah dan Ekonomi Hijau" ini akan diadakan pada Kamis, 13 November 2025, mulai pukul 08.00 WIB, bertempat secara luring di Hotel Pullman Bandung Grand Central, Kota Bandung, Jawa Barat. Forum ini akan menghadirkan sejumlah narasumber kunci dari pemerintah, BUMN, dan akademisi. Yakni, Todotua Pasaribu (Wakil Menteri Investasi/Wakil Kepala BKPM), Dedy Mulyadi (Gubernur Jawa Barat), Teddy Oetomo (Presiden Direktur PT Merdeka Battery Materials Tbk), M. Firdauz Muttaqin (Direktur Eksekutif Dept Regional Bank Indonesia), dan perwakilan dari Kadin Indonesia. Informasi terkait pendaftaran dan detail acara lainnya dapat diakses melalui media sosial Instagram resmi milik BKPM.
Agenda Rapat Kerja DPR. Terdapat beberapa agenda penting DPR RI pada Kamis, 13 November 2025. Salah satunya yaitu Rapat Kerja (Raker) Komisi V DPR RI dengan Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman yang dijadwalkan berlangsung pada pukul 13.00 WIB. Agenda rapat ini fokus untuk membahas isu-isu strategis terkait program kerja, kebijakan, dan anggaran di sektor perumahan dan pengembangan kawasan permukiman. Agenda lain dari Komisi V DPR RI pada tanggal yang sama adalah Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Dirjen IKMA (Industri Kecil, Menengah dan Aneka) dan asosiasi-asosiasi yang dimulai pukul 10.00 WIB. Informasi agenda lainnya dapat diakses langsung melalui situs website resmi DPR RI.

"Berani. Mengambil risiko. Tak ada yang bisa menggantikan pengalaman." (Paulo Coelho – Novelis)
Selamat beraktivitas, Chief.
Tim SUAR