Menilik Inovasi Teknologi Alat Pertanian untuk Genjot Produktivitas

Reformasi menuju pertanian modern menjadi langkah penting dalam menjawab tantangan efisiensi lahan, keberlanjutan lingkungan, dan peningkatan produktivitas nasional.

Menilik Inovasi Teknologi Alat Pertanian untuk Genjot Produktivitas
Foto udara petani memanen padi menggunakan mesin (combine harvester) di Lumajang, Jawa Timur, Senin (27/10/2025). (ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya/nym.)

Reformasi menuju pertanian modern menjadi langkah penting dalam menjawab tantangan efisiensi lahan, keberlanjutan lingkungan, dan peningkatan produktivitas nasional.

Salah satu perusahaan inovasi alat pertanian Bentara Agri Indonesia memperkenalkan drone pertanian sebagai solusi modern untuk meningkatkan produktivitas. Business Development Executive Bentara Agri Yopi Kurniadi mengatakan, teknologi ini dirancang untuk menjawab kesulitan petani dalam penyemprotan cairan dan penebaran benih di lahan luas.

Perusahaan membawa dua varian drone utama, yakni XAG P100 Pro dan P60, yang disesuaikan dengan kebutuhan lahan dan kapasitas kerja di berbagai wilayah pertanian.

Drone XAG P100 Pro menjadi produk unggulan yang dibawa Bentara Agri karena dinilai paling sesuai dengan kondisi pertanian di Indonesia. Drone ini memiliki desain modular yang memungkinkan pengguna mengganti tangki dengan cepat sesuai kebutuhan, baik untuk penyemprotan cairan maupun penebaran padatan.

"Dengan tingkat perlindungan tinggi, drone ini dapat digunakan di berbagai kondisi lapangan dan tetap mudah dirawat setelah pemakaian," ujar Yopi ditemui pada acara Indonesia Agriculture Technology (Agritech), Kamis (6/11/2025).

XAG P100 Pro hadir dengan dua jenis tangki utama yang memiliki fungsi berbeda. Tangki pertama digunakan untuk penyemprotan pestisida dan pupuk cair, sedangkan tangki kedua, disebut RevoCast, berfungsi untuk menebarkan benih dan pupuk berbentuk butiran atau granular.

Kapasitas muatannya mencapai 50 kilogram, dan dalam satu kali terbang drone ini mampu menjangkau area sekitar 1,3 hektare dalam waktu 10 hingga 15 menit.

Drone XAG P100 milik Bentara Agri Indonesia di pameran Indogritech 2025 di Tangerang, Kamis (06/11/2025). Foto: HaritsArrazie/Suar.

Teknologi drone ini tidak hanya mempercepat pekerjaan, tetapi juga menekan biaya tenaga kerja dalam jangka panjang. “Kalau dihitung secara keseluruhan, penggunaan drone memang lebih mahal di awal, tapi lebih efisien dalam jangka panjang,” kata Yopi.

Bentara Agri menawarkan paket lengkap XAG P100 Pro seharga sekitar Rp275 juta, termasuk baterai, alat pengisian daya, dan pilihan tangki yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan petani.

Sementara itu, PT Cipta Visi Sinar Kencana menyoroti sisi lain modernisasi pertanian melalui pengelolaan limbah yang berkelanjutan. Direktur PT Cipta Visi Sinar Kencana, Sonson Garsoni, mengatakan teknologi yang mereka bawa berfokus pada penerapan circular economy untuk mengubah sampah organik menjadi bahan yang bermanfaat bagi lahan pertanian. Inovasi ini diwujudkan lewat mesin bernama Biophosko yang mampu mengolah sampah menjadi material bernilai guna tinggi bagi sektor pertanian.

Mesin Biophosko dapat mengubah sampah menjadi tiga produk utama, yaitu kompos nano, biochar, dan briket sampah. Kompos nano dihasilkan dari pengolahan limbah hingga berukuran sangat halus agar mudah diserap tanah, sedangkan biochar adalah arang hayati yang berfungsi menambah kadar karbon dan menjaga kesuburan tanah. “Untuk briket sampah bisa dipakai sebagai bahan bakar pengeringan hasil pertanian seperti gabah, kopi, dan nilam,” ujar Sonson.

Direktur PT Cipta Visi Sinar Kencana, Sonson Garsoni, di pameran Indogritech 2025, Tangerang, Kamis (06/11/2025). Foto: HaritsArrazie/Suar.

Kata Sonson, keberadaan biochar dan kompos nano penting untuk memulihkan kualitas tanah yang kian menurun. “Lebih dari 70% tanah pertanian di Indonesia tergolong sakit karena kadar organiknya sudah di bawah 1,5%,” ujarnya. Menurut dia, bahan karbon dari biochar dapat membantu meningkatkan keasaman tanah dan memperbaiki struktur tanah yang sudah rusak.

Target pasar Biophosko adalah koperasi pertanian dan pelaku usaha kecil yang bisa mengelola limbah secara kolektif. Sonson menjelaskan, biaya investasi dan operasional alat ini cukup besar jika ditanggung individu, sehingga akan lebih efisien jika dijalankan melalui lembaga seperti koperasi desa atau unit usaha pertanian. Melalui model ini, limbah pertanian dan sampah kota bisa diolah menjadi bahan bermanfaat yang kembali digunakan oleh para petani.

Model pengelolaan limbah itu juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat. “Ketika mengolah sampah, koperasi atau pengelola bisa mendapat bayaran dari penghasil limbah seperti hotel, restoran, dan kawasan industri,” ujar Sonson. Sistem ini, dalam bayangannya, dapat memberi keuntungan ganda karena selain mengurangi masalah sampah, juga mendukung pertanian yang lebih efisien dan berkelanjutan.

Dari sisi mekanisasi, Arkadiya Fourhaka Indonesia memperkenalkan traktor dan mesin panen Sinomach dalam pameran IndoGriTech 2025. Head of Plantation Arkadiya, Zaki Somantri, mengatakan perusahaan ini merupakan distributor tunggal Sinomach di Indonesia. “Kami ingin mendukung program pemerintah dalam memperkuat ketahanan pangan nasional melalui penggunaan alat pertanian modern,” ujarnya.

Zaki menjelaskan, traktor Sinomach berkekuatan 40 tenaga kuda tersebut mampu menggarap lahan sekitar satu setengah hektare per hari, sedangkan combine harvester dapat memanen pada lahan seluas tiga setengah hektare. Produk ini baru dirilis dan belum diuji penuh di lapangan, tetapi diharapkan bisa mencapai kinerja hingga empat hektare per hari pada kondisi optimal.

“Kemampuan alat juga bergantung pada keterampilan operator, tapi secara teknis siap mendukung peningkatan produktivitas petani,” katanya.

Zaki menambahkan mekanisasi ini membantu petani bekerja lebih cepat dan efisien. “Dengan teknologi ini, biaya justru lebih murah dibanding cara manual, meskipun investasinya terlihat besar di awal,” katanya. Selain menjadi distributor, Arkadiya juga mengoperasikan lahan jagung seluas seratus hektare sebagai lokasi penerapan dan uji coba alat pertanian modern itu.

Performa industri agro

Sebelumnya, Kementerian Perindustrian menegaskan industri agro merupakan salah satu sektor strategis yang berperan penting dalam menopang pertumbuhan ekonomi nasional. 

“Pada semester pertama tahun 2025, sektor industri agro mencatatkan kontribusi sebesar 52,07% terhadap PDB industri pengolahan nonmigas, kemudian memberikan andil hingga 8,96% terhadap PDB nasional, dan tumbuh positif mencapai 4,99%.

Dari sisi perdagangan luar negeri, sektor industri agro juga menunjukkan kinerja yang gemilang dengan nilai ekspor menembus USD37,38 miliar dan surplus neraca dagang sebesar USD26,96 miliar,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam siaran resmi di Jakarta, Rabu (30/10/2025).

Agus menyampaikan, sektor industri agro juga menjadi magnet investasi dengan realisasi mencapai Rp85,05 triliun sepanjang semester pertama 2025 dan menyerap 9,8 juta tenaga kerja, atau 50,26% dari total tenaga kerja industri pengolahan nonmigas. 

“Data tersebut memperlihatkan bahwa industri agro bukan hanya menjadi motor pertumbuhan, tetapi juga pilar pemerataan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja produktif,” katanya. Pencapaian ini, kata Agus, sejalan dengan sasaran Asta Cita yang menekankan pentingnya percepatan industrialisasi di dalam negeri.