Mengejar Pertumbuhan di Sisa 5 Bulan 2025

Kurasi peristiwa terpenting yang perlu diketahui semesta dunia usaha untuk mengawali hari.

Mengejar Pertumbuhan di Sisa 5 Bulan 2025
Daftar Isi

Selamat pagi Chief… 

Berikut informasi penting terkait pengembangan semesta dunia usaha yang perlu mendapat perhatian hari ini berdasarkan kurasi Tim SUAR.

Proyeksi Sejumlah Lembaga Internasional: Perekonomian Indonesia Bakal Melambat

  • Hari ini, Selasa (5/8/2025), Badan Pusat Statistik (BPS) berencana akan merilis capaian pertumbuhan ekonomi triwulan kedua 2025. Sejumlah lembaga internasional seperti IMF, Bank Dunia, ABD, dan OECD sudah mengeluarkan laporan perkiraan ekonomi 2025 dan 2026. Laporan mereka punya benang merah bahwa perekonomian Indonesia diperkirakan akan melambat.
  • Kendati di tengah berbagai ramalan lembaga internasional, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, pihaknya optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II 2025 tetap terjaga untuk menjadi landasan bagi ekonomi di tahun 2025 tumbuh di sekitar 5,0. Konsumsi dan daya beli yang masih positif serta aktivitas dunia usaha yang resilien turut didukung oleh peran APBN dalam menjalankan fungsi alokasi, distribusi, dan stabilisasi.
  • Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal mengatakan, pihaknya memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2025 melambat ke kisaran 4,7 - 4,8%, turun dari 4,87% pada kuartal I. Sepanjang 2025, pertumbuhan diperkirakan berada di level 4,6 - 4,8%.

Baca selanjutnya di sini.

Perbankan Diperkirakan Masih Stabil Hingga Akhir Tahun

  • Di tengah berbagai tekanan ketidakpastian global dan berbagai indikasi perlambatan ekononomi domestik, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis sektor perbankan masih menunjukkan kinerja yang stabil.
  • Penyaluran kredit perbankan nasional mencapai Rp8.060 triliun pada Juni 2025, atau mengalami pertumbuhan 7,77 % secara tahunan. Adapun Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp9.392 triliun bertumbuh 6,96 % secara tahunan.
  • Permodalan bank tercukupi yang tercermin dari tingkat Capital Adequacy Ratio (CAR) Juni 2025 yang pada posisi 25,81%. Profil risiko juga terjaga dengan tingkat Non Performing Loan (NPL) Gross Juni 2025 sebesar 2,22% menurun dibandingkan Mei 2025 yang sebesar 2,29%.

Baca selanjutnya di sini.

Filantropis Pengusaha dan Kisah Sukses Petani Sigi

  • Ketua Dewan Penasihat Perhimpunan Filantropi Indonesia Fransiscus Welirang mengatakan, dunia usaha tidak hanya seputar mencari keuntungan saja tapi juga bisa berkontribusi pada pembangunan di masyarakat sekitar. Perilaku itu biasa disebut sebagai filantropis.
  • Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Rachmat Pambudy mengatakan, dunia usaha punya kapasitas secara finansial dan jangkauan untuk bisa ikut memberdayakan pembangunan berkelanjutan.
  • Salah satu kisah sukses filantropi dunia usaha adalah sinergi tiga kolaborasi antara PT. Syngenta Seed Indonesia dan Wahana Visi Indonesia (WVI) berhasil mengubah nasib ribuan petani kakao yang sempat terpuruk. Melalui program kemitraan sejak tahun 2018, mereka memperkenalkan budidaya jagung sebagai solusi untuk meningkatkan pendapatan dan membangun kembali ekonomi lokal.

Baca selanjutnya di sini.

Harapan Masuk "Global Supply Chain" Lewat Perdagangan Bebas Eropa

  • Pemerintah menargetkan akan menyepakati perjanjian IEU - CEPA pada akhir September. Diperkirakan setelah proses legal dan ratifikasi domestik berjalan selama 6 bulan, perjanjian tersebut akan ditandatangani paling lambat kuartal II - III 2026.
  • Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan dan Perjanjian Luar Negeri KADIN Indonesia, Pahala Mansuri mengatakan, perjanjian kerjasama ini akan membuka jalan Indonesia dalam mengurangi ketergantungan ekspor Indonesia ke pasar China.
  • Kesepakatan dagang IEU–CEPA bukan hanya membuka jalan bagi tekstil dan furnitur, tapi juga produk rendah karbon seperti baja. Industri baja domestik kini punya peluang menembus pasar Eropa yang semakin menuntut standar keberlanjutan, terutama dari sektor otomotif, konstruksi, dan elektronik.

Baca selanjutnya di sini.

Ceruk Penumpang Internasional untuk Maskapai Indonesia

  • Industri penerbangan Tanah Air sempat terpuruk akibat pembatasan mobilitas secara global untuk membendung penyebaran virus korona. Tahun 2020, jumlah penumpang pesawat internasional  yang datang–berangkat–transit di bandara-bandara Indonesia tercatat hanya sekitar 7,27 juta orang. Jumlah ini anjlok 81% dibandingkan dengan tahun 2019 yang tercatat sebanyak 37,3 juta orang.
  • Kejatuhan terdalam tercatat pada tahun 2021, ketika jumlah penumpang internasional yang datang–berangkat–transit hanya 1,37 juta orang. Namun, setelah itu industri penerbangan mulai pulih seiring dengan dicabutnya pembatasan mobilitas.
  • Selama lima bulan pertama tahun 2025, jumlah penumpang pesawat internasional sudah mencapai 16,17 juta orang. Bertambahnya pemain baru di rute internasional, apalagi oleh maskapai dalam negeri, akan mendongkrak jumlah penumpang internasional yang datang–berangkat–transit di bandara-bandara Indonesia. Hal ini akan membawa dampak besar bagi perekonomian domestik, khususnya sektor pariwisata.

Baca selanjutnya di sini.

BPS Rilis Pertumbuhan Ekonomi : Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia terkait dengan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Triwulan kedua pada Selasa, 5 Agustus 2025 di gedung BPS. Hasil rilis BPS terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut meliputi pertumbuhan PDB nasional, pertumbuhan PDB menurut lapangan usaha dan pengeluaran hingga kontribusi PDB menurut wilayah. Hasil tersebut turut menjadi acuan dan berdampak pada sentimen pasar, keputusan investasi, serta kebijakan moneter Bank Indonesia.

Seminar Nasional INDEF Soal Bank Emas: Center for Sharia Economic Development (CSED) INDEF bersama dengan universitas berbasis Islam menyelenggarakan seminar nasional terkait konsep bank emas (Bullion Bank). Seminar akan diadakan pada hari Selasa, 5 Agustus 2025, pukul 08.00 WIB di Universitas Paramadina, Jakarta Selatan. Seminar ini turut dihadiri berbagai narasumber dari Wakil Presiden RI ke-13, Ketua Komisi XI DPR RI, peneliti CSED INDEF, perwakilan dari OJK, LPS, dan masih banyak lagi. 

“Jangan terlalu khawatir tentang persaingan. Fokuslah pada produk dan pelanggan Anda.” (Evan Spiegel-Pendiri Snapchat)

Selamat beraktivitas Chief.

Tim SUAR