Sejak diinisiasi pada 2012, Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) menjadi momentum mendorong pertumbuhan transaksi belanja online. Nilai transaksi Harbolnas tercatat terus meningkat dari tahun ke tahun.
Jika pada 2019 nilai transaksi berada di angka Rp 9,1 triliun, di tahun 2024 nilainya melesat menjadi Rp 31,2 triliun. Dengan tren demikian, pada Harbolnas tahun ini pemerintah menargetkan nilai transaksi bisa mencapai Rp 35 triliun.
Meskipun secara persentase pertumbuhan nilai transaksi Harbolnas tahunan (year-on-year) melambat menjadi 21,4% pada 2024 (dibandingkan 56% pada 2021), nominal transaksi yang terus membesar menunjukkan bahwa belanja online telah menjadi gaya hidup masyarakat.
Perilaku dan preferensi berbelanja konsumen saat Harbolnas juga berubah. Terjadi pergeseran pilihan produk di mana konsumen kian memilih produk lokal. Harbolnas bukan hanya menjadi panggung bagi barang impor, tetapi telah menjadi arena pembuktian bagi brand lokal yang turut bersaing di pasar nasional.
Penjualan produk lokal tumbuh positif sejak tahun 2019 hingga 2024. Di tahun 2019, nilai transaksi produk lokal tercatat baru sebesar Rp 4,1 triliun. Namun, angka ini tumbuh hingga mencapai Rp 12,3 triliun pada 2023 dan melonjak ke angka Rp 16,1 triliun pada 2024.
Peningkatan ini membuktikan bahwa kualitas dan relevansi produk dalam negeri semakin mendapatkan tempat di hati konsumen Indonesia. Hal ini didorong oleh literasi digital yang semakin baik dan kesadaran konsumen untuk mendukung ekonomi kreatif nasional.
Tahun 2024 menjadi tonggak sejarah baru di mana produk lokal berhasil mendominasi lebih dari separuh nilai transaksi dalam ajang Harbolnas. Untuk pertama kalinya dalam lima tahun terakhir, proporsi produk lokal tembus di atas 50%, tepatnya mencapai 51,6% dari total transaksi nasional.
Capaian tersebut merupakan lompatan besar jika dibandingkan dengan tahun 2022 yang sempat menyentuh titik terendah di angka 44,1%. Dominasi sebesar 51,6% menunjukkan produk lokal mendapat tempat di rumah sendiri dan masih memiliki ruang untuk terus dikembangkan. Pencapaian itu juga menegaskan bahwa strategi promosi dan keberpihakan ekosistem e-commerce terhadap UMKM telah membuahkan hasil konkret dalam menggeser ketergantungan pada produk luar negeri.
Keberhasilan produk lokal menguasai lebih dari separuh nilai transaksi Harbolnas 2024 selaras dengan visi awal penyelenggaraan acara ini, yaitu mendorong pertumbuhan industri kreatif dan memberikan panggung bagi produk-produk hasil karya anak bangsa. Tren ini menunjukkan bahwa semangat "Bangga Buatan Indonesia" bukan sekadar slogan, melainkan tercermin dalam perilaku belanja riil masyarakat.
Dengan proporsi transaksi yang terus menguat, produk lokal terbukti kompetitif, baik dari segi harga, inovasi, maupun strategi pemasaran digital yang agresif, sehingga mampu mengungguli produk global di momen puncak belanja nasional.
Capaian nilai transaksi di tahun 2024 yang tumbuh empat kali lipat dalam waktu lima tahun memberi optimisme tinggi bagi para pelaku usaha lokal. Capaian tersebut dapat dilihat sebagai momentum untuk memperkuat rantai pasok dan kualitas produksi dalam negeri.
Target transaksi Rp 35 triliun pada 2025 merupakan tantangan sekaligus peluang besar bagi produk lokal untuk memperbesar dominasi. Harbolnas telah membuktikan dirinya sebagai instrumen efektif, di mana produk lokal kini tidak lagi menjadi penonton, melainkan pemain utama yang mengendalikan arus transaksi nasional.
Ke depan, konsistensi dalam berinovasi dan dukungan regulasi akan menjadi kunci agar tren positif ini terus meroket dan membawa ekonomi digital Indonesia ke level yang lebih tinggi.