Manufaktur Menggeliat, Inflasi Terkendali, Neraca Dagang Surplus, Investasi KEK Melaju

Kurasi peristiwa terpenting yang perlu diketahui semesta dunia usaha untuk mengawali hari.

Manufaktur Menggeliat, Inflasi Terkendali, Neraca Dagang Surplus, Investasi KEK Melaju
Foto: Arno Senoner / Unsplash
Daftar Isi

Selamat pagi, Chief… 

Berikut informasi penting terkait pengembangan semesta dunia usaha yang perlu mendapat perhatian hari ini berdasarkan kurasi Tim SUAR.

UAR Roundtable Decision – Kawasan Ekonomi Khusus Akseleratif & Atraktif: Tingkatkan Investasi dan Lapangan Kerja. Acara ini diselenggarakan secara terbatas dan hanya dihadiri oleh tamu undangan.

Banyak Pesanan Baru, Manufaktur Indonesia Masih Tumbuh Positif

  • Banyaknya pesanan baru membuat aktivitas manufaktur Indonesia kembali tumbuh dengan Purchashing Managers' Index (PMI) berada di level tertingginya sejak Februari 2025. Merujuk laporan S&P Global yang dirilis Senin (1/12/2025), PMI Indonesia berada di 53,3 untuk periode November 2025 atau mengalami kenaikan cukup signifikan dari 51,2 di Oktober. Hal ini menunjukkan aktivitas manufaktur Indonesia kembali tumbuh dan masuk ke dalam zona ekspansi.

Baca selengkapnya di sini.

Kecukupan Stok Bahan Pangan Berhasil Tekan Inflasi Tahunan

  • Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi November 2025 melambat dari 2,86% year-on-year (YoY) pada bulan Oktober menjadi 2,72% YoY dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 109,22. Di samping harga emas yang kembali stabil, kecukupan stok bahan pangan dan deflasi harga beras menjadi penyebab inflasi melambat di pengujung tahun 2025.

Baca selengkapnya di sini.

Meski Ekspor Berkurang Surplus Neraca Dagang Masih Cemerlang

  • Ekspor Oktober 2025 tercatat sebesar USD 24,23 miliar menurun dibandingkan ekspor September 2025 USD 24,67 miliar, sementara impor Oktober 2025 sebesar USD 21,84 miliar meningkat dibandingkan September yang sebesar USD 20,33 miliar. Surplus neraca perdagangan pun menurun menjadi USD 2,39 miliar pada Oktober dari September yang sebesar USD 4,34 miliar. Namun kinerja ekspor-impor masih surplus untuk ke-66 kalinya secara berturut-turut sejak Mei 2020. Nilai ekspor Indonesia Januari-Oktober 2025 pun tetap naik 6,96% year-on-year (YoY) mencapai USD 234,03 miliar. Dengan impor Januari-Oktober 2025 sebesar USD 198,16 miliar membuat neraca dagang tetap surplus.

Baca selengkapnya di sini.

Jadi Lokomotif Pertumbuhan Ekonomi, Investasi KEK Tembus Rp 294,4 Triliun

  • Komitmen pemerintah menjadikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) sebagai mesin pendorong pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan mulai menunjukkan hasil konkret. Daya tarik total 25 KEK yang tersebar dari Sabang hingga Merauke terbukti berhasil menembus total investasi senilai Rp 294,4 triliun atau USD 3,6 miliar terhitung dari tahun 2021 hingga September 2025.
  • Terdapat 25 KEK yang tersebar di berbagai daerah dengan fokus sektor industri, manufaktur, digital, pariwisata dan kesehatan, serta jasa lainnya seperti maintenance repair overhaul (MRO); di antaranya KEK Arun Lhokseumawe (Aceh), KEK Sei Mangkei (Sumatera Utara), KEK Batam Aero Technic (Kepulauan Riau), KEK Galang Batang (Kepulauan Riau), KEK Kendal (Jawa Tengah), KEK Gresik (Jawa Timur).

Baca selengkapnya di sini.

Manisnya Peluang Komoditas Gula Kelapa di Pasar Global

  • Potensi besar nilai pasar gula kelapa global diperkirakan mencapai USD 744,2 juta pada tahun 2025 dan diproyeksikan tumbuh hingga USD 1.271,3 juta pada 2035. Tren ekspor gula kelapa Indonesia pun mencerminkan tren positif, dengan volume yang naik dari 917,35 ton (2022) menjadi 7.730,09 ton (2025), atau meningkat hingga 700% dalam kurun tiga tahun. Tidak hanya lonjakan secara volume, lonjakan juga terlihat secara nominal dari nilai USD 1,93 juta (2022) menjadi USD 15,97 juta (2025).
  • Tercatat volume ekspor kelapa mencapai 2.174.712 ton pada tahun 2023, yang mendekati total produksi (2.836.200 ton). Di tahun 2024, ekspor mencapai 1.097.349 ton dari total produksi 2.822.118 ton. Volume ekspor kelapa mentah yang besar berisiko mengurangi pasokan bahan baku yang dibutuhkan industri hilirisasi, berpengaruh terhadap pengolahan produk gula kelapa dan produk turunan lainnya.

Baca selengkapnya di sini.

Konferensi Brown to Green: Unlocking Enabling Environments for Indonesia to Transition Beyond Coal. Konferensi hasil kolaborasi GETI, British Embassy Jakarta, dan IESR ini akan diselenggarakan secara daring melalui platform Zoom dan YouTube IESR Indonesia pada hari Selasa, 2 Desember 2025, pukul 12.00-16.00 WIB dan Rabu, 3 Desember 2025, pukul 09.00-17:00 WIB. Acara ini merupakan respons terhadap meningkatnya bencana hidrometeorologi yang didorong oleh perubahan iklim dan emisi bahan bakar fosil. Secara khusus, acara ini bertujuan membahas upaya dan strategi dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi Indonesia untuk melakukan transisi energi dari bahan bakar batu bara ke energi terbarukan. Informasi lebih lanjut terkait dengan acara ini dapat langsung diakses melalui media sosial Instagram IESR.

ESG Symposium 2025 Indonesia yang dirancang SCG ini akan berlangsung pada tanggal 2 Desember 2025, pukul 08.00-13:00 WIB. Fokus utamanya pada pembahasan mengenai peran dekarbonisasi sebagai kunci untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan di Indonesia. Simposium ini mengundang para pembicara terkemuka dan bertujuan menjadi wadah diskusi mendalam yang memberdayakan para partisipan untuk memahami dan mengambil bagian dalam solusi, menyadari bahwa masa depan bumi dan keberlanjutan ada di tangan kolektif. Acara ini dapat diikuti secara daring melalui siaran langsung di Channel YouTube SCG Indonesia. Informasi lebih lanjut dapat langsung diakses melalui media sosial Instagram SCG Indonesia.

"Semua impian kita bisa menjadi kenyataan, jika kita memiliki keberanian untuk mengejarnya." (Walt Disney- Pendiri Disney)

Selamat beraktivitas, Chief.

Tim SUAR