Segera Tangani Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati untuk Cegah Inflasi dan Kesulitan Distribusi

Tak hanya memberikan dampak kerugian fisik, kebakaran di pasar yang jadi pemasok komoditas untuk pasar di kawasan Jabodetabek ini bisa potensi picu inflasi.

Segera Tangani Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati untuk Cegah Inflasi dan Kesulitan Distribusi
Petugas Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Dinas Gulkarmat) melakukan proses pemadaman kebakaran di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (15/12/2025). Menurut data sementara PD Pasar Jaya sebanyak 350 kios pedagang terbakar. ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/nz

Kebakaran besar melanda 350 kios di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, pada Senin (15/12/2025) pagi, diduga akibat korsleting listrik. Kerugian akibat peristiwa tersebut ditaksir mencapai Rp 10 miliar-Rp30 miliar. Tak hanya memberikan dampak kerugian fisik, kebakaran di pasar yang jadi pemasok komoditas untuk pasar di kawasan Jabodetabek ini bisa potensi picu inflasi.

Tidak bisa tidak, peristiwa kebakaran ini harus segera ditangani untuk mencegah terjadinya inflasi dan kesulitan distribusi pangan. Penanganan kebakaran harus melibatkan lintas sektor.

Ketua Umum Kadin DKI Jakarta Periode 2019-2024 Diana Dewi mengatakan, kios yang terbakar di Pasar Induk Kramat Jati menjadi tumpuan pembelian buah-buahan dari pedagang yang selanjutnya menjual secara eceran.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan pihak Pasar Jaya bergerak cepat untuk mengatasi kelangkaan buah dan pangan lainnya yang terdampak. Salah satunya dengan relokasi sementara para pedagang buah di tempat yang memungkinkan untuk kembali berjualan. 

“Bahkan, Pemprov juga memberikan santunan yang tentu bisa digunakan untuk modal kerja,” ujar Diana kepada SUAR di Jakarta (16/12/2025).

Petugas Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Dinas Gulkarmat) memeriksa bagian kios pedagang saat proses pendinginan kebakaran Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (15/12/2025). Dinas Gulkarmat menurunkan 19 unit mobil pemadam kebakaran untuk memadamkan api dan penyebab kebakaran masih dalam proses penyelidikan pihak terkait. ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/nz

Kadin DKI Jakarta akan terus memantau keberlanjutan usaha dari para pedagang ini. Seperti diketahui, kebutuhan buah pada akhir tahun, khususnya di bulan Desember, cenderung meningkat seiring adanya perayaan Natal dan Tahun Baru, didorong oleh peningkatan pengeluaran untuk buah-buahan dan ketersediaan buah musiman.

Dalam keterangan resminya, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Ikkapi DKI Jakarta Miftahudin menyampaikan kebakaran itu berdampak pada 350 tempat usaha pedagang. Adapun total kerugian yang dialami pedagang diperkirakan mencapai Rp 35 miliar.

Menurutnya, kebakaran Pasar Induk Kramat Jati bisa berdampak luas pada pasokan buah di sekitar Jabodetabek. Sebab, Pasar Induk Kramat Jati merupakan pusat distribusi buah yang beroperasi setiap hari dan memiliki peran strategis dalam menjaga kelancaran pasokan komoditas buah di kawasan ini.

Permodalan dan relokasi

Pengamat Ekonomi IPB Dwi Andreas mengatakan, pedagang yang menjadi korban kebakaran di Pasar Induk Kramat Jati harus dibantu dengan modal kerja atau relokasi tempat.

Modal kerja sangat penting bagi korban kebakaran agar mereka bisa segera bangkit kembali. “Tanpa modal kerja, korban sulit memenuhi kebutuhan dasar dan membangun kembali hidupnya,” ujar dia kepada SUAR di Jakarta (16/12/2025).

Fungsi utama Pasar Induk Kramat Jati adalah sebagai pusat distribusi grosir utama untuk produk segar seperti buah dan sayuran, melayani seluruh Jakarta dan Jabodetabek, menjadi jantung suplai kebutuhan pokok, menghubungkan petani langsung ke pedagang kecil, dan berperan dalam pembentukan harga komoditas dengan operasinya 24 jam. 

Kebakaran yang terjadi pada Senin (15/12/2025) tentu berdampak besar pada distribusi pangan maka dari itu dibutuhkan modal kerja secepatnya bagi korban.

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung memastikan pembangunan lokasi sementara bagi pedagang terdampak kebakaran di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, akan dituntaskan dalam waktu maksimal lima hari.

Langkah percepatan ini dilakukan agar aktivitas perdagangan tetap berjalan, terutama menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru.

Baca juga:

Perempuan dan UMKM, Dua Sisi Pemberdayaan Ekonomi
Perempuan Indonesia yang status pekerjaan utamanya berusaha sendiri bertambah lebih cepat dibandingkan dengan perempuan yang bekerja sebagai karyawan/pegawai. Perempuan-perempuan yang berusaha sendiri atau berwirausaha ini akan terus berkembang jika diberi kemudahan akses ke pembiayaan.

Pernyataan tersebut disampaikan Pramono usai meninjau langsung lokasi kebakaran di Pasar Induk Kramat Jati, Selasa (16/12/2025). Ia menegaskan bahwa penanganan cepat sangat dibutuhkan untuk menjaga kelancaran suplai dan distribusi kebutuhan pangan di Jakarta.

“Saya minta penanganannya cepat, lima hari harus selesai, supaya tidak mengganggu suplai atau pengadaan dalam rangka menyambut Natal dan Tahun Baru,” ujar Pramono dalam siaran persnya yang diterima SUAR di Jakarta (16/12).

Pemprov DKI Jakarta memastikan para pedagang tetap dapat berjualan dengan direlokasi ke tempat penampungan sementara yang berjarak sekitar 100 meter dari lokasi kebakaran. Lokasi tersebut dipilih agar aktivitas perdagangan bisa kembali berjalan tanpa mengubah pola distribusi yang sudah ada. Relokasi ini ditargetkan rampung dalam waktu maksimal lima hari.

Area Pasar Induk Kramat Jati yang terbakar memiliki luas sekitar 6.196 meter persegi. Berdasarkan perhitungan awal, kerugian akibat kebakaran tersebut diperkirakan mencapai Rp 10 miliar. Pramono menyebutkan bangunan pasar yang terbakar telah diasuransikan, sehingga proses renovasi ke depan akan ditangani oleh pihak asuransi melalui pengelola Perumda Pasar Jaya.

Selain renovasi fisik, Pramono juga meminta agar perbaikan pasar disertai penguatan sistem pencegahan kebakaran, khususnya pada instalasi kelistrikan. Ia menilai korsleting listrik kerap menjadi penyebab utama kebakaran di pasar tradisional. Pemprov DKI juga akan menambah fasilitas hidran untuk meningkatkan kesiapsiagaan pemadam kebakaran di kawasan pasar.

Untuk membantu pedagang selama masa pemulihan, Pemprov DKI Jakarta menyalurkan bantuan kepada 121 pedagang terdampak, masing-masing sebesar Rp 5 juta.