Industri Agro Jadi Penyokong Utama Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Industri agro menjadi motor utama dalam peningkatan nilai tambah bahan baku dalam negeri, penciptaan lapangan kerja, dan mampu berdaya saing di kancah global.

Industri Agro Jadi Penyokong Utama Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Pelajar SMP Pangudi Luhur Santo Yusup memeriksa tingkat kematangan buah sirsak saat mengikuti kegiatan Dolan Kebun di Agro Purwosari, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (8/10/2025). (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/bar)

Industri agro merupakan salah satu sektor strategis yang memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia, demikian disampaikan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.

Sepanjang semester I 2025, realisasi investasi industri agro mencapai Rp 85,05 triliun, disertai penyerapan tenaga kerja sebanyak 9,8 juta orang atau 50,26 persen dari total tenaga kerja industri pengolahan nonmigas.

Agus mengatakan, selama ini industri agro menjadi motor utama dalam peningkatan nilai tambah bahan baku dalam negeri, penciptaan lapangan kerja, dan mampu berdaya saing di kancah global.

Berdasarkan data kementerian, pada semester I tahun 2025, sektor industri agro mencatatkan kontribusi sebesar 52,07 persen terhadap PDB industri pengolahan nonmigas, kemudian memberikan andil hingga 8,96 persen terhadap PDB nasional.

Agus juga mengatakan, sektor industri agro juga menunjukkan kinerja yang gemilang dengan nilai ekspor menembus USD37,38 miliar dan surplus neraca dagang sebesar USD26,96 miliar.

“Data tersebut memperlihatkan bahwa industri agro bukan hanya menjadi motor pertumbuhan, tetapi juga pilar pemerataan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja produktif,” imbuhnya.

Agus menambahkan, pihaknya juga menekankan pentingnya percepatan industrialisasi melalui peningkatan nilai tambah di dalam negeri.

“Dalam konteks sektor agro, pendekatan industrialisasi diarahkan untuk memperkuat hilirisasi berbasis sumber daya alam. Bahan baku seperti biji kakao, sagu, rumput laut, dan kopra didorong untuk diolah menjadi produk turunan bernilai tambah tinggi di dalam negeri,” jelasnya.

Hilirisasi Kopi

Salah satu pelaku usaha yang bergerak di industri agro adalah Herry Sulianto yang merupakan owner dari brand kopi Ijen Lestari.

Ijen Lestari adalah produsen kopi asal Jawa Timur yang telah mengukir prestasi internasional sebagai pemenang Cup of Excellence (COE), termasuk peringkat ke-1 pada tahun 2023. UMKM ini berfokus pada produksi kopi berkualitas tinggi dengan praktik pascapanen yang terstandar, serta telah beroperasi selama 10 musim dalam pengolahan kopi Ijen. 

Dengan komitmen terhadap kualitas dan keberlanjutan, Ijen Lestari melayani pasar domestik maupun internasional dengan pengiriman ke seluruh dunia.

Herry mengatakan kopi termasuk dalam industri agro karena merupakan komoditas pertanian yang hasilnya (biji kopi) diolah menjadi produk bernilai ekonomi tinggi seperti kopi bubuk. Kopi juga termasuk agroindustri perkebunan dan menjadi salah satu komoditas ekspor unggulan di sektor pertanian. 

‘Kopi adalah tanaman perkebunan yang hasil panennya, yaitu biji kopi, menjadi bahan baku utama industri ini,’’ ujar dia ketika ditemui dalam acara Pameran Industri Agro, di Gedung Kementerian Perindustrian, Jakarta (30/10).

Sementara itu, Plt. Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika menyampaikan, Indonesia dikenal sebagai salah satu kekuatan besar dunia dalam industri agro. Saat ini, Indonesia merupakan produsen minyak sawit terbesar di dunia, dengan produksi lebih dari 51 juta ton CPO dan CPKO per tahun.

Sementara itu, industri berbasis karet nasional menempati posisi kedua terbesar di dunia dengan produksi mencapai 3,32 juta ton per tahun. Di sisi lain, industri rumput laut Indonesia juga berada di posisi ketiga dunia dalam hal produksi, menjadikan komoditas ini sebagai salah satu unggulan ekspor yang bernilai tinggi.

Komoditas lain seperti kayu dan rotan juga menempatkan Indonesia di posisi teratas pasar global, sedangkan industri minyak atsiri nasional menjadi salah satu yang terbesar di dunia dan berperan penting dalam pasokan bahan baku bagi industri flavor, fragrance, dan wellness.

 Selanjutnya, industri pulp dan kertas, kopi, teh, kakao olahan, hasil laut, serta produk pangan olahan berbasis tebu, susu, dan buah-buahan, terus memberikan kontribusi besar terhadap ekspor dan penyerapan tenaga kerja nasional.

“Industri agro Indonesia tidak hanya berperan sebagai tulang punggung ekonomi nasional, tetapi juga sebagai lokomotif utama peningkatan daya saing ekspor berbasis sumber daya alam terbarukan,” ungkap Putu dalam siaran persnya yang diterima SUAR di Jakarta (30/10).

Sejumlah pelajar SMP Pangudi Luhur Santo Yusup memeriksa tingkat kematangan buah jambu saat mengikuti kegiatan Dolan Kebun di Agro Purwosari, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (8/10/2025). (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/bar)

Kementerian Perindustrian mengadakan Pameran Industri Agro 2025 yang berlangsung selama empat hari, tanggal 28 - 31 Oktober 2025 di Plasa Pameran Industri Gedung Kemenperin, Jakarta ini diikuti sebanyak 65 peserta, yang mencakup pelaku industri skala menengah hingga besar serta usaha kecil berbasis agro.

“Pameran ini tidak hanya menjadi ajang promosi produk-produk unggulan industri agro, tetapi juga menampilkan potensi besar sektor tersebut mulai dari industri makanan dan minuman, industri furnitur, industri atsiri, industri pakan, industri kertas, hingga industri oleokimia,” ujar dia.

Produk-produk yang dipamerkan antara lain produk turunan sawit, alga, gula, biskuit, produk kopi, teh, produk susu dan turunannya, cokelat, minuman sari buah (jus), buah dan sayuran beku, saus, mi instan, produk olahan daging, frozen food, makanan siap saji, produk olahan kertas, minyak atsiri, produk furnitur serta pet food.

Pengamat Pertanian IPB Dwi Andreas mengatakan untuk mendorong pertumbuhan industri agro maka diperlukan hilirisasi produk dan pengembangan pasar.

“Memperkuat kemitraan yang inklusif antara petani dan industri untuk memastikan manfaat hilirisasi dirasakan secara merata,” ujar dia kepada SUAR di Jakarta (30/10).

Mengembangkan sistem logistik pangan untuk distribusi hasil pertanian dari sentra produksi ke konsumen