Suntikan Rp 200 Triliun, Paket Stimulus 8+4, Program 3 Juta Rumah Menyala

Kurasi peristiwa terpenting yang perlu diketahui semesta dunia usaha untuk mengawali hari.

Suntikan Rp 200 Triliun, Paket Stimulus 8+4, Program 3 Juta Rumah Menyala
Daftar Isi

Selamat pagi Chief… 

Berikut informasi penting terkait pengembangan semesta dunia usaha yang perlu mendapat perhatian hari ini berdasarkan kurasi Tim SUAR.

Menanti Akselerasi Ekonomi dari Injeksi Rp 200 Triliun

  • Pemerintah klaim telah menginjeksikan Rp 200 triliun kepada lima bank negara pada Jumat pekan lalu. Menurut Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, tujuannya untuk mempercepat roda ekonomi mengejar pertumbuhan. Kesiapan dan strategi kreatif bank akan diuji untuk menyasar sektor-sektor yang potensial dan produktif agar injeksi dapat bermanfaat dan tepat sasaran.
  • Para bankir dari bank negara yang dihubungi Suar.id menyambut baik injeksi dana ini. Mereka bilang, akan menggunakan tambahan modal itu untuk mendukung pemerintah dengan pembiayaan program-program strategis. Adapun penyaluran kredit tetap akan dilakukan melalui perhitungan risiko dan melalui prinsip kehati-hatian.
  • Terlepas dari kebijakan progresif Purbaya yang patut diapresiasi, aspek penting yang jangan sampai dilupakan adalah menyelesaikan masalah perlambatan ekonomi sampai ke hulu masalah. Dana yang tersimpan di Saldo Anggaran Lebih (SAL) merupakan persoalan belanja yang tidak optimal. Adapun upaya mendorong pertumbuhan kredit dengan tambahan modal juga kurang pas, karena faktor permintaan lesu yang membuat pertumbuhan kredit melambat.

Baca selanjutnya di sini.

Mengukur Manfaat Stimulus Ekonomi "8+4"

  • Di tengah ketatnya efisiensi anggaran, pemerintah kembali menggelontorkan amunisi untuk menjaga daya beli masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengumumkan rencana peluncuran paket stimulus ekonomi kuartal IV–2025, yang diberi label “8+4”, pada Jumat (12/9/2025). Paket yang disusun atas arahan langsung Presiden Prabowo Subianto ini diharapkan menjadi penopang sekaligus akselerator roda perekonomian hingga akhir tahun.
  • Paket kebijakan ini direspon beragam, baik dari kalangan pengusaha, pekerja, hingga ekonom. Mereka masing-masing memahami niat baik pemerintah mendorong perekonomian, namun jenis insentifnya dinilai masih belum menyentuh kebutuhan mendasar pelaku usaha dan masyarakat.

Baca selanjutnya di sini.

Semua Pihak Bergotong-royong, Program Perumahan Harus Rampung

  • Semua pihak, mulai dari Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Jakarta, Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), hingga dunia usaha mengeluarkan berbagai inisiatif untuk memenuhi kebutuhan hunian bagi warga. Antara lain program yang serupa adalah Kredit Program Perumahan (KPP) dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk perumahan.
  • Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Bakrie mengatakan, proyek 3 juta unit rumah bisa menciptakan lapangan kerja hingga 9 juta orang yang bekerja di jasa konstruksi bidang perumahan. Setiap rumah melibatkan 5-6 tenaga kerja, ditambah sekitar 140 vendor, mulai dari semen, baja, hingga jasa transportasi. Jadi efek bergandanya sangat besar.
  • Kementerian PKP dan Pemerintah Provinsi Jakarta juga bekerjasama mendorong program KUR Perumahan untuk kalangan UMKM agar naik kelas.

Baca selanjutnya di sini.

BI Rate Terus Turun, Bunga Kredit Mestinya Ikut Turun untuk Pacu Sektor Riil

  • Sepanjang tahun ini, Bank Indonesia (BI) telah menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate hingga total 100 basis poins, sehingga kini posisi BI Rate pada level 5,00%. Sepanjang tahun ini BI sudah empat kali menurunkan suku bunga acuan ini, yakni pada Januari, Mei, Juli, dan Agustus 2025. Masing-masing penurunan sebesar 25 basis poins atau 0,25%. Penurunan BI Rate ini semestinya ikut bertransmisi menjadi penurunan bunga kredit perbankan agar bisa lebih rendah.
  • Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae mengatakan, penurunan BI Rate telah diikuti oleh penurunan suku bunga perbankan. Dibandingkan tahun sebelumnya, rerata suku bunga kredit rupiah pada Juli 2025 tercatat turun 36 bps untuk kredit investasi dan turun 20 bps untuk kredit modal kerja. "Umumnya, penurunan BI Rate akan diikuti penurunan suku bunga kredit dengan jeda waktu beberapa periode. Oleh karena itu, suku bunga kredit diperkirakan masih akan menurun sebagai respons dari penurunan BI Rate pada 2025," ujar Dian.

Baca selanjutnya di sini.

PR Menyalurkan Rp 200 Triliun di Saat Kredit Produktif Lamban

  • Dana senilai Rp 200 trilliun yang ditempatkan pemerintah di lima bank negara diharapkan dapat mendorong penyaluran kredit. Bank penerima dana bisa menyalurkannya ke sektor riil sehingga perekonomian bergerak. Dana tersebut tidak diperbolehkan digunakan untuk membeli surat berharga negara  (SBN) atau sekuritas rupiah Bank Indonesia (SRBI).
  • Di tahun 2025 ini, meski pertumbuhan kredit masih kecil selama tujuh bulan pertama, porsi kredit produktif sekitar 71,3%. Perinciannya, kredit modal kerja menguasai 43,3% dari total kredit, kredit investasi 28%, dan kredit konsumsi sebanyak 28,7%.Terobosan kebijakan moneter yang dilakukan Menteri Keuangan untuk menggerakkan sektor rill ini belum sepenuhnya diyakini publik, bahkan pengamat ekonomi. Masih terbayang kekhawatiran dana besar itu digunakan bank bukan untuk menyalurkan kredit,

Baca selengkapnya di sini.

Publikasi Statistik Utang Luar Negeri Indonesia (SULNI) Juli 2025: Publikasi yang jadi agenda rutin Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan ini akan dirilis Senin (15/9/2025). Data SULNI memberikan gambaran komprehensif mengenai posisi utang luar negeri Indonesia, yang menjadi indikator krusial dalam menganalisis ketahanan ekonomi nasional. Laporan berisi informasi yang penting bagi ekonom, investor, dan analis ini akan tersedia untuk diakses secara daring melalui situs web resmi Bank Indonesia.

Seminar "Navigating the India-Indonesia Bilateral in a Changing Global Order": Acara ini akan diselenggarakan oleh Centre for Strategic and International Studies (CSIS) bekerjasama dengan Gateway House pada Senin, 15 September 2025, pukul 10.00–12.00 WIB, di CSIS Auditorium, Jakarta. Seminar akan membahas hubungan bilateral India-Indonesia dan perannya dalam tatanan global yang terus berubah, dengan menghadirkan pembicara terkemuka, seperti Menteri Luar Negeri RI Sugiono, Menteri Luar Negeri India Shri Pabitrah Margherita, serta duta besar kedua negara. Bagi yang berminat, peserta dapat mendaftar untuk hadir secara langsung dengan melakukan RSVP, atau menyaksikan siaran langsung acara melalui kanal YouTube CSIS.

"Tindakan adalah kunci dasar untuk semua kesuksesan." (Pablo Picasso – Pelukis dan pematung Spanyol)

Selamat beraktivitas Chief.

Tim SUAR