Dari Hobi Jadi Bisnis, Atlet ini Kini Sukses sebagai CEO

Tangga menapaki kesuksesan bisa datang dari pintu manapun termasuk melakukan hobi.

Dari Hobi Jadi Bisnis, Atlet ini Kini Sukses sebagai CEO
Photo by Markus Spiske / Unsplash
Daftar Isi

Tangga menapaki kesuksesan bisa datang dari pintu mana pun, termasuk menjalani hobi. Di Indonesia, tak sedikit pengusaha yang berhasil berbisnis atau mencapai posisi top suatu perusahaan bukan karena warisan keluarga, melainkan karena menekuni kegiatan yang disukainya. 

Terbukti dari kegemaran memasak, meracik kopi, menjahit pakaian, mendengarkan musik, dan berolahraga, banyak orang kini menjadi pemilik usaha mandiri dengan omzet miliaran rupiah.

Potensi besar ini kerap tak disadari. Padahal ada pepatah yang bilang, “Apabila Anda berhasil menemukan pekerjaan yang Anda sukai, maka Anda akan menikmati pekerjaan tersebut dan tidak merasa seperti sedang bekerja."

Kalimat dari penulis Mark Twain itu menekankan pentingnya memilih pekerjaan yang sesuai dengan minat dan passion seseorang: "Ketika seseorang benar-benar menikmati apa yang ia lakukan, aktivitas tersebut tidak lagi terasa sebagai beban, melainkan sebagai bagian dari hidup yang menyenangkan."

Ketika seseorang benar-benar menikmati apa yang ia lakukan, aktivitas tersebut tidak lagi terasa sebagai beban, melainkan sebagai bagian dari hidup yang menyenangkan.

Kutipan ini kerap dijadikan motivasi dalam dunia kerja maupun dalam berbisnis, seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya work-life balance dalam dunia kerja. 

Tim SUAR berhasil mewawancarai dua di antaranya. Siapakah mereka?

Junas Miradiarsyah

Decit suara sepatu yang beradu di lapangan basket serta sorak sorai penonton menjadi momen tak terlupakan bagi Junas Miradiarsyah, 45 tahun.

Pria yang awalnya mendrible bola di level profesional ini, kini, duduk di kursi teratas sebagai Direktur Utama Liga Basket atau Indonesian Basketball League (IBL). 

Kepada tim SUAR akhir Juli lalu, ia menceritakan awal mula dirinya terjun ke lapangan basket karena ikut kakak bermain di sekolah. 

"Waktu itu saya masih SD, diajak latihan kakak di sekolah kemudian keterusan main. Saya suka basket karena memang menyenangkan, pemainnya banyak dan ada tim," kata dia mengenang masa-masa kecilnya. 

Hobi kecilnya bermain basket berkembang menjadi rutinitasnya sehari-hari, dan mengantarkannya bergabung dengan klub Satria Muda dari Jakarta di awal 1999. 

Beberapa tahun setelahnya, ia memilih pensiun muda di usia 22 tahun. Ia lalu menekuni jalur profesional di luar lapangan dengan meniti karier di dunia media, seperti di majalah dan radio. Gelaran event Asian Games 2018 membuka jalannya untuk kembali ke dunia basket. 

"Setelah Asian Games, saya semakin yakin untuk mendalami olahraga dari sisi manajemen dan saya dipercaya memimpin IBL," kata Junas. 

Junas Miradiarsyah, Direktur Utama Indonesian Basketball League (IBL) (Foto: Dok Pribadi)

Kepuasan tersendiri

Bagi Junas, basket bukanlah sekadar olahraga, tapi sudah menjadi filosofi dalam hidupnya. 

Seperti dalam kompetisi olahraga, ia menyebut mengelola liga bukan perkara mudah. 

"Liga itu sama dengan menjalankan perusahaan dengan produk utamanya berupa kompetisi. Di dalamnya ada tim, ada coach, marketing, dan finance yang menjalankan perannya masing-masing melengkapi, disiplin, dan semangat kompetisi yang sehat. Produknya pertandingan basket," ujar dia. 

Berbekal pengalamannya di olahraga basket, ia berusaha membuat pertandingan semenarik mungkin. 

"Ya, perasaan bekerja di bidang ini jadi senang, terutama ketika kompetisi ini memberikan hiburan untuk masyarakat pecinta basket. Ketika melihat respons orang histeris atau membuat orang bangga dengan tim kesayangannya, itu merupakan kepuasan tersendiri buat kita," kata Junas. 

Menurutnya, passion memang bisa menjadi bahan bakar yang membuat seseorang menjadi lebih bersemangat bekerja. 

"Passion dalam bekerja memang penting, tapi profesionalisme yang menentukan. Basket sudah menjadi bagian hidup saya sejak kecil. Dan saya bersyukur menjaga api semangat itu untuk menyemarakkan basket di Indonesia," kata dia. 

"Passion dalam bekerja memang penting, tapi profesionalisme yang menentukan," ujar Junas.

Hariyanto Arbi

Kisah Hariyanto Arbi merupakan cerminan bagaimana kecintaan pada bulu tangkis tidak hanya mengantarkannya ke podium juara, tetapi juga menumbuhkan semangat kewirausahaan yang luar biasa. 

Berawal dari keluarga, Hariyanto sejak kecil memang sudah akrab dengan bulu tangkis. Kakak dan orang tuanya juga merupakan atlet di masanya.

Mantan atlet pebulu tangkis yang dijuluki “Smash 100 Watt” itu mengaku bersyukur karena hobinya kini menjadi pondasi dalam bisnisnya. 

“Ya bonus dari Tuhan, ya, jadi hobi bisa tersalurkan, kerjaannya juga masih di sekitar hobi kita, kan jadi bonuslah buat saya jadinya,” katanya kepada SUAR, Kamis (21/8). 

Ia merasa pekerjaan yang sesuai dengan hobinya ini membuatnya lebih bahagia dan tidak terasa seperti bekerja. Bahkan setelah pensiun, ia masih rutin bermain bulu tangkis setidaknya dua kali seminggu.

Bermula dari pemikiran bahwa Indonesia tidak punya merek peralatan bulu tangkis lokal – padahal dikenal sebagai kekuatan bulu tangkis dunia – Junas bersama tiga orang temannya kemudian mendirikan bisnis peralatan bulu tangkis. 

Lahir dengan merek Flypower, bisnis alat bulu tangkis ini memproduksi berbagai peralatan seperti sepatu, raket, dan tas. 

Haryanto Arbi (Dok Pribadi)

Mendunia

Hariyanto mengatakan, mendirikan bisnis sejak 2002 bukan tanpa hambatan. Apalagi merek Flypower harus bersaing dengan merek dunia lainnya. 

“Ya awal, sih, memang nggak mudah, ya, saat merintis Flypower. Persaingannya juga dari brand-brand luar negeri juga yang sudah lama, kan, modal kita juga terbatas,” ujar dia.

“Tapi saya waktu itu percaya kalau produk lokal bisa bersaing kalau kita punya kualitas, ya,” ucapnya dengan penuh percaya diri. 

"Saya waktu itu percaya kalau produk lokal bisa bersaing kalau kita punya kualitas," ujar Hariyanto.

Hariyanto kini membuktikan bahwa produk lokal mampu bersaing dengan harga yang lebih terjangkau dan menjaga kualitas. Kini, mereknya terus berinovasi dan kini produknya berkembang dan lengkap, mulai dari pakaian, raket, hingga shuttlecock.

Lebih dari dua dekade berdiri, merek tersebut terus berkembang tidak hanya merambah peralatan hingga perlengkapan olah raga, namun juga menyediakan dan memasang lapangan bulu tangkis. 

Hingga saat ini total sekitar 5.000 lapangan sudah terpasang. Tak berhenti di situ, bisnisnya kini mulai mengikuti tren dengan menyediakan peralatan untuk olahraga padel, menunjukkan adaptasi mereka terhadap pasar. Meski belum skala luas, Hariyanto menyampaikan saat ini ia masih terbatas melayani pembuatan lapangan padel.

Berkat fokus pada kepercayaan menjaga kualitas yang terjamin, kini tidak hanya dikenal di Indonesia tetapi juga telah menembus pasar internasional. 

“Yang banyak itu ada di Vietnam, Rusia, Jepang, Malaysia, Thailand, Korea Selatan itu yang lumayan penjualannya. Sama di Eropa sudah ada mulai, di Iran juga ada kita,” tuturnya dalam wawancara via telepon.

Hariyanto Arbi (tengah) dalam event Indonesian Master Games Association di Taipei (Foto: Dok Pribadi)

Kunci 20 tahun bertahan 

Hariyanto juga memaparkan mereknya menggunakan strategi pemasaran yang kuat agar tetap eksis di pasaran hingga menembus pasar dunia. 

  • Salah satunya dengan menjalin kerjasama sponsor dengan beberapa pemain bulu tangkis kelas dunia, seperti pemain dari Denmark. 
  • Aktif berkolaborasi dengan klub-klub dan komunitas bulu tangkis di Indonesia dan menjadi sponsor dalam berbagai pertandingan nasional untuk menjaga merek tetap dikenal luas. 
  • Perkembangan bisnis menuntut adanya ide-ide baru yang segar, seperti ekspansi ke olahraga padel.
  • Membangun tim yang solid adalah hal krusial karena bisnis tidak bisa berjalan sendiri. Kekompakan dan saling mendukung dalam tim sangat penting untuk mencapai tujuan bersama.

“Ya jangan cepat puas, terus berinovasi, membangun tim yang solid, ya. Karena kita juga nggak bisa sendiri, kan, mesti ada tim yang bener-bener solid lah, saling mendukung, ya,” ucap Hariyanto.

Selain itu, Hariyanto ingin berkontribusi bagi bulu tangkis Indonesia. Ia ingin produknya membantu atlet-atlet muda meraih prestasi. Ia percaya, keberlanjutan bisnis tidak hanya soal keuntungan, tetapi juga misi sosial.

Hariyanto ingin berkontribusi bagi bulu tangkis Indonesia. Ia ingin produknya membantu atlet-atlet muda meraih prestasi. Ia percaya, keberlanjutan bisnis tidak hanya soal keuntungan, tetapi juga misi sosial.

“Terus kita juga ada misi sosial selain profit, ya, kita bantu beberapa klub gitu kan,” tuturnya.

Dengan membantu klub-klub kecil dan para atlet muda, tujuannya tidak hanya membangun loyalitas merek, tapi juga berkontribusi positif bagi perkembangan bulu tangkis Indonesia.

Kisah Hariyanto Arbi menggambarkan bahwa kegemaran dapat menjadi modal utama untuk sukses. Dengan kerja keras, inovasi, dan keyakinan pada kualitas, ia tidak hanya membangun sebuah merek, tetapi juga menjadi pionir yang menginspirasi banyak orang.

Bisnisnya bukan sekadar merek biasa, melainkan simbol perjuangan dan kebanggaan atas karya anak bangsa.