Selamat pagi Chief…
Berikut informasi penting terkait pengembangan semesta dunia usaha yang perlu mendapat perhatian hari ini berdasarkan kurasi Tim SUAR.

SPBU Swasta Laris Sampai Stok Habis, Pertamina Perlu Jaga Kualitas
- Kebijakan baru pengaturan impor ditengarai memicu kelangkaan pasokan bahan bakar minyak (BBM) di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) milik perusahaan swasta, yang terjadi sejak akhir Agustus lalu. Semua pihak perlu mencari titik temu agar dunia usaha tetap berjalan lancar dan konsumen tetap bisa memperoleh BBM berkualitas.
- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan, pengaturan impor BBM ditempuh untuk menjaga keseimbangan neraca perdagangan sekaligus menjamin ketersediaan pasokan dalam negeri. Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri menegaskan mekanisme dengan swasta dilakukan terbuka dan tidak dimaksudkan menaikkan harga ke konsumen. Pihak SPBU swasta masih belum memberikan tanggapan resmi. Humas BP-AKR Dewi Indrasari mengatakan pihaknya sampai saat ini masih melakukan diskusi internal.

Baca selanjutnya di sini.

Pendapatan Non-Pajak Lambat, Kejar di Hilirisasi dan Kolaborasi Swasta
- Pemerintah memberi sinyal siap melonggarkan pungutan penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Salah satunya bertujuan untuk mempercepat proyek strategis di Papua.
- Di balik tarik-menarik kepentingan proyek strategis ini, kondisi PNBP memang sedang tidak menggembirakan. Sampai dengan semester I–2025, PNBP terkumpul Rp 222,9 triliun atau 43,4% dari target APBN 2025 yang sebesar Rp 513,8 triliun. Kondisi ini kontras dengan proyeksi pemerintah. Dalam RAPBN 2026, target PNBP hanya dipatok Rp 455 triliun, lebih rendah dari outlook 2025 senilai Rp 477,2 triliun, sekaligus jauh di bawah realisasi 2024 yang mencapai Rp 584,4 triliun.

- Pemerintah perlu mendorong sumber PNBP seperti pungutan dari sumber daya alam (PNBP) dan mendorong pertumbuhan ekonomi agar pungutannya bisa meningkat. Sebab, negara sedang memerlukan banyak biaya untuk belanja, sehingga perlu menggenjot tambahan pendapatan alternatif selain pajak.
Baca selanjutnya di sini.
Jalan Lebar Ekspansi Bisnis ke Negara-negara BRICS
- Pelaku usaha Tanah Air bisa memanfaatkan keanggotaan Indonesia di BRICS untuk mengakses pasar yang lebih luas. Transformasi BRICS dari sebuah kemitraan negara-negara ekonomi berkembang menjadi forum negara-negara Selatan Bumi semakin relevan dengan kebutuhan dunia masa kini, khususnya di tengah disrupsi geopolitik dan geoekonomi global. Lebih dari sekadar kerjasama politik, BRICS kini membuka jalan lebar untuk para pengusaha dari negara anggota dan mitra untuk bertemu, bertukar wawasan, dan bekerjasama guna berkontribusi mendorong perekonomian negara dan kawasan.
- Langkah aktif BRICS yang enggan berpangku tangan terbukti berdampak. Suara forum ini semakin diperhitungkan, terutama mewakili kepentingan negara-negara Selatan Bumi yang jengah dengan langkah politik AS dan Eropa – yang semakin tidak mengindahkan tatanan dunia yang dahulu mereka bangun sendiri.

Baca selanjutnya di sini.
Bunga Kian Murah, Saatnya Sektor Riil Ambil Kredit untuk Ekspansi
- Terpicu oleh rentetan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate), kalangan perbankan pun secara perlahan akan menurunkan bunga kredit mereka. Dengan makin murahnya bunga kredit, sektor riil bersiap mengambil kredit investasi ataupun kredit modal kerja untuk siap berekspansi. Pada gilirannya hal ini diharapkan bisa menggenjot laju pertumbuhan ekonomi lebih cepat lagi.
- Ketua Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI) Benny Sutrisno mengatakan, dengan BI Rate di angka 4,75%, biaya dana pinjaman lebih murah, sehingga dapat mendorong perusahaan untuk meningkatkan aktivitas ekspornya. Pengusaha lain pun mengatakan senada. Dunia usaha tengah memantau harga bunga kredit dan siap mengambil kredit investasi atau modal kerja untuk ekspansi.

Baca selanjutnya di sini.

Perempuan dan UMKM, Dua Sisi Pemberdayaan Ekonomi
- Perempuan Indonesia yang bekerja terus bertambah. Per Februari 2025, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) angkanya mencapai 58,4 juta orang atau sekitar 40% dari total penduduk yang bekerja. Dari jumlah tersebut, yang status pekerjaannya adalah berusaha sendiri, termasuk yang dibantu oleh buruh tetap mauoun buruh tidak tetap, mencapai 20,9 juta orang (35,8%).
- Jumlah ini meningkat pesat bahkan jika dibandingkan dengan masa sebelum pandemi. Tahun 2019, jumlah perempuan yang berusaha sendiri – baik yang dibantu oleh buruh tetap ataupun buruh tidak tetap – baru sebanyak 17,9 juta orang (34,4%). Selama periode 2020–2025, rata-rata pertumbuhan perempuan bekerja kelompok ini adalah 2,6% per tahun.

Baca selanjutnya di sini.

Indonesia-Latin America and the Caribbean (INA-LAC) Business Mission 2025: Acara puncak INA-LAC Business Forum yang diselenggarakan secara tahunan sejak 2019 ini bertujuan untuk memperkuat perdagangan serta kolaborasi di berbagai sektor – seperti makanan dan minuman, kesehatan dan kecantikan, otomotif, energi, hingga tekstil. INA-LAC 2025 dirancang dan diadakan oleh Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia bersama dengan mitra, pada 22 September 2025, di Sao Paulo, Brazil. Misi bisnis ini menawarkan kesempatan bagi para pelaku usaha untuk berpartisipasi dalam pertemuan bisnis tabletop dan sesi business matching. Untuk pendaftaran dan dan informasi lebih lanjut, peserta dapat mengunjungi website INA Access Indonesia.
Seminar “Strategi Menembus Pasar Ekspor” di Surabaya: Acara ini akan diadakan pada Senin, 22 September, pukul 09.00–15.00 WIB, dengan format hybrid (luring dan daring) bertempat di Palm Park Hotel, Surabaya. Tujuannya mengajarkan cara cepat ekspor, membantu menemukan buyer potensial, serta menyediakan networking dengan para pakar dan pelaku ekspor. Seminar ini akan diisi oleh pembicara ahli, seperti Naufal Zuhdi (RPX), Yuli Andayani (Mallindo Global Network), dan Arie Indarwanto (Export Center Surabaya Kemendag RI). Untuk informasi lebih lanjut terkait cara partisipasi ke acara seminar tersebut, peserta dapat mengakses informasi di media sosial Instagram expocenter.kemendag.

"Seorang pemimpin bijak mampu mencapai kemenangan melalui strategi, tanpa harus menggunakan kekuatan." (Sun Tzu – Ahli Strategi China)
Selamat beraktivitas Chief.
Tim SUAR