Dampak Berganda Industri Nikel

Perkembangan realisasi investasi bidang hilirisasi di Indonesia trennya meningkat. Salah satu komoditas yang diminati investor adalah nikel.

Perkembangan realisasi investasi bidang hilirisasi di Indonesia dalam tren meningkat. Salah satu komoditas yang diminati investor adalah nikel.

Sepanjang 2024, realisasi investasi hilirisasi nikel sebesar Rp 153,2 triliun. Hingga triwulan pertama 2025, realisasinya tercatat Rp 47,82 triliun. Jumlah ini terbesar dibandingkan dengan investasi hilirisasi sesama komoditas mineral seperti tembaga, bauksit, besi baja, timah, dan lainnya.

Industri nikel menjadi salah satu primadona investasi yang memiliki dampak berganda yang cukup besar. Berdasarkan laporan Asosiasi Penambang Nikel Indonesia awal Juli lalu, pada periode 2020 hingga triwulan ketiga 2024 total realisasi investasi industri ini mencapai Rp 514,8 triliun.

Ada 194 perusahaan yang berkecimpung di usaha ini dan mampu menyerap sekitar 193.000 pekerja. Dalam periode yang sama, kapasitas produksi industri komponen utama pembuatan batu baterai kendaraan listrik ini sebesar 44.959 KTPA.

Dengan sumber daya yang dimiliki, Indonesia sudah mendominasi pasar global dan bisa menentukan harga sendiri. Tahun 2018, Indonesia hanya menguasai 35 persen pasar global untuk produksi bijih nikel. Pada tahun 2024 lalu, dominasinya sudah menjadi 61 persen dan diperkirakan menjadi 73 persen pada tahun 2030.

Nilai ekspor dari industri nikel ini pada tahun 2023 sebesar 33,7 miliar dollar AS. Prospek industri yang terus meningkat akan memperbesar dampaknya bagi perekonomian dan masyarakat.

Author