Jalan Rachmat Gobel Mensyukuri Nikmat

Pengusaha Rachmat Gobel menikmati hidup dengan rasa syukur atas hal kecil di sekelilingnya

Jalan Rachmat Gobel Mensyukuri Nikmat
Foto aerial warga menyaksikan balon udara yang diterbangkan di lapangan Sport Centre Limboto, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo, Minggu (7/9/2025). ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin/tom
Daftar Isi

Seiring dengan bertambahnya usia, perlahan orang cenderung mengubah arah hidupnya. Bukan lagi mengejar pencapaian materi semata, melainkan mencari kenikmatan hidup yang lebih bermakna.

Pada akhirnya, hal ini membuat seseorang lebih mudah merasa bersyukur atas hal-hal kecil yang sebelumnya dihiraukan. Seperti, nikmat sehat dan kedamaian dalam diri. 

Inilah filosofi yang tercermin dalam perjalanan hidup dan bisnis Rachmat Gobel, seorang pengusaha Indonesia yang kini lebih menikmati hidup dengan bersyukur atas apa yang ada di sekelilingnya.

Dalam wawancara dengan Tim SUAR seusai dirinya menjadi panelis diskusi Roundtable Decision terkait Pekerja Migran di Jakarta, 18 September lalu, Chairman Panasonic Gobel ini menjelaskan bahwa mensyukuri nikmat bukanlah perkara menerima pencapaian besar, melainkan juga menemukan nilai dalam setiap pengalamannya sebagai wakil rakyat. 

Politisi yang kini mewakili daerah pemilihan Gorontalo ini mengaku, di balik segala kesibukan, ia harus tetap menemukan cara untuk menjaga semangat dan pikiran tetap jernih. Salah satu caranya adalah dengan berjalan kaki.

Aktivitas ini menjadi ruang refleksi untuk bersyukur dan mengingat banyak orang yang masih hidup dalam kesulitan. Dari sini Rachmat menemukan energi baru. “Yang penting bugar, terus ada keringat keluar, itu yang bikin bugar. Kan urusannya banyak, ya, kita mesti bikin senang kita sendiri, kan," katanya.

"Jadi kita berpikir yang positif, selalu bikin positif,” ujar Rachmat.

Di luar forum resmi, Rachmat lebih suka berbicara tentang hal-hal sederhana. Ia bercerita bahwa hobi olahraganya dulu cukup beragam, mulai dari badminton, sepak bola, voli, bahkan karate. Kini, seiring dengan bertambahnya usia dan kesibukan, semua itu bergeser menjadi jalan kaki.

“Nggak setiap hari juga, sih. Saya usahakan setiap hari, tapi tetap tergantung jadwal kerja,” ujarnya.

Rachmat lebih sering melakukan hobinya sendirian. Satu jam sudah cukup, asalkan ada keringat yang keluar.

Sambil berjalan, ia mengolah pikiran, menenangkan diri, dan memelihara rasa syukur. Prinsip itu yang ia sebut sebagai cara menjaga motivasi dan membuat hidup lebih bernilai.

Rachmat Gobel dalam acara Half Marathon Gorontalo 2024 lalu. (Foto: Dokumen Pribadi)

Mengentaskan kemiskinan Gorontalo

Selain kesehatan fisik, bagi Rachmat salah satu cara memulihkan energi batin adalah dengan memberi. Apalagi setelah melihat langsung kehidupan masyarakat di pelosok-pelosok Gorontalo, rasa syukur menjadi hal yang tak terelakkan.

Salah satu cita-citanya adalah untuk memecahkan kemiskinan di Gorontalo. Meskipun tidak mudah, namun baginya hal tersebut menjadi energi untuk tetap bekerja keras. 

“Karena ternyata kita lihat masih banyak orang lebih susah dari kita, dan kita harus mensyukuri itu. Jadi, itu justru bikin fresh," papar Rachmat.

"Jadi kita bahagia kalau bisa bikin orang tersenyum, bisa bikin orang lebih baik,” kata dia.

Rachmat mengaku bersyukur karena politik memberinya kesempatan melihat langsung kondisi masyarakat. 

“Sebelumnya saya enggak suka jadi politisi. Tapi ternyata setelah saya jadi politisi, saya punya kesempatan datang ke dapil (daerah pemilihan) saya, datang ke desa-desa, saya melihat langsung bagaimana kehidupan masyarakat,” ungkapnya.

Dari pengalaman itu, ia merasa tertantang untuk mengubah potret kemiskinan yang ia temui. Politik yang awalnya enggan ia jalani, justru membuka mata tentang nilai syukur.

Melalui prinsip-prinsip hidup dan spiritualitas yang ia pegang teguh, ia menunjukkan bahwa keberhasilan yang sejati tak lepas dari sikap syukur yang konsisten – baik dalam keadaan sukses maupun gagal di dunia pekerjaan.

“Sebagai anak Gorontalo, tak hentinya saya merasa sangat bersyukur dan bangga bahwa tanah Gorontalo sangat subur dan mampu menghasilkan beragam kekayaan di bidang pertanian dan perkebunan,” demikian tulisan Rachmat dalam salah satu postingan di laman Instagramya. 

Dalam postingan tersebut ia mempromosikan cokelat Otanaha sebagai produk kebanggaan warga Gorontalo. Selain itu, ia juga aktif mengadakan Festival Balon Udara di Gorontalo untuk meningkatkan perekonomian warga lokal.

Ia termasuk aktif membagikan aktivitasnya sebagai wakil rakyat di media sosial. Salah satunya bersilaturahmi dengan para ojek pembawa jenazah di Pinogu, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo. Kala itu ojek-ojek tersebut sempat viral karena mengantarkan jenazah dari daerah terpencil dengan menempuh jarak puluhan kilometer.

Rachmat Gobel (kanan) dan rekannya dalam acara Gorontalo Half Marathon 2024. Foto: Dok Pribadi.

Bahagia itu menular

Rachmat juga percaya bahwa energi positif itu menular. Salah satunya dengan cara berpikiran positif. “Jadi kita berpikir yang positif, selalu bikin positif,” tuturnya.

Rachmat mengakui bahwa menghidupi prinsip ini tak selalu mudah. Tapi justru karena susah, katanya, maka di situlah letak keindahannya.

“Kalau dia tersenyum, kita bahagia. Alhamdulillah, ternyata apa yang kita buat berbahagia, berarti yang selama ini dikerjakan berdampak,” kata Rachmat.

Latar belakang Rachmat memang punya darah pengusaha sekaligus politisi. Ia lahir dari keluarga pengusaha Gorontalo, Thayeb Mohammad Gobel, yang mendirikan Gobel Group – pionir industri elektronik Indonesia yang bermitra dengan Panasonic Jepang sejak 1960-an. Bila sang ayah dulu politisi Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) yang kemudian gabung dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Rachmat bergabung di Partai NasDem.

Di kala muda, Rachmat menempuh pendidikan di Chuo University, Tokyo, dan kelak mendapat gelar doktor kehormatan dari dua universitas Jepang.

Dalam bisnis, ia meniti karier di perusahaan keluarga sejak akhir 1980-an hingga saat ini menduduki posisi strategis sebagai Chairman Panasonic Gobel. Dari ayahnya, ia mewarisi filosofi “make people before product”, gagasan pendiri Panasonic, Konosuke Matsushita, yang ia bawa ke dalam kegiatan sosial lewat Yayasan Matsushita Gobel.

Perjalanannya ke dunia politik dimulai ketika ia dipercaya menjadi Menteri Perdagangan pada 2014–2015. Meski singkat, pengalaman itu menegaskan bahwa ia tidak bisa sepenuhnya menjauh dari urusan publik. Pada 2019, ia terpilih sebagai anggota DPR RI dari Partai NasDem dan sempat menjabat Wakil Ketua DPR Bidang Industri dan Pembangunan hingga 2024.

Kini, selain aktif di DPR, ia tetap menyuarakan isu-isu industri dan pembangunan. Belakangan ia mendorong pemerintah membentuk gugus tugas (task force) untuk menahan laju deindustrialisasi dan penutupan pabrik, sekaligus memperkuat kemitraan petani dan UMKM. Sementara di Gorontalo, Rachmat mengusulkan bambu petung sebagai basis ekonomi hijau.