Data dari Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM mencatat sepanjang 2025 ini, realisasi investasi AS di Indonesia sudah mencapai 2,3 miliar dollar AS (Januari-September), dengan jumlah proyek sebanyak 3.664 proyek.
Pada triwulan III-2025, Amerika Serikat merupakan negara investor dengan realisasi investasi peringkat ke-5 di Indonesia dengan nilai 768,5 juta dollar AS. Total ada 2.435 proyek yang tengah berjalan. Namun, secara akumulatif, sepanjang triwulan I-III 2025 nilai investasi dari AS yang mencapai 2,325 miliar dollar AS menempatkannya di peringkat ke-6 terbesar setelah Singapura, Hong Kong, Tiongkok, Malaysia, dan Jepang.
Dalam lima tahun terakhir, realisasi investasi AS mencapai nilai tertinggi pada 2024, dengan nilai 3,696 miliar dollar AS. Secara triwulanan, investasi tertinggi tercatat pada triwulan I-2024 dengan nilai mencapai 1,087 juta dollar AS. Di tahun 2024 ini, nilai investasi AS di Indonesia tumbuh hingga 8,5% (year-on-year).
Setelah puncaknya pada 2024, realisasi investasi pada 2025 menunjukkan tren menurun. Di triwulan III-2025 realisasi investasi AS berada di angka 768,468 juta dollar AS atau turun 8,4% dibandingkan triwulan III-2024. Secara kumulatif tiga triwulan baru terealisasi senilai 2,325 miliar dollar AS. Berkaitan dengan ini, momen US-Indonesia Investment Summit 2025 menjadi penting untuk reformasi kebijakan dalam mendorong investasi lebih berkembang di masa mendatang.
Dilihat berdasarkan sektor, investasi AS terbesar di Indonesia ditujukan pada empat sektor, yakni pertambangan, manufaktur, informasi, dan keuangan. Sejak lima tahun terakhir, tren investasi ke sektor pertambangan porsinya mulai menyusut hingga menjadi 65% di tahun 2025. Persentase investasi beralih ke sektor manufaktur atau pengolahan dan informasi. Fokus pemerintah pada hilirisasi di sektor mineral/pengolahan logam dasar sehingga telah mendorong investasi AS ke sektor manufaktur.
Peningkatan persentase pada sektor informasi yang mencakup teknologi digital dipicu oleh komitmen dari raksasa perusahaan teknologi AS (Microsoft, Oracle, Amazon) untuk membangun data center dan infrastruktur cloud di Indonesia, menjadikan sektor ini prioritas utama kerjasama.
Meskipun investasi di sektor tambang masih mendominasi, kontribusi pada sektor lain menunjukkan adanya diversifikasi bisnis. Konsentrasi investasi yang dominan di sektor tambang dan manufaktur menegaskan pentingnya kebijakan yang lebih stabil di kedua sektor yang tengah didorong oleh pemerintah Indonesia.
Untuk mendukung iklim dan kelancaran investasi, pemerintah Indonesia perlu memperkuat tata kelola dan ekosistem kebijakan melalui harmonisasi regulasi, reformasi perpajakan, penguatan kepatuhan, serta digitalisasi proses anggaran dan layanan.