Selamat pagi Chief…
Berikut informasi penting terkait pengembangan semesta dunia usaha yang perlu mendapat perhatian hari ini berdasarkan kurasi Tim SUAR.

Perlu Serius Hilirisasi Tembaga
Indonesia perlu memulai program hilirisasi bahan baku mineral tembaga, pasca pengenaan tarif hingga 50% oleh Pemerintahan Preiden Donald Trump. Djoko Widajatno, Wakil Direktur Eksekutif Indonesia Mining Association (IMA) menegaskan kesiapan pembangunan industri berbahan baku tembaga ini perlu segera diwujudkan.
Seperti membuat alat-alat yang dibutuhkan untuk menuju kemandirian mulai dari industri ketahanan pangan, sampai high end Industry. “Dari kesehatan sampai peralatan untuk perang modern,” kata Djoko
Menurut dia, pungutan ekspor konsentrat bukan sekadar pajak, melainkan alat kebijakan untuk:
- Memaksa realisasi hilirisasi tembaga
- Menekan ketergantungan ekspor mentah
- Meningkatkan nilai tambah dalam negeri
Namun, ia mengakui bagi penambang, ini bisa menjadi beban jangka pendek jika tidak disertai kesiapan hilir atau fleksibilitas kebijakan teknis lainnya.
Data ekspor dari Satudata Kemendag menunjukkan bahwa dari Januari hingga April 2024, Indonesia mengekspor bijih tembaga senilai US$2,26 miliar dan produk tembaga serta turunannya sebesar US$781 juta.
Menurut data Asosiasi, sepanjang 2022-2023 sebanyak 97% ekspor bijih tembaga mengalir ke Asia dengan Jepang menjadi negara tujuan utama dengan 760 ribu ton, China (680 ribu ton) dan Korea (530 ribu ton). Selebihnya, ekspor bijih tembaga mengalir ke Taiwan, India, Malaysia dan Eropa.

Indonesia-Brasil Sepakat Kerjasama Energi hingga Ketahanan Pangan
Selama menghadiri acara pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS 2025 di Rio de Janeiro, Presiden Prabowo Subianto juga melakukan kunjungan kenegaraan ke Brasilia, ibu kota Brasil, pada Senin, 7 Juli 2025.
Presiden Prabowo mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva di Istana Kepresidenan, Brasil. Agenda pertemuan fokus pada penguatan kemitraan strategis serta eksplorasi potensi kerja sama baru di berbagai bidang antara Indonesia dan Brasil.
Pemerintah Indonesia dan Brasil menyepakati sejumlah langkah strategis untuk memperkuat kerja sama di berbagai bidang mulai perdagangan multilateral, transisi energi, hingga program ketahanan pangan.
Berikut kesepakatan antara kedua negara:
1. Perdagangan dan Investasi
Indonesia mendorong kepemimpinan Brasil untuk mempercepat penyelesaian Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-MERCOSUR (IM-CEPA). Perjanjian dengan blok dagang Amerika Selatan ini dinilai krusial untuk meningkatkan volume perdagangan dan investasi. Sebagai tindak lanjut, Presiden Prabowo menyambut baik rencana kunjungan 700 pengusaha Brasil ke Indonesia untuk merealisasikan kerja sama konkret. Selain itu, kerja sama investasi juga akan didorong melalui peran aktif dana kekayaan negara (SWF) Indonesia, yakni BPI Danantara.
2. Transisi Energi dan Pertanian
Brasil menyambut baik rencana Indonesia untuk mengirimkan tim teknis guna mempelajari dua sektor keunggulan Brasil yaitu modernisasi teknologi di sektor pertanian dan pengembangan energi terbarukan, khususnya biofuel. Langkah ini sejalan dengan komitmen Indonesia mencapai 100% energi terbarukan, dengan mencontoh kemajuan yang telah dicapai Brasil.
3. Ketahanan Pangan dan Program Sosial
Kedua negara berbagi visi yang sama mengenai pentingnya ketahanan pangan. Presiden Prabowo memuji program makan siang gratis Brasil Programa Nacional de Alimentação Escolar (PNAE) sebagai panutan bagi program makan bergizi gratis (MBG) di Indonesia. Program MBG ditargetkan dapat menjangkau 82,9 juta anak-anak dan ibu hamil setiap harinya pada Desember 2025. Kunjungan kenegaraan ini menjadi momentum penting untuk memperdalam kemitraan tersebut, terutama dengan menjajaki potensi peningkatan volume perdagangan dan investasi antara kedua negara.

Tangkal Perang Tarif Bersama BRICS

Indonesia resmi menjadi anggota dalam kelompok BRICS sejak Januari 2025. Kini, kerjasama negara selatan-selatan yang berdiri sejak 2001 itu beranggotakan 11 negara, yakni Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan, Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab, Etiopia, Indonesia, dan Iran.
Bergabungnya Indonesia ke dalam BRICS membuka peluang untuk meningkatkan kerjasama ekonomi, terutama ekspor nonmigas ke negara-negara anggota. Hingga tahun 2024, nilai ekspor nonmigas Indonesia ke 10 negara anggota lainnya tercatat sebesar 92,5 miliar dollar AS atau sekitar 37 persen dari total ekspor nonmigas. Porsi terbesar ekspor nonmigas Indonesia adalah ke China (24,15 persen) dan India (8,13 persen).
Peluang mendongkrak ekspor ke negara-negara BRICS itu terutama bisa ditujukan kepada China dan Afrika Selatan. Ekspor nonmigas ke kedua negara tersebut tahun 2024 turun dibandingkan tahun 2023, masing-masing -3,06 persen dan -6,27 persen. Selain itu, peluang juga bisa dijajaki dengan negara Brasil, Rusia, Mesir, Ethiopia, dan Iran yang perannya terhadap total ekspor nonmigas masih di bawah 1 persen.
Selengkapnya baca disini

Standup Fest 2025 (11 Juli-13 Juli) di Istora Senayan: Gelaran ini menghadirkan kembali komika-komika dalam satu panggung yang penuh tawa. Festival stand-up comedy terbesar di Indonesia ini akan menampilkan berbagai komika dari beragam gaya komedi. Mulai dari yang sudah veteran hingga bintang baru yang tengah naik daun.
Beautiful Malino (11 Juli- 14 Juli): Festival tahunan unggulanini digelar di kawasan Hutan Pinus Malino, Sulawesi Selatyan. Disiapkan untuk menghibur masyarakat Gowa dan Sulawesi Selatan.
Mengusung tema “Colours of Culture”, festival tahun ini hadir sebagai ruang harmoni yang mengemas budaya Nusantara dengan mempertemukan seni, kuliner, dan tradisi.
Karnaval Seni Internasional: Digelar pada 11 Juli hingga 17 Agustus 2025 di berbagai lokasi di Hong Kong.

– Warren Buffet; Miliarder, investor keuangan
Selamat beraktifitas Chief.
Tim SUAR