Selamat pagi Chief…
Berikut informasi penting terkait pengembangan semesta dunia usaha yang perlu mendapat perhatian hari ini berdasarkan kurasi Tim SUAR.

Mengukur Kesiapan Pembangunan PLTS 80 GW di 80.000 Koperasi Desa Merah Putih
- Pemerintah berencana akan membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) 80 gigawatt (GW) di lebih dari 80.000 koperasi desa merah putih. Rencananya akan ada 80.000 desa yang mendapatkan satu PLTS berkapasitas 1 megawatt serta baterai sebesar 4 megawatt jam. Totalnya, lebih dari 80 GW pembangkit surya tersebar akan dibangun, ditambah 20 gigawatt dari pembangkit terpusat.
- Fabby Tumiwa, Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), mengatakan, dalam skema ini, setiap desa akan menjadi operator pembangkitnya sendiri, bernaung di bawah koperasi desa. Artinya, dibutuhkan lebih dari 35.000 tenaga teknis baru setiap tahun untuk memastikan PLTS ini dibangun dan dirawat dengan baik.

- Mada Ayu Habsari dari Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI) menyambut baik segala usaha percepatan pembangkitan energi. Menurutnya, PLTS sangat cocok untuk desa-desa 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar). Namun ia mengingatkan potensi “konsumtif” warga setelah teraliri listrik. “Apakah listrik akan mendorong produktivitas, atau justru konsumsi berlebih?” tanyanya.
Baca selanjutnya di sini.

Payment ID, "KTP Keuangan" Indonesia yang Siap Meluncur di Hari Kemerdekaan
- Secara sederhana, Payment ID dapat disebut sebagai “KTP keuangan”. Ia akan menjadi kode identitas tunggal yang berlaku lintas bank, dompet digital, hingga platform pembayaran lainnya. Dengan sistem ini, nasabah tidak perlu lagi mengulang proses verifikasi setiap kali membuka rekening baru.
- Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Dicky Kartikoyono menyebut bahwa langkah ini adalah bagian dari Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2030. “Payment ID adalah kode unik terintegrasi dengan NIK, dirancang untuk mendeteksi riwayat keuangan pemilik akun secara mendetail,” ujarnya dikutip dari Antara.

Baca selanjutnya di sini.
Menakar Potensi Afrika Selatan sebagai Pasar Baru Furnitur Indonesia
- Walau diterpa tarif ekspor 19% ke Amerika Serikat (AS), pelaku industri furnitur tidak perlu berlarut terlalu lama dalam kekhawatiran. Sebab, kini telah terbuka opsi destinasi pasar ekspor baru, yakni ke Afrika Selatan.
- Ketua Umum Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) dan Chief Executive Officer (CEO) Global Kriya Nusantara Abdul Sobur juga melihat potensi besar di pasar non-tradisional, terutama Afrika Selatan.
- Menurutnya, Afrika Selatan berpotensi menjadi pintu gerbang ke pasar Afrika Sub-Sahara. Negara ini memiliki kelas menengah yang berkembang dan kebutuhan akan furnitur berkualitas untuk berbagai proyek, seperti properti, hotel, dan villa. Ia juga menerangkan jumlah ekspor ke Afrika Selatan masih minim hanya sekitar 0,1% dari total ekspor furnitur Indonesia. Namun, Ia tetap optimistis volume ekspor dapat ditingkatkan dengan dukungan logistik dan promosi yang lebih terintegrasi.

Baca selanjutnya di sini.
Tak Cemas Pasokan Beras, Harga pun Terkendali
- Perum Bulog meluncurkan Gerakan Pangan Murah (GPM) Beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan). Perum Bulog akan dibantu Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dalam bentuk pengawasan.
- Program SPHP merupakan penugasan pemerintah kepada Perum Bulog melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) dengan tujuan menjaga stabilitas pasokan dan harga beras di tingkat konsumen. Program ini berlangsung selama periode Juli hingga Desember 2025 dengan target penyaluran sebesar 1,3 juta ton beras di seluruh Indonesia. Pembelian beras SPHP oleh konsumen dibatasi sebanyak 10 kilogram dengan tujuan agar lebih merata oleh banyak masyarakat.

Baca selanjutnya di sini.

Peningkatan Ekspor Mendongkrak Perekonomian Daerah
- Dengan potensi yang dimiliki, Kepulauan Riau dan Maluku Utara merupakan contoh daerah yang secara signifikan dapat meningkatkan neraca perdagangan luar negerinya dan berkontribusi hingga 7% terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) daerahnya.
- Analisis data neraca perdagangan daerah dan kontribusinya terhadap PDRB selama periode 2020-2024 menunjukkan dinamika yang beragam, terutama pada provinsi-provinsi yang merupakan eksportir utama Indonesia. Provinsi-provinsi seperti Maluku Utara, Sulawesi Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Kepulauan Riau menunjukkan peningkatan neraca perdagangan yang signifikan. Bahkan, Maluku Utara mencatatkan lonjakan nilai ekspor.

Baca selanjutnya di sini.

Laporan Survei Penjualan Eceran Juni 2025: Bank Indonesia (BI) akan merilis Laporan Survei Penjualan Eceran untuk bulan Juni 2025 pada Senin (11/8/2025). Laporan ini menjadi salah satu indikator penting untuk memantau kondisi konsumsi dan daya beli masyarakat, yang merupakan pilar utama pertumbuhan ekonomi. Adapun laporan ini akan memberikan gambaran yang lebih rinci mengenai tren penjualan di berbagai kelompok barang, seperti bahan bakar kendaraan bermotor, sandang, dan suku cadang, serta bagaimana ekspektasi harga dan inflasi di masa mendatang. Informasi terkait dengan hasil laporan dapat diakses langsung melalui situs resmi BI.
Mergers & Acquisition Masterclass: Acara yang diselenggarakan oleh Finance & Strategy Group, sebuah firma konsultasi yang berfokus pada strategi keuangan dan pengembangan bisnis. Acara diselenggarakan 11 Agustus 2025 di Novotel Jakarta Mangga Dua Square, Pukul 09.00–17.00 WIB. Acara ini sangat penting bagi para eksekutif, investor, dan pengusaha yang ingin memperluas bisnis mereka melalui strategi penggabungan atau akuisisi.

"Kata-kata yang kosong tanpa pemikiran seperti tembakan tanpa tujuan." Sun Tzu (Ahli Strategi China)
Selamat beraktivitas Chief.
Tim SUAR