Simpanan di Bank Meningkat, Masyarakat Berhati-hati Membelanjakan Dana

Di tengah situasi daya beli masyarakat yang menurun, data Bank Indonesia menunjukkan jumlah simpanan masyarakat di perbankan tahun 2025 cenderung meningkat selama periode Januari-Juli. Peningkatan ini ditopang oleh kemampuan menabung kalangan atas dan korporasi yang terus bertumbuh.

Simpanan di Bank Meningkat, Masyarakat Berhati-hati Membelanjakan Dana

Di tengah situasi daya beli masyarakat yang menurun, data Bank Indonesia menunjukkan jumlah simpanan masyarakat di perbankan selama periode Januari–Juli 2025 cenderung meningkat. Peningkatan ini ditopang oleh kemampuan menabung kalangan atas dan korporasi yang terus bertumbuh.

Laporan Bank Indonesia (BI) memaparkan, jumlah simpanan masyarakat dalam rupiah di bank umum meningkat 5,25%. Yakni, dari Rp 7.253 triliun di bulan Januari hingga mencapai Rp 7.634 triliun di bulan Juli.

Peningkatan ini didorong oleh kenaikan di semua jenis simpanan, baik giro, tabungan, maupun deposito. Bahkan, simpanan deposito menunjukkan pertumbuhan yang cukup tinggi, dari Rp 2.762 triliun (Januari) menjadi Rp 2.916 triliun (Juli). Hal ini bisa jadi merupakan cerminan dari strategi masyarakat yang lebih berhati-hati dalam memilih instrumen simpanan yang memberikan imbal hasil yang lebih pasti.

Sementara itu, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) pada awal September lalu melaporkan, per Juli 2025, simpanan dana di atas Rp 5 miliar mengalami pertumbuhan hingga 9,4% (tahunan), dengan nilai nominal mencapai Rp 5.112,71 triliun. Sementara, untuk golongan simpanan yang kurang dari Rp 100 juta lebih landai peningkatannya, yakni 4% (tahunan), atau menjadi Rp 1.108,13 triliun pada periode yang sama.

Menurut LPS, simpanan nasabah dengan nominal di bawah Rp 100 juta mengalami perlambatan atau cenderung menurun. 

Meski pertumbuhan simpanan masyarakat di bank menunjukkan tren positif hingga Juli ini, pertumbuhan yang kuat terjadi di kelompok atas (bahkan korporasi) dan melemah di kelompok bawah. Pertumbuhan simpanan yang kian besar oleh segmen atas dan korporasi ini mencerminkan kehati-hatian dalam membelanjakan dana. Dari sisi konsumsi, hal ini bisa berpengaruh pada perputaran roda ekonomi.