Persiapkan Diri Memasuki Era Perang Tarif Trump 2.0

Kurasi peristiwa terpenting yang perlu diketahui semesta dunia usaha untuk mengawali hari.

Persiapkan Diri Memasuki Era Perang Tarif Trump 2.0
Daftar Isi

Selamat pagi Chief… 

Berikut informasi penting terkait pengembangan semesta dunia usaha yang perlu mendapat perhatian hari ini berdasarkan kurasi Tim SUAR.

Tarif Trump 2.0 Berlaku 7 Agustus, Cek Peluang dan Tantangan Indonesia

  • Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menetapkan tarif impor baru untuk lebih dari 68 negara yang akan mulai berlaku 7 Agustus 2025, pada Kamis (31/7/2025) waktu Washington DC atau Jumat (1/8/2025) siang WIB. Indonesia diganjar tarif 19%. Sedangkan negara pesaing seperti Vietnam diganjar tarif 20% dan Thailand 19%.
  • Juru Bicara Kantor Komunikasi Presiden untuk Urusan Ekonomi Indonesia Fithra Faisal Hastiadi mengatakan, penetapan tarif ini jadi tantangan namun juga sekaligus peluang. "Di setiap kesulitan ada kesempatan," ujarnya. Misalnya, rencana AS menurunkan tarif bungkil kedelai ke 0% dapat menurunkan harga pakan, membantu peternak ayam di Indonesia. Contoh lain, jika AS memukul produk China dengan tarif tinggi, Indonesia punya peluang mengisi ceruk pasar, terutama produk yang tak langsung bersaing dengan AS.
  • Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin memandang angka 19% untuk Indonesia sebenarnya awal yang cukup baik. Kunci berikutnya justru ada di detail negosiasi, yakni dengan membaca produk mana yang bisa dinegosiasikan lebih lanjut, sektor mana yang paling sensitif, dan bagaimana tetap menjaga daya saing dibanding negara tetangga.

Baca selanjutnya di sini.

Inflasi Masih Terjaga dan Sesuai Target

  • Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan tingkat inflasi pada Juli 2025 sebesar 2,37% secara tahunan. Tingkat inflasi ini masih berada dalam rentang target pengendalian inflasi tahun ini yang ditetapkan pemerintah dan Bank Indonesia (BI) yakni 1,5%–3,5%.
  • Menurut data BPS, komoditas penyumbang utama andil inflasi Juli secara tahunan adalah emas perhiasan sebesar 0,46%; bawang merah sebesar 0,18%; tomat sebesar 0,16%; beras sebesar 0,15%; dan tarif air Perusahaan Air Minum (PAM).
  • Berdasarkan kelompok pembentuknya, posisi inflasi inti Juli 2025 berada pada posisi 2,32% secara tahunan. Adapun besaran inflasi Juli 2025 pada kelompok harga pangan bergejolak (volatile foods) mencapai 3,82% secara tahunan. Sedangkan dari inflasi Juli 2025 dari kelompok harga diatur pemerintah (administered price) mencapai 1,34% secara tahunan.

Baca selanjutnya di sini.

Blokir-Buka Rekening Bikin Pengusaha dan Nasabah Bingung

  • Setelah menuai perdebatan dan perbincangan di ruang publik maupun media sosial, akhirnya Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) membuka kembali blokir terhadap 28 juta rekening dormant atau tidur pada Kamis (31/7/2025).
  • Sejatinya, pemblokiran rekening dormant memang tertulis dalam peraturan perundangan. Mengutip Undang-Undang (UU) Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas UU 7/1992 tentang Perbankan, rekening nasabah dapat dikategorikan sebagai dormant apabila tidak ada aktivitas transaksi dalam periode waktu tertentu yang ditetapkan oleh masing-masing bank. Biasanya selama 6 bulan atau 12 bulan berturut-turut.
  • Ketentuan mengenai rekening dormant umumnya diatur dalam kebijakan internal bank dan mengacu pada prinsip kehati-hatian serta perlindungan konsumen. Pemblokiran oleh PPATK terhadap rekening dormant hanya dapat dilakukan sepanjang ada dasar hukum yang jelas. Yakni, berupa adanya dugaan keterlibatan rekening dalam tindak pidana sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan, bukan semata-mata karena status dormant.

Baca selanjutnya di sini.

Mobil Hybrid Paling Laku di GIIAS 2025

  • Astra Financial melaporkan 76% pembiayaannya merupakan mobil hybrid. Pihaknya telah membiayai 1.181 unit mobil terelektrifikasi dengan peningkatan penyaluran sebesar Rp575 miliar. Sepanjang Januari sampai Juni 2025, Astra Financial telah menggelontorkan Rp 2,5 triliun untuk pembiayaan mobil hybrid.
  • Pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu, menilai GIIAS 2025 memiliki daya pikat utama ada pada mobil-mobil baru dan inovatif, sehingga berpotensi besar untuk mendongkrak penjualan mobil. Ini berkat hadirnya banyak merek baru dan peluncuran model inovatif yang diminati konsumen, khususnya hibrida dan battery electric vehicles (BEV).

Baca selanjutnya di sini.

Menjaga Surplus Neraca Dagang Indonesia-AS Pasca-Penetapan Tarif Baru

  • Laporan Badan Pusat Statistik mengenai kinerja ekspor Indonesia pada 1 Agustus lalu menunjukkan: nilai ekspor nonmigas Indonesia ke AS selama periode Januari–Juni 2025 sebesar 14.778,2 juta dollar AS. Angka ini naik 20,7% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Porsi ekspor ke AS ini sekitar 11,52% dari total ekspor nonmigas.
  • Sementara itu, nilai impor dari AS ke Indonesia pada semester pertama tahun 2025 ini tercatat sebesar 4.866 juta dollar AS, naik 6,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia-AS surplus hampir 10.000 juta dollar AS.
  • Tiga komoditas ekspor andalan Indonesia ke AS adalah mesin dan perlengkapan elektrik, alas kaki, serta pakaian dan aksesoris. Dengan tren seperti ini, pascapenetapan tarif resiprokal 19% yang dikenakan kepada Indonesia oleh Presiden AS Donald Trump, pemerintah masih bisa tetap optimistis neraca perdagangan dengan AS akan tetap surplus.

Baca selanjutnya di sini.

Seminar KADIN Institute tentang Perdagangan Indonesia-Eropa dan Indonesia-AS: Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Institute menggelar seminar berjudul "Mengupas dan Mengimplementasikan Jalur Perdagangan Bilateral: Indonesia-Uni Eropa dan Indonesia-AS" di Kadin Lounge, Lantai 29, Menara Kadin Indonesia, Jakarta, Senin (4/8/2025). Acara ini rencananya akan dihadiri Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso, Wakil Menteri Luar Negeri Arif Havas Ogroseno, Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag Djatmiko Bris Witjaksono, Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional Mari Elka Pangestu, dan sejumlah pengusaha nasional lainnya.

Filantropi Indonesia Festival 2025 (FIFest2025): FIFest2025 adalah pertemuan nasional pertama di Indonesia yang didedikasikan untuk memperkuat budaya dan ekosistem filantropi. Diselenggarakan oleh Perhimpunan Filantropi Indonesia, festival ini mempertemukan para pemangku kepentingan dari pemerintah, dunia usaha, masyarakat sipil, dan akademisi untuk memperkuat peran filantropi dalam memajukan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG's), mengatasi tantangan iklim, dan mendukung prioritas nasional. Acara ini akan diselenggarakan 4 Agustus–8 Agustus 2025 di Hotel Borobudur, Jakarta.

"Tampaklah lemah ketika kamu kuat, dan kuat ketika kamu lemah." Sun Tzu (Ahli Strategi China)

Selamat beraktivitas Chief.

Tim SUAR