Ketersediaan energi berperan sangat penting untuk mengakselerasi sektor industri, baik sebagai bahan bakar maupun bahan baku untuk proses produksi. Selama ini, produksi gas bumi nasional ikut berkontribusi menjaga keberlangsungan industri dalam negeri, meski pemanfaatan gas bumi untuk menambah devisa negara juga bertambah.
Produksi gas bumi nasional selama lima tahun terakhir cenderung stabil. Pada semester pertama 2024, produksi gas bumi tercatat 6.635,5 MMSCFD, tidak jauh berbeda dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dari produksi tersebut, sebanyak 69,17% dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan domestik. Selebihnya diekspor.
Pemanfaatan gas bumi untuk kebutuhan industri mengambil porsi sekitar 27%. Alokasinya cenderung meningkat dan pernah mencapai porsi tertinggi pada tahun 2023, yakni 30,83%. Peningkatan ini tidak lepas dari upaya untuk mendukung proses transformasi struktural – yang mulai beralih fokus dari semula kegiatan di sektor pertanian ke sektor industri pengolahan.
Selain untuk pasar domestik, produksi gas bumi juga ditujukan untuk menambah devisa atau penerimaan negara melalui ekspor. Ekspor gas bumi ini terdiri atas dua kategori. Yaitu, ekspor secara langsung sebagai gas pipa (6,21%) dan ekspor sebagai gas alam cair atau LNG (24,61%).
Kuatnya tarik-menarik pemanfaatan gas bumi untuk industri domestik dan pasar ekspor menyebabkan pemanfaatan gas bumi untuk kebutuhan lainnya jadi penuh dinamika. Sebutlah porsi untuk kelistrikan, kebutuhan gas kota (rumah tangga, hotel, restoran, dan sebagainya), bahan bakar kendaraan bermotor, serta bahan baku pupuk, petrokimia atau lainnya. Pemanfaatan untuk bahan bakar kendaraan dan gas kota mengambil porsi terkecil, kurang dari 1%.