Peluang dari Anggaran Jumbo MBG dan Tantangan Anggaran Daerah 2026

Kurasi peristiwa terpenting yang perlu diketahui semesta dunia usaha untuk mengawali hari.

Peluang dari Anggaran Jumbo MBG dan Tantangan Anggaran Daerah 2026
Daftar Isi

Selamat pagi Chief… 

Berikut informasi penting terkait pengembangan semesta dunia usaha yang perlu mendapat perhatian hari ini berdasarkan kurasi Tim SUAR.

Anggaran Makan Bergizi Gratis 2026 Naik 400%, Prospek bagi Dunia Usaha

  • Pada Rancangan Anggaran Pendapat dan Belanja (APBN) 2026, anggaran program Makan Bergizi Gratis (MBG) akan naik menjadi Rp 355 triliun atau meroket 400% dibandingkan dengan anggaran 2025 yang hanya sebesar Rp 71 triliun. Ini bisa jadi peluang dan tantangan bagi dunia usaha.
  • Makanan Bergizi Gratis (MBG) pada tahun 2026 akan menjangkau 82,9 juta orang. Dengan jumlah penerima sebanyak itu, program ini akan menghabiskan sekitar Rp 1,2 triliun setiap harinya. Satu satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) akan mengelola uang kurang lebih Rp 10 miliar per tahun, sebanyak 85 persennya digunakan untuk membeli bahan baku. Dan 95 persen bahan bakunya ini adalah hasil pertanian.
  • Dari total anggaran MBG, sebesar 85% dialokasikan untuk pengadaan bahan baku dapur, mulai dari sayuran, hasil peternakan, perikanan, hingga perkebunan. Ini adalah peluang besar bagi 29 juta UMKM sektor pangan, khususnya yang berada di pedesaan, untuk tumbuh dan berkembang

Selanjutnya baca di sini.

Bujet Transfer Daerah Dikurangi, Pemda Perlu Kreatif dan Inovatif

  • Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 menetapkan alokasi dana transfer ke daerah (TKD) sebesar Rp 650 triliun. Angka ini turun signifikan sebesar Rp 214,1 triliun atau 24,8% dibandingkan dengan outlook APBN 2025 yang mencapai Rp 864,1 triliun.
  • Keputusan pemerintah untuk memotong alokasi dana transfer ke daerah (TKD) menuai reaksi beragam dari berbagai kepala pemerintahan di daerah. Mereka menyebut hal tersebut berpotensi memberatkan keuangan daerah dan menghambat pembangunan daerah. Sementara itu, berbagai pakar menyarankan agar kepala daerah bisa lebih kreatif dalam menggali potensi pendapatan asli daerah (PAD) baru untuk menutupi defisit akibat berkurangnya dana transfer dari pusat ke daerah.

Selanjutnya baca di sini.

Turunnya BI Rate Mendorong Pertumbuhan saat Fed Rate pun Akan Turun

  • Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada Rabu (20/8/2025) memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) sebanyak 25 basis poins menjadi 5,00%, suku bunga Deposit Facility menjadi 4,25%, dan suku bunga Lending Facility menjadi 5,75%. Ini merupakan kali kedua secara berturut-turut BI menurunkan BI Rate. Sebelumnya pada RDG Juli, BI juga menurunkan BI Rate sebesar 25 bps. Sepanjang tahun ini, BI sudah empat kali menurunkan suku bunga dengan total 100 bps.
  • Jajaran Dewan Gubernur membuat keputusan ini untuk kebutuhan perekonomian dalam negeri sambil menimbang kondisi global. Tingkat inflasi dan nilai tukar rupiah masih berada dalam rentang target. Dari aspek eksternal, berbagai data menunjukkan kecenderungan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) akan menurunkan suku bunga acuan.
  • Penurunan BI Rate bisa mendorong pertumbuhan ekonomi, salah satunya dari penurunan suku bunga kredit bank. Pelaku perbankan secara bertahap akan menyesuaikan suku bunga baik simpanan maupun kredit yang lebih akomodatif.

Selanjutnya baca di sini.

Genjot Tax Ratio agar Pendapatan Pajak Bisa Melesat

  • Target penerimaan pajak dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2026 sebesar Rp 2.357,7 triliun, atau naik 13,5% ketimbang outlook penerimaan pajak tahun 2025 sebesar Rp 2.076,9 triliun. Perlu upaya kreatif dan inovatif untuk mencapai target tersebut, salah satunya dengan meningkatkan porsi pendapatan pajak dibanding produk domestik bruto (PDB) atau tax ratio. Data OECD menyebutkan, posisi tax ratio Indonesia pada 2023 pada level 12%.
  • Upaya yang bisa dilakukan antara lain membenahi basis data pajak dan mengoptimalkan pungutan. Selain itu pembenahan sistem agar mendorong masyarakat patuh bayar pajak.

Baca selanjutnya di sini.

Peningkatan Anggaran untuk Menyokong Swasembada Pangan

  • Pemerintah menambah alokasi anggaran ketahanan pangan dalam RAPBN 2026 sebanyak 5,9% menjadi Rp 164,41 triliun. Hal ini menunjukkan komitmen serius pemerintah untuk mewujudkan swasembada pangan, terutama beras dan jagung.
  • Sektor pertanian Indonesia menghadapi tantangan berupa penurunan produksi dan jumlah petani. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan produksi padi yang sempat mencapai 54,9 juta ton pada 2022 turun menjadi 53,1 juta ton pada 2024. Hal serupa terjadi pada komoditas jagung. Produksinya juga menurun dari sebanyak 16,5 juta ton pada 2022 menjadi 15,1 juta ton pada 2024. Tren ini mengindikasikan Indonesia masih sulit menjaga konsistensi produksi tanaman pangan yang menjadi andalan dalam ketahanan pangan.

Baca selanjutnya di sini.

International Licensing Conference: Konferensi tentang usaha berlisensi ini akan diselenggarakan Kamis (21/8/2025) di JIExpo, Jakarta. Adapun konferensi ini mengambil tema presentasi, "Prospek dan Tren Industri Lisensi Global 2025". Hadir dalam acara sebagai pembicara adalah Managing Director Greater China & Southeast Asia Licensing International Tani Wong, Chairwoman Indonesia Licensing Association (ASENSI) Susanty Widjaya, dan Vice President and General Manager Disney Consumer Products South Asia Pacific The Walt Disney Company.

Road to G20 Summit: F20’s Call for Just Transition and Climate Justice: Multi-stakeholder Dialogue dalam rangka Road to G20 Summit membawakan tema F20’s Call for Just Transition and Climate Justice diselenggarakan oleh The Habibie Center yang didukung Ford Foundation dan Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Acara ini merupakan sebuah forum diskusi strategis yang diselenggarakan oleh F20 (Foundations Platform) sebagai bagian dari rangkaian acara menuju KTT G20. Acara ini bertujuan untuk mendiskusikan isu-isu penting terkait transisi energi yang adil dan keadilan iklim dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk perwakilan dari organisasi filantropi, pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil. Dialog ini dapat diikuti secara online melalui siaran langsung kanal YouTube The Habibie Center pada tanggal 21 Agustus 2025 pukul 12.00 WIB.

"Kunci untuk berinvestasi bukanlah menilai seberapa besar suatu industri akan memengaruhi masyarakat, atau seberapa besar pertumbuhannya, tetapi lebih menentukan keunggulan kompetitif dari suatu perusahaan tertentu dan, yang terpenting, daya tahan dari keunggulan tersebut." (Warren Buffet-Pengusaha)

Selamat beraktivitas Chief.

Tim SUAR