Pintu Ekspor di Trade Expo, Pentingnya Destruksi Kreatif, Skema Baru Bursa Karbon

Kurasi peristiwa terpenting yang perlu diketahui semesta dunia usaha untuk mengawali hari.

Pintu Ekspor di Trade Expo, Pentingnya Destruksi Kreatif, Skema Baru Bursa Karbon
Foto: Kurt Cotoaga / Unsplash
Daftar Isi

Selamat pagi, Chief… 

Berikut informasi penting terkait pengembangan semesta dunia usaha yang perlu mendapat perhatian hari ini berdasarkan kurasi Tim SUAR.

Ekspor Meningkat, Trade Expo Andalkan Produk Kuliner Berkelas

  • Pemerintah menggelar Trade Expo Indonesia (TEI) ke-40 pada 15 Oktober–19 Oktober 2025 di ICE BSD City, Tangerang, sebagai upaya memperkuat ekspor dan menarik investasi asing. Menteri Perdagangan Budi Santoso menargetkan nilai transaksi TEI 2025 bisa mencapai US$ 16,5 miliar. tapi realisasinya diharapkan lebih tinggi. Budi yakin, event yang mengandalkan kuliner nasional ini bisa mengangkat citra Indonesia di tengah perdagangan global. Sebanyak 1.619 peserta pameran dan 8.045 buyers dari 130 negara sudah terdaftar hadir.
  • Secara nasional, sepanjang Januari hingga Agustus 2025, nilai ekspor Indonesia mencapai US$ 185,12 miliar, naik 7,72% ketimbang periode yang sama tahun lalu US$ 171,86 miliar. Tak hanya itu, Indonesia juga mencatat surplus perdagangan kumulatif sebesar US$ 29,14 miliar, tumbuh 53,3% dibandingkan tahun lalu yang hanya US$ 19,1 miliar. Selama 64 bulan berturut-turut sejak Mei 2020, neraca perdagangan Indonesia terus surplus.

Baca selengkapnya di sini.

Pelajaran Berharga dari Peraih Nobel Ekonomi 2025 bagi Dunia Usaha

  • Intisari gagasan dari para peraih Nobel Ekonomi 2025, yakni creative destruction (destruksi kreatif), sangat relevan dengan berbagai kemajuan inovasi teknologi. Aghion dan Howitt mendeskripsikan destruksi kreatif terjadi saat produk-produk baru yang lebih baik dan inovatif mengalahkan perusahaan yang bertahan dengan produk-produk lama. Inovasi merepresentasikan kebaruan dan kreativitas, tapi di saat yang sama juga destruktif dan menghancurkan produk-produk lama secara alamiah. Bagaimana agar ide ini bisa menginspirasi dunia usaha Indonesia?

Baca selengkapnya di sini.

Payung Hukum Baru Akselerasi Pasar Karbon

  • Akhir pekan lalu, Pemerintah Indonesia resmi menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 110 Tahun 2025 tentang Nilai Ekonomi Karbon (NEK), yang diharapkan dapat mengakselerasi pertumbuhan pasar karbon sukarela (voluntary carbon market) di Tanah Air. Perpres tersebut menggantikan aturan sebelumnya, Perpres Nomor 98 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon untuk Pencapaian Target Kontribusi yang Ditetapkan secara Nasional (NDC) dan Pengendalian Emisi Gas Rumah Kaca dalam Pembangunan Nasional. Adanya aturan main baru ini diharapkan bisa memastikan perdagangan karbon terlindungi dan mampu memaksimalkan keunggulan kompetitif.

Baca selengkapnya di sini.

Outstanding Pembiayaan Mengembung, Fintech Siapkan Mitigasi Risiko

  • Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat nilai outstanding pembiayaan peer to peer (P2P) lending atau pinjaman utang online (pinjol) masyarakat mencapai Rp 87,61 triliun per Agustus 2025 – meningkat 21,62% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 72,03 triliun. Indikator kredit macet industri yang tercermin di tingkat wanprestasi (TWP) 90 hari industri ini juga masih rendah. Pada Agustus 2025, TWP 90 dalam posisi 2,62%.

Baca selengkapnya di sini.

Masih Lambat, Optimalkan Belanja Kementerian dan Lembaga

  • Realisasi belanja kementerian dan lembaga (K/L) hingga 30 September 2025 tercatat mencapai Rp 800,9 triliun atau baru 62,8% dari outlook APBN 2025 yang ditetapkan, yaitu Rp 1.275,6 triliun. Meskipun menunjukkan progres, angka ini mengisyaratkan perlunya percepatan pelaksanaan belanja di bulan-bulan terakhir tahun anggaran. 
  • Hanya, terdapat dua kategori belanja yang menunjukkan kinerja on-track dan bahkan penebalan. Sebutlah belanja pegawai, yang vital untuk menjaga fungsi dasar pemerintahan, telah terealisasi sebesar Rp 237,2 triliun (77,8% dari outlook), mencerminkan kelancaran dalam pembayaran gaji, tunjangan kinerja, dan operasional rutin ASN. 

Baca selengkapnya di sini.

ITC Leadership Conclave 2025: Forum kepemimpinan ini bertujuan memberikan wawasan tentang bagaimana menjadi pemimpin yang kuat, terarah, dan tenang di tengah dunia yang kompleks (intentional leadership). Di acara yang diselenggarakan pada Kamis, 16 Oktober 2025, pukul 09.00–12.00 WIB secara live via zoom ini, keynote speech akan disampaikan oleh Shinta W. Kamdani (Chairman Apindo) dengan topik "From Disruption to Direction: Intentional Leadership in Times of Crisis and Complexity", diikuti oleh dua sesi panel diskusi yang membahas intentional leadership versus recreational leadership serta power versus purpose. Peserta yang berlatar belakang dunia pendidikan, bisnis, dan pemerintahan dapat mengikuti acara ini secara daring dan mendapatkan kesempatan networking dengan mendaftar melalui tautan yang ada di media sosial Instagram Apindo.

Acara Puncak Penganugerahan Mandaya Awards 2025: Malam apresiasi yang bertujuan merayakan dan memberikan penghargaan kepada individu, komunitas, dan pemerintah daerah yang telah memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat di seluruh Indonesia ini diselenggarakan oleh pihak Mandaya Awards. Acaranya dilaksanakan pada Kamis, 16 Oktober 2025, pukul 08.30–12.00 WIB bertempat secara luring di Ballroom Plaza Jamsostek, Jalan HR. Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan. Sebagai acara penganugerahan, fokus utamanya yaitu perayaan para pemenang dan tamu undangan VIP. Informasi detail mengenai cara partisipasi dapat diakses melalui media sosial Instagram Mandaya Award.

"Kita adalah apa yang kita lakukan berulang-ulang. Jadi, keunggulan bukanlah suatu tindakan, melainkan kebiasaan." (Aristoteles – Filsuf Yunani)

Selamat beraktivitas, Chief.

Tim SUAR