Membangun Ekosistem Ekonomi yang Tangguh ala KEK Gresik

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik, Jawa Timur, yang beroperasi sejak 2022 telah muncul sebagai motor pembangunan industri nasional. Dengan nilai investasi kumulatif sebesar Rp 92,8 triliun (2024), KEK Gresik menjadi KEK dengan investasi tertinggi di antara 25 KEK di Indonesia.

Membangun Ekosistem Ekonomi yang Tangguh ala KEK Gresik

Investor menaruh kepercayaan tinggi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik, Jawa Timur. Dari nilai investasi Rp 92,8 triliun, kontribusi dominan berasal dari sektor swasta atau pelaku usaha sebesar Rp 83,3 triliun.

Dalam kerangka misi nasional untuk mempercepat industrialisasi, keberhasilan KEK Gresik menjadi bukti bahwa optimalisasi dan pembentukan KEK dapat menjadi kunci strategis bagi Indonesia untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif.

Konsep lokalisasi industri melalui KEK diyakini mampu menekan angka Incremental Capital Output Ratio (ICOR) nasional, yang secara fundamental mengukur efisiensi investasi. Data menunjukkan ICOR Indonesia masih berada di sekitar angka 6, yang mengindikasikan perlu modal investasi yang besar untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang relatif kecil. 

Dalam beberapa kesempatan, termasuk di rakernas dan evaluasi kinerja KEK (6/9/2025), Menko Bidang Perekonomian sekaligus Ketua Dewan Nasional KEK Airlangga Hartarto menyampaikan KEK menunjukkan kontribusi nyata terhadap perekonomian Indonesia. Ini tergambar dari capaian ICOR di kisaran 2–3, jauh lebih kecil dibandingkan rata-rata nasional yang mencapai 6. Perbedaan signifikan ini menegaskan efisiensi modal yang jauh lebih tinggi di dalam KEK. 

Efektivitas KEK Gresik tidak terlepas dari faktor-faktor penarik investasi yang kuat. Lokasi strategis dengan infrastruktur industri yang memadai, seperti akses pelabuhan yang terintegrasi, pasokan energi dan air yang andal, serta jaringan jalan yang baik, memastikan kelancaran operasional dan menekan biaya logistik bagi para investor. Ketersediaan infrastruktur fisik ini memperlancar proses bisnis, mulai dari bahan baku hingga distribusi produk, yang secara langsung berkontribusi pada rendahnya angka ICOR di kawasan tersebut. 

Kawasan ekonomi di Kabupaten Gresik ini turut menyumbang hampir setengah nilai produk domestik regional bruto (PDRB) kabupaten. Nilai kontribusi industri manufaktur atau pengolahan di Kabupaten Gresik pun terus tumbuh. Meski mengalami penurunan di saat pandemi, industri pengolahan berhasil bangkit kembali dan stabil naik secara nilai maupun persentase terhadap PDRB. Di tahun 2024 bahkan nilainya mencapai Rp 60, 32 triliun atau 50,6% dari total PDRB Kabupaten Gresik.  

Pembangunan ekosistem ekonomi di kawasan ini juga turut dikembangkan melalui akses sektor pendidikan vokasi. Bekerjasama dengan institusi pendidikan, KEK Gresik mendirikan pusat pendidikan vokasi yang relevan dengan kebutuhan industri setempat. Seperti kegiatan utama industri metal, kimia, elektronik, energi, hingga industri pendukung dan logistik.

Dampak nyata KEK Gresik pada perekonomian daerah juga terlihat jelas. Realisasi investasi tahun 2024 mencapai Rp 26,5 triliun, memenuhi 90,3% dari target yang ditetapkan sebesar Rp 29,34 triliun. Ini menunjukkan kinerja yang solid. Selain itu, realisasi penyerapan tenaga kerja di tahun 2024 mencapai 7.656 orang, atau lebih dari 100% dari target 1.509 orang. 

Secara kumulatif, KEK Gresik telah menyerap kurang lebih 39.656 tenaga kerja dan menarik 30 pelaku usaha. Tahun 2024, ada tambahan 7 pelaku usaha baru, termasuk PT Freeport Indonesia.

Berkat tumbuhnya industri pengolahan di Kabupaten Gresik, produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga konstan (ADHK) juga terus meningkat, mencapai Rp 60.317,76 miliar pada tahun 2024 atau 50,6% dari total PDRB.

Melihat capaian positif dalam penyerapan investasi, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan efisiensi investasi, KEK Gresik dapat menjadi model percontohan dalam pembangunan KEK yang efektif di Indonesia. Keberhasilannya membuktikan bahwa paduan antara lokasi strategis, infrastruktur yang terintegrasi, serta kebijakan pemerintah yang proinvestasi, dapat menjadikan KEK sebagai instrumen ampuh untuk mempercepat industrialisasi dan meningkatkan daya saing ekonomi nasional di tingkat global.

Menko Bidang Perekonomian pun menyampaikan, model pembangunan KEK ini merupakan kunci untuk mencapai target ICOR nasional yang lebih efisien dan mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.