Manisnya Peluang Komoditas Gula Kelapa di Pasar Global

Komoditas gula kelapa sebagai sumber pemanis alami dari Indonesia berpeluang menguasai pasar global. Hal itu tak lepas dari Indonesia sebagai produsen kelapa terbesar dunia. Kondisi geografis Indonesia yang memiliki bentang pesisir pantai yang luas sangat mendukung untuk reputasi itu.

Manisnya Peluang Komoditas Gula Kelapa di Pasar Global

Potensi besar nilai pasar gula kelapa global diperkirakan mencapai 744,2 juta dollar AS pada tahun 2025 dan diproyeksikan tumbuh hingga 1.271,3 juta dollar AS pada 2035. 

Tren ekspor gula kelapa Indonesia pun mencerminkan tren positif, dengan volume yang naik dari 917,35 ton (2022) menjadi 7.730,09 ton (2025), atau meningkat hingga 700% dalam kurun tiga tahun. Tidak hanya lonjakan secara volume, lonjakan juga terlihat secara nominal dari nilai 1,93 juta dollar AS (2022) menjadi 15,97 juta dollar AS (2025).

Meski potensi ekspor gula kelapa olahan menjanjikan nilai tambah yang berlipat, industri ini perlu mengantisipasi tantangan di sektor hulu, terkait dengan ketersediaan bahan baku kelapa mentah. Data Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa dari total produksi kelapa (yang berada di kisaran 2,8 juta ton per tahun), jumlah yang diekspor cukup besar. 

Tercatat volume ekspor kelapa mencapai 2.174.712 ton pada tahun 2023, yang mendekati total produksi (2.836.200 ton). Di tahun 2024, ekspor mencapai 1.097.349 ton dari total produksi 2.822.118 ton. Volume ekspor kelapa mentah yang besar berisiko mengurangi pasokan bahan baku yang dibutuhkan industri hilirisasi, berpengaruh terhadap pengolahan produk gula kelapa dan produk turunan lainnya.

Dilema kondisi tersebut terkait dengan regulasi hulu dan percepatan hilirisasi. Secara regulasi, pemerintah perlu menata kebijakan ekspor kelapa mentah, bisa dengan pengenaan pajak ekspor yang tinggi atau pembatasan kuota, untuk memastikan ketersediaan pasokan bagi industri pengolahan dalam negeri. Langkah ini bukan untuk menghentikan ekspor, melainkan untuk mengalihkan orientasi dari ekspor bahan mentah menuju ekspor produk jadi. 

Secara bersamaan, perluasan dan peremajaan perkebunan kelapa rakyat (PR) sangat vital, mengingat perkebunan rakyat mendominasi produksi kelapa Indonesia. Program insentif untuk peremajaan kebun tua dan pelatihan praktik pertanian yang berkelanjutan dapat meningkatkan hasil panen kelapa secara signifikan, menjamin ketersediaan bahan baku di masa depan tanpa harus mengorbankan pasar ekspor.

Gula kelapa menawarkan jalur yang jelas bagi Indonesia untuk meningkatkan nilai ekspornya dan memperkuat industri kelapa agar lebih tertata hulu ke hilirnya. Potensi pasar yang besar dan tren permintaan global memberikan peluang bagi Indonesia.

Dengan menerapkan kebijakan yang berani dan terstruktur untuk memprioritaskan pasokan bahan baku bagi industri pengolahan, sambil aktif mempromosikan standar kualitas dan sertifikasi organik, Indonesia tidak hanya akan menjadi eksportir terbesar kelapa, tetapi juga pemain kunci dalam rantai nilai gula kelapa olahan global.