Kunjungan Wisatawan Mancanegara Tumbuh Kuat

Kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia secara kumulatif Januari-September 2025 telah mencapai 11,43 juta kunjungan. Jumlah ini menunjukkan sektor pariwisata Indonesia semakin pulih pasca-pandemi dan memasuki periode pertumbuhan yang kuat.

Kunjungan Wisatawan Mancanegara Tumbuh Kuat

Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) sebanyak 11,43 juta kunjungan ini naik 10,22% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2024. Meski demikian, kenaikan jumlah kunjungan itu tidak merata di semua pintu utama kedatangan. Di sejumlah pintu utama, jumlah kedatangan wisman bahkan menurun.

Penurunan terjadi antara lain di pintu utama Bandara International Yogyakarta (-4,86%), Halim Perdanakusuma (-9,95%), Juanda (-0,01%), hingga yang tertinggi di Kertajati (-69,31%).

Secara bulanan, jumlah kunjungan wisman pada September 2025 tercatat 1,39 juta kunjungan. Jumlah ini turun 7,33% dibandingkan bulan sebelumnya. Penurunan ini merupakan pola musiman yang wajar dan berulang, seiring dengan berakhirnya liburan musim panas di banyak negara sumber wisman utama. 

Dilihat berdasarkan negara asal wisman, jumlah kunjungan terbesar pada September 2025 berasal dari negara-negara tetangga. Wisatawan berkebangsaan Malaysia tercatat 272.421 kunjungan (19,53%), Australia 163.526 kunjungan (11,72%), dan Singapura 119.237 kunjungan (8,55%). Dominasi wisatawan dari Malaysia dan Singapura tak lepas dari faktor kedekatan dengan karakter perjalanan singkat, berulang, atau bisnis. 

Laporan BPS juga mencatat rata-rata pengeluaran wisman di Kuartal III-2025 mencapai sekitar 1.297,31 dollar AS per kunjungan, dengan rata-rata lama tinggal yang meningkat menjadi 10,09 malam. Negara-negara seperti Australia dan Tiongkok serta negara di luar Asia lainnya sebagin besar memiliki lama tinggal lebih dari 10 hari. Wisatawan Tiongkok, misalnya, rata-rata lama tinggal di Indonesia adalah 20,54 hari. Sementara wisatawan Rusia hingga mencapai 22,70 hari.

Meskipun volume kunjungan terus meningkat, tantangan pengembangan pariwisata kini bergeser ke isu kualitas dan pemerataan. Kenaikan jumlah wisman dan rata-rata lama tinggal menuntut peningkatan fasilitas-fasilitas pendukung pada infrastruktur serta kondisi kebersihan, keamanan, dan kualitas layanan di destinasi-destinasi wisata. Pemerintah dan pelaku industri harus memastikan bahwa pertumbuhan kuantitas ini diimbangi dengan kualitas pengalaman wisatawan yang lebih baik, terutama untuk meningkatkan pengeluaran (spending) para wisman. 

Pemerataan pariwisata di luar Bali dan Jakarta juga harus didorong untuk mengurangi kepadatan. Hal ini sejalan dengan tren global menuju cultural immersion dan health & wellness tourism yang membutuhkan destinasi unik dan otentik. Tren global tersebut menjadi peluang bagi Indonesia untuk mempromosikan berbagai budaya serta keunikan komunitas masyarakat adat yang otentik menjadi daya tarik wisatawan mancanegara.

Dengan pencapaian 11,43 juta kunjungan hingga September, Indonesia berada di jalur yang tepat untuk memenuhi atau bahkan melampaui target wisman tahunan 2025. Hingga akhir tahun, jumlah wisman diprediksi akan meningkat seiring dengan liburan akhir tahun.

Dengan kondisi saat ini kunjungan wisman rata-rata adalah 1,27 juta per bulan, hingga akhir tahun jumlah wisman bisa mencapai 15 juta kunjungan. Jumlah ini akan menyamai jumlah kunjungan wisman seperti sebelum pandemi. Di tahun 2019, jumlah kunjungan wisman sebanyak 16,1 juta kunjungan dengan rata-rata 1,34 juta kunjungan per bulan.