Ekonomi digital Indonesia terus tumbuh positif dan memposisikan Indonesia sebagai kontributor utama dalam lanskap digital regional. Nilai penjualan atau Gross Merchendise Value (GMV) keseluruhan ekonomi digital Indonesia diproyeksikan mencapai 90 miliar dollar AS pada tahun 2024. Angka ini naik 18% dalam dua tahun.
Pertumbuhan GMV yang solid ini ditopang oleh kinerja prima di berbagai sektor kunci. Sektor e-commerce tetap menjadi kontributor terbesar, diproyeksikan mencapai GMV 65 miliar dollar AS pada tahun 2024. Sementara itu, sektor Online Travel mencatatkan kinerja paling mengesankan dengan lonjakan sebesar 108% dari 3 miliar dollar AS di 2022 menjadi 7 miliar dollar AS di 2023, dan diperkirakan menyentuh 9 miliar dollar AS pada 2024.
Sektor lainnya, seperti transportasi dan makanan mencatatkan nilai GMV sebesar 9 miliar dollar AS dan sektor Online Media mencapai 8 miliar dollar AS pada periode yang sama. Diversifikasi pertumbuhan lintas sektor ini menggarisbawahi semakin dalamnya penetrasi digital ke berbagai aspek kehidupan konsumen dan bisnis di Indonesia.
Lebih dari sekadar transaksi barang dan jasa, Layanan Keuangan Digital (LKD) turut berperan sebagai fondasi ekosistem digital. Sektor ini menunjukkan resiliensi dengan pertumbuhan signifikan, meskipun dihadapkan pada ketatnya regulasi. Pembayaran online diprediksi mencetak nilai transaksi atau Gross Transaction Value (GTV) sebesar 404 miliar dollar AS pada tahun 2024.
Capaian ini dibarengi oleh ekspansi di segmen lain, termasuk pinjaman daring yang saldo buku pinjamannya diproyeksikan mencapai 9 miliar dollar AS serta Investasi Online dengan nilai Assets Under Management (AUM) sebesar 5 miliar dollar AS pada tahun 2024. Pertumbuhan layanan keuangan digital ini menjadi salah satu yang terpenting dalam mendorong inklusi keuangan dan memperlancar arus transaksi dalam ekonomi digital.
Capaian ini membawa Indonesia memegang peran sentral dan dominan di kawasan ASEAN. Pesaing terdekat, yaitu Thailand, mencatat nilai GMV sekitar separuh dari Indonesia. Dengan basis populasi yang besar, tingkat adopsi internet, dan penetrasi smartphone yang tinggi, Indonesia secara konsisten menyumbang mayoritas terhadap total GMV ekonomi digital regional.
Laju pertumbuhan yang pesat ini tidak hanya menarik investasi asing langsung (FDI), tetapi juga menempatkan Indonesia sebagai model acuan bagi ekonomi negara berkembang. Kekuatan ekonomi digital Indonesia juga terlihat dari kemampuan melahirkan sejumlah unicorn dan decacorn yang sukses menciptakan solusi teknologi yang inovatif.
Melihat prospek ke depan, pertumbuhan ekonomi digital Indonesia dipastikan akan terus melesat. Nilai GMV keseluruhan untuk tahun 2025 ini diperkirakan bisa mencapai 130 miliar dollar AS atau tumbuh 44,44% dari tahun sebelumnya.
Kombinasi antara peningkatan infrastruktur digital yang berkelanjutan, kebijakan yang mendukung inovasi, dan populasi yang adaptif terhadap teknologi menjadi faktor Indonesia tumbuh sebagai lokomotif ekonomi digital ASEAN.