Generasi Muda juga Sadar Menyiapkan Dana Pensiun

Generasi muda Indonesia kini semakin sadar pentingnya mengatur keuangan, termasuk mempersiapkan dana pensiun. Kesadaran untuk berinvestasi jangka panjang dan memiliki pendapatan pasif juga menguat.

Generasi Muda juga Sadar Menyiapkan Dana Pensiun

Laporan riset Financial Fitness atau Kesehatan Finansial OCBC 2025 mengindikasikan adanya penurunan kesehatan finansial masyarakat Indonesia. Meski demikian, riset yang menyasar kalangan usia 25 tahun–35 tahun ini melihat adanya kecenderungan investasi jangka panjang dan persiapan dana pensiun sebagai upaya stabilitas masa depan.

Riset yang dilakukan periode Juli–Agustus ini memang menunjukkan ada perlambatan dalam capaian kesehatan finansial masyarakat Indonesia secara umum. Skornya sedikit menurun: dari 41,25 menjadi 40,60. Penurunan ini dipicu oleh indikator-indikator krusial, seperti, menurunnya kemampuan berbelanja di luar kebutuhan sehari-hari, berkurangnya kebiasaan menabung rutin, dan melemahnya ketahanan dana darurat. 

Meski demikian, data riset juga menunjukkan adanya perbaikan pada indikator financial growth dan financial freedom. Skor financial growth meningkat dari 21,50 menjadi 23,06. Peningkatan indikator ini didorong oleh dua pilar utama, yaitu meningkatnya kepemilikan investasi dan kesadaran yang lebih baik dalam menyiapkan dana pensiun. 

Indikator financial freedom juga naik dari skor 5,99 menjadi 6,90, ditopang oleh meningkatnya pendapatan pasif rutin. Peningkatan ini mengindikasikan bahwa sebagian masyarakat mulai mengalihkan fokus dari konsumsi jangka pendek ke akumulasi kekayaan untuk masa depan yang lebih stabil.

Ada beberapa instrumen investasi yang menjadi pilihan. Salah satu yang menonjol adalah investasi emas batangan, yang melonjak dari 2% jadi 6%. Lalu, kepemilikan investasi kompleks – seperti reksadana, saham, forex – juga meningkat dua kali lipat, dari 2% menjadi 4%.

Kesadaran masyarakat akan pentingnya dana pensiun dan pendapatan pasif menunjukkan bahwa investasi dipandang bukan sekadar tren sesaat, melainkan sebagai solusi nyata untuk menghindari kesulitan finansial di hari tua. 

Memang, secara nasional, jumlah peserta dana pensiun yang dilaporkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada periode Juli 2025 menurun 1,5% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Namun, perkembangan dana pensiun yang terhimpun dari Juli 2024 ke Juli 2025 meningkat 4,6% menjadi Rp 392.562,76 miliar.

Tantangan saat ini bukan lagi sekadar meyakinkan masyarakat untuk berinvestasi. Mereka perlu diberdayakan dengan edukasi yang benar agar bisa menyeimbangkan antara dorongan konsumsi demi pertumbuhan ekonomi dan kebutuhan menabung demi kesehatan finansial pribadi.

Dengan memfasilitasi akses ke produk investasi yang mudah dipahami dan memberikan bimbingan yang tepat, dapat dipastikan bahwa lonjakan minat investasi jangka panjang ini akan berubah dari tren sesaat menjadi budaya finansial baru yang kokoh.