Ekspor ke Malaysia Melesat di Tengah Gejolak Global

Kenaikan permintaan sejumlah komoditas oleh negara Malaysia menjadi penopang kinerja ekspor Indonesia bulan Agustus. Perluasan ekspor berhasil dilakukan menjawab kebijakan tarif baru Trump.

Ekspor ke Malaysia Melesat di Tengah Gejolak Global

Ekspor Indonesia tetap stabil tumbuh 0,86% pasca pemberlakuan tarif baru Presiden Trump. Sejumlah negara menjadi penopang stabilitas nilai ekspor Indonesia, salah satunya adalah Malaysia. Ekspor ke negara jiran ini di bulan Agustus mencatat rekor tertinggi senilai 1.051,4 juta dollar AS (naik 7,80%), didorong oleh lonjakan komoditas hilir seperti minyak sawit olahan.

Total nilai ekspor nonmigas mencapai 23.890,5 juta dollar AS, meningkat 0,33% dari bulan Juli dan tumbuh 6,68% dibandingkan Agustus tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini terjadi di tengah dinamika perdagangan global, termasuk dampak kebijakan tarif yang baru berlaku. 

Meskipun terjadi penurunan ekspor ke Amerika Serikat, dari 3.100,3 juta dollar AS (Juli) menjadi 2.716,3 juta dollar AS (Agustus) atau turun 12,39%, kinerja ekspor ke beberapa negara mitra lainnya justru mengalami kenaikan. Seperti ke Tiongkok, Malaysia, Australia, hingga Italia.

Ekspor nonmigas ke Tiongkok melonjak 16,03% (m-to-m). Ekspor ke Malaysia juga naik sebesar 7,80% (m-to-m), dengan nilai ekspor mencapai 1.051,4 juta dollar AS di bulan Agustus. Angka tersebut tercatat sebagai angka tertinggi sepanjang tahun ini. Kenaikan ini menggarisbawahi pentingnya pasar regional ASEAN, yang secara keseluruhan menjadi negara tujuan ekspor nonmigas utama Indonesia dengan pangsa mencapai 19,42%.

Jika dilihat lebih detail, komoditas utama ekspor migas maupun nonmigas ke Malaysia pada bulan Juli dan Agustus 2025 mengalami perubahan. Di bulan Agustus, komoditas unggulan seperti fraksi cair minyak kelapa sawit yang telah dimurnikan (kode HS 15119037) mengalami lonjakan signifikan dari 59,63 juta dollar AS menjadi 135,89 juta dollar AS, menjadikannya komoditas ekspor unggulan kedua, setelah batubara. Selain itu, bahan bakar minyak (HS 27101979) juga melonjak menjadi 46,37 juta dollar AS, mencerminkan peningkatan permintaan energi.

Sementara itu, komoditas lain juga menunjukkan penguatan, di antaranya asam lemak monokarboksilat industri (HS 38231919) yang naik dari 18,81 juta dollar AS menjadi 26,38 juta dollar AS, serta produk canai datar dari baja tahan karat (HS 72191300) yang meningkat menjadi 31,92 juta juta dollar AS 

Kehadiran suku cadang kendaraan dan produk pertanian olahan (seperti Kakao dan Kopi) dalam daftar melengkapi gambaran diversifikasi ekspor Indonesia ke Malaysia. Komoditas utama lainnya seperti batubara (HS 27011900) tetap menjadi ekspor terbesar meskipun sedikit menurun nilainya dari 158,49 juta ke 146,23 juta di bulan Agustus. Peningkatan pada berbagai produk olahan dan industri menunjukkan bahwa relasi dagang dengan Malaysia tidak hanya bergantung pada komoditas mentah.

Pertumbuhan ekspor Indonesia ke sejumlah negara termasuk Malaysia menunjukkan daya tahan perekonomian nasional di tengah ketidakpastian global pasca tarif Trump. Penguatan perdagangan dengan mitra regional dan Asia Timur bermakna keberhasilan dalam melakukan diversifikasi pasar ekspor. Lonjakan nilai ekspor komoditas spesifik ke Malaysia, khususnya produk hilir kelapa sawit dan industri, menjadi momentum yang perlu terus dipertahankan melalui promosi dagang dan peningkatan daya saing produk Indonesia di pasar regional.