Good morning Chief...
The following is important information related to the development of the business universe that needs attention today based on the curation of the SUAR Team.

Masih Bisa Berharap ke Menkeu Baru
Rumor yang membayangi pergantian Menteri Keuangan di Kabinet Merah Putih sempat membuat pasar terguncang, meskipun kembali tenang dua hari kemudian. Baru selesai dilantik, Menteri Keuangan yang baru, Purbaya Yudhi Sadewa, langsung menggebrak dengan kebijakan penempatan duit negara di perbankan – untuk memicu gairah sektor keuangan nasional.
Sebagai profesional, Menteri Purbaya memiliki rekam jejak yang autentik di bidang keuangan. Ia juga dikenal dekat dengan Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Panjaitan. Namun, publik perlu fokus pada program kerja Purbaya daripada membahas isu-isu yang tidak relevan. Masyarakat perlu menantikan dan berharap pada kebijakan atau terobosan baru apa yang akan dikeluarkan oleh Bendahara Negara ini.
Rekam jejak profesional Menkeu Purbaya:
- Pemegang gelar Master of Science (MSc) dan Doktor di bidang Ilmu Ekonomi dari Purdue University, Indiana, Amerika Serikat.
- Field Engineer di Schlumberger Overseas SA.
- Direktur Utama PT Danareksa Sekuritas.
- Anggota Dewan Direksi PT Danareksa (Persero).
- Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman.
- Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan.

Selanjutnya baca di sini.

While protecting the environment, pursuing profits
- Banyak perusahaan kini berlomba memenuhi target indikator environment, social, and governance (ESG) demi memenuhi persyaratan keberlanjutan lingkungan dalam menjalankan bisnis. Langkah ini juga sejalan dengan tuntutan para investor.
- Kedaruratan Indonesia terhadap ancaman perubahan iklim semakin tinggi. Indonesia, yang merupakan negara kepulauan, rentan menghadapi kenaikan permukaan air laut.
- Diperkirakan, sekitar 2.000 pulau akan hilang sehingga mengancam hidup hampir 42 juta orang. Titik kerawanan tertinggi terletak di sebelah barat Pulau Jawa dan Papua Pegunungan.

Selanjutnya baca di sini.
Shrimp Industry Needs Government Firmness to Maintain Market Confidence
- Eksportir udang Tanah Air mengalami pukulan ganda yang berat. Persaingan bisnis kian ketat akibat perang dagang, kini muncul pula imbauan otoritas Amerika Serikat pasca-temuan unsur radioaktif Cesium (Cs-137) dalam batch ekspor udang asal Indonesia.
- Overcoming this prolonged problem, industry players expect the government to express firmness to the US authorities to save the industry that is on the edge.
- Dalam sebuah pernyataan terbuka kepada mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang diterima SUAR, Rabu (10/9), asosiasi Shrimp Club Indonesia menyatakan pelaku industri udang menghadapi kebimbangan. Sesudah hampir 1 bulan berdialog dengan jajaran pemerintah, SCI tidak mendapatkan jalan keluar dari persoalan ini, sementara situasi di lapangan memburuk.

Selanjutnya baca di sini.
Banjir Tak Surutkan Minat Wisatawan Datang ke Bali
- Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, I Wayan Sumarajaya, berharap bencana banjir yang baru-baru ini melanda Pulau Dewata tidak berdampak buruk terhadap kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali.
- Mengantisipasi dampak bencana akibat cuaca ekstrem, Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan pihaknya akan terus berkoordinasi dengan pihak terkait.
“Sejauh ini, objek vital dan strategis, seperti bandara, tidak mengalami gangguan. Kita kita terus berkoordinasi dengan BMKG untuk informasi cuaca. Kita berharap hujan mulai reda,” kata Koster dalam keterangan pers yang diterima tim SUAR.

Selanjutnya baca di sini.

Panen Padi Meningkat, Ketahanan Pangan Menguat
- Sepanjang periode Januari–Juli 2025, secara nasional Indonesia berhasil memproduksi hingga 38,07 juta ton gabah kering giling. Setelah panen raya di bulan Maret dan April yang produksi padinya mencapai 9 juta ton, kenaikan kembali terjadi di bulan Juli, yaitu 4,81 juta ton. Diprediksi, peningkatan akan berlanjut di bulan Agustus dengan volume produksi mencapai 5 juta ton.
- Secara tahunan, capaian produksi di tahun ini cukup menjanjikan. Hal ini menjadi kabar baik di tengah kecenderungan produksi tahunan yang menurun, meski masih konsisten di atas angka 50 juta ton per tahun. Peningkatan pesat diperkirakan terjadi di tahun 2025 lantaran realisasi hingga Juli sudah mencapai 38,07 juta ton atau sekitar 70% dari rara-rata produksi padi dalam 5 tahun terakhir.

Selanjutnya baca di sini.

Indonesia Solar Summit 2025: Institute for Essential Services Reform (IESR) menyelenggarakan konferensi Indonesia Solar Summit 2025 yang akan dilaksanakan pada 11 September 2025 di Jakarta. Konferensi ini bertujuan mempercepat visi penyebaran energi surya di Indonesia. Dengan tema "Solarizing Indonesia: Powering Equity, Economy, and Climate Action", acara ini akan menghadirkan para pemimpin dan inovator di bidang energi surya, termasuk pembicara utama seperti Fabby Tumiwa (CEO IESR), Airlangga Hartarto (Menteri Koordinator Bidang Perekonomian), dan Bahlil Lahadalia (Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral).
Survei Penjualan Eceran 2025: Pada tanggal 11 September 2025, Bank Indonesia (BI) akan merilis Laporan Survei Penjualan Eceran untuk bulan Juli 2025. Laporan ini menjadi salah satu indikator penting untuk memantau kondisi konsumsi dan daya beli masyarakat, yang merupakan pilar utama pertumbuhan ekonomi. Di laporan ini ada gambaran yang lebih rinci mengenai tren penjualan di berbagai kelompok barang, seperti bahan bakar kendaraan bermotor, sandang, dan suku cadang, serta bagaimana ekspektasi harga dan inflasi di masa mendatang.

"Jangan pernah merusak kepercayaan seseorang. Begitu kamu melakukannya, maka tidak ada yang mau berbisnis denganmu." (Robert Budi Hartono, Pemilik Djarum dan BCA)
Have a good day Chief.
Team SUAR