Good morning Chief...
The following is important information related to the development of the business universe that needs attention today based on the curation of the SUAR Team.

Menakar Ekonomi 2025 dengan 1998, Pelajaran agar Krisis Ekonomi Tidak Terjadi Lagi
- Unjuk rasa akhir Agustus lalu yang berujung kericuhan, penjarahan rumah pribadi pejabat negara, hingga merenggut korban jiwa memicu ingatan kolektif trauma bahwa situasi ini bisa memicu krisis ekonomi seperti halnya 1998. Mari kita bandingkan kondisi ekonomi 1998 dengan sekarang, supaya kita bisa memetik pelajaran dan mengambil kebijakan yang tepat agar krisis ekonomi bisa dihindari. Pula, agar kita tidak lagi terjebak trauma dan ketakutan berlebih walau tetap harus menyikapi kondisi sekarang dengan hati-hati.


- Seluruh pemangku kepentingan perlu melihat lebih jeli, walau punya gejala hampir sama, penyebab kegelisahan perekonomian saat ini berbeda dengan 1998. Salah satu pemicu utama kekhawatiran hari ini adalah pengelolaan fiskal tidak pas dengan kondisi kebatinan dan perekonomian masyarakat. Semua pemangku kepentingan ekonomi berharap ada perubahan kebijakan yang menstabilkan kondisi keamanan dan ketertiban demi mendorong perekonomian.
Read more here.

Stabilitas Sosial Politik, Landasan Industri Perbankan Mengarungi Kuartal Tiga
- Industri perbankan tetap stabil pasca aksi demontrasi maraton yang terjadi sejak 28 Agustus lalu. Stabilitas sosial politik diperlukan untuk bisa mengarungi kuartal tiga. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan, menegaskan sektor jasa keuangan Indonesia sukses melewati turbulensi sosial-politik imbas rangkaian aksi demonstrasi yang melanda sejumlah kota di Indonesia.
- Perbankan juga tetap bertumbuh. Intermediasi jasa perbankan berjalan stabil dengan profil risiko terjaga. Dana pihak ketiga (DPK) pada Juli 2025 tercatat tumbuh setinggi 7,00% year on year (YoY) menjadi Rp 9.294 triliun, dengan giro, tabungan, dan deposito masing-masing tumbuh sebesar 10,72%, 5,91%, dan 4,84% YoY. Di sisi lain, penyaluran kredit bank bulan Juli 2025 tumbuh 7,03% YoY dengan nilai mencapai Rp 8.043 triliun. Sementara itu, capital adequacy ratio (CAR) di bulan Juli bertambah menjadi 25,88%, naik dibandingkan bulan Juni sebesar 25,81%, sebagai bantalan mitigasi risiko yang kuat untuk mengantisipasi ketidakpastian global.

Read more here.
Through DEFA, Capitalize on Digital Opportunities in the ASEAN Region
- ASEAN tengah bersiap melangkah ke babak baru yang berpotensi mengubah wajah ekonomi kawasan. Melalui Digital Economy Framework Agreement (DEFA), negara-negara anggota merancang kerangka komprehensif pertama yang menyatukan berbagai kebijakan digital lintas batas. Inisiatif ambisius ini ditargetkan rampung pada 2025, dan menjadi salah satu capaian utama ketika Indonesia menjabat Keketuaan ASEAN pada 2023.

- Sampai dengan Agustus 2025, sekitar 60% naskah DEFA telah disepakati, mencakup isu-isu krusial seperti perlindungan data pribadi, kerjasama keamanan siber, kecerdasan buatan (AI), kesetaraan digital, inklusi, serta dukungan bagi UMKM. ASEAN menargetkan 70% substansi selesai sebelum AECC ke-26 pada Oktober nanti, satu tonggak penting agar keseluruhan perundingan bisa rampung awal 2026 dan ditandatangani pada kuartal akhir tahun itu. Jika tuntas, DEFA diproyeksikan menjadi katalis pertumbuhan digital ASEAN, melipatgandakan nilai ekonomi kawasan dari proyeksi USD 1 triliun menjadi USD 2 triliun pada 2030.
Read more here.
Bunga KIPK Jauh Lebih Rendah, Gairahkan Pelaku Usaha
- Melalui program Kredit Industri Padat Karya (KIPK), pemerintah memberi subsidi potongan bunga hingga 5%. Debitor mendapatkan bunga kredit 6% per tahun, lebih rendah dari bunga kredit biasa 12%–13%. “Kami bisa memutar modal lebih leluasa karena biaya bunga jadi kecil,” ujar Putu Agus Aksara Diantika, pemilik Dian’s Rumah Songket dan Endek, salah satu debitor BPD Bali dalam program KIPK, saat dihubungi Minggu (7/9/2025).
- Pemerintah meluncurkan program KIPK dengan plafon pinjaman antara Rp 500 juta hingga Rp 10 miliar, subsidi bunga sebesar 5%, serta tenor hingga delapan tahun. Skema ini ditujukan untuk membantu pelaku industri meningkatkan produktivitas, memperluas lapangan kerja, sekaligus memperkuat ketahanan ekonomi nasional.

Read more here.

Merawat Pelanggan, Meningkatkan Transaksi Belanja
- Nilai transaksi belanja di Indonesia terus meningkat setiap tahun. Tahun 2024 lalu, nominalnya lebih dari Rp 1.500 triliun atau sekitar 7% dari produk domestik bruto. Hingga paruh pertama tahun ini, nilai transaksi belanja sudah 62% dari nominal tahun lalu.
- Berdasarkan data Bank Indonesia, selama periode 2020–2024, nilai transaksi belanja yang tercatat melalui penggunaan alat pembayaran berupa kartu dan secara digital (ATM, debit, kartu kredit, dan uang elektronik) telah meningkat dua kali lipat. Yakni, dari senilai Rp 721,2 triliun pada tahun 2020 menjadi Rp 1.556,8 triliun pada 2024. Pada tahun 2025 ini, selama 6 bulan pertama nilainya sudah tercatat Rp 972,3 triliun atau sekitar 62% dari nilai tahun lalu.

- Peningkatan nilai transaksi belanja ini bisa dipandang sebagai membaiknya konsumsi masyarakat, terutama kalangan menengah ke atas sebagai pengguna semua jenis kartu yang dimonitor oleh Bank Indonesia. Peningkatan terbesar terjadi tahun 2022 yang tumbuh 44,6% dibandingkan tahun sebelumnya.
Read more here.

Rilis Statistik Cadangan Devisa 31 Agustus 2025: Bank Indonesia (BI) berencana merilis posisi cadangan devisa Indonesia per 31 Agustus 2025 pada Senin (8/9/2025). Agenda publikasi bulanan yang dilaporkan oleh BI ini penting diperhatikan untuk memahami posisi cadangan devisa Indonesia, yang merupakan salah satu indikator vital untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan mendukung ketahanan ekonomi nasional. Informasi mengenai Statistik Cadangan Devisa dapat diakses oleh publik melalui situs web resmi Bank Indonesia https://www.bi.go.id/id/default.aspx.
Diskusi Pengupahan Tenaga Kerja oleh P3D DKI Jakarta: Podcast Produktivitas Jakarta Seri VIII, dengan tema Strategi Implementasi Pengupahan Berbasis Produktivitas: Tantangan dan Solusi, akan diselenggarakan pada Senin, 8 September 2025, pukul 10.00 WIB. Acara yang diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan Produktivitas Daerah (P3D) Provinsi DKI Jakarta ini akan menghadirkan narasumber ahli, termasuk akademisi, perwakilan pengusaha, dan asosiasi profesi produktivitas, seperti Turro Selrits Wongkaren (Dosen FEB UI), Ronald Sihombing Hutasoit (Wakil Ketua Kadin DKI Jakarta), Drs. Nurjaman (Asosiasi Pengusaha Indonesia), dan Sanggam Purba (Ketua Umum Approdi). Peserta dapat menghadiri kegiatan ini melalui sambungan daring Zoom. Bila berminat ikut, silakan mendaftar secara gratis di https://S.ID/REGPPJ atau dapat menyaksikan siaran langsungnya di kanal YouTube P3D DKI Jakarta.

“Kesuksesan itu bukan tentang seberapa besar kita memulai, tapi seberapa besar kita bertahan dan terus maju.” (Chairul Tanjung – Pengusaha Indonesia)
Have a good day Chief.
Team SUAR