Pekerja migran adalah pahlawan devisa bagi negara. Setiap tahun, tidak sedikit dana yang mengalir ke Tanah Air dari berbagai belahan dunia tempat pekerja migran Indonesia berdiaspora.
Namun, nasib pekerja migran Indonesia tidak seluruhnya beruntung dan menjadi sejahtera. Faktor keterampilan masih menjadi kendala untuk mendapat pekerjaan dan penghasilan yang lebih baik.
Tim SUAR menggali pemikiran para pemimpin perusahaan, regulator, dan pengamat ekonomi melalui Survei Semesta Dunia Usaha mengenai problema pekerja migran Indonesia dan apa yang dapat dilakukan dunia usaha untuk membantu pekerja migran.
Hasil survei:
- Pemerintah dianggap belum mampu mengatasi masalah pengangguran (56,7%).
- Pengiriman pekerja ke luar negeri dapat mengatasi masalah pengangguran (63,3%), meski sifatnya jangka pendek.
- Hanya sebagian kecil menyatakan pekerja migran (PMI) yang belum mendapatkan penghasilan yang layak di luar negeri (10%). Selebihnya sudah mendapatkan penghasilan yang layak.
- Faktor yang memengaruhi pekerja migran mendapat penghasilan yang layak di luar negeri: keterampilan dan pendidikan (50%), persiapan yang matang (13,3%), dan penguasaan bahasa asing (13,3%).
- Pemerintah tidak bisa sendirian mengatasi masalah pengangguran, perlu langkah bersama yang melibatkan banyak pihak.
- Dunia usaha sangat bisa berperan besar dalam mengatasi masalah pengangguran dan pekerja migran.
- Swasta sebaiknya dilibatkan dalam memberi pelatihan keterampilan bagi calon pekerja migran dan dalam menyalurkan pekerja migran ke negara-negara tujuan.
Pekerja migran Indonesia tergolong pekerja dengan pendidikan dan keterampilan yang rendah, bahkan tergolong unskilled. Merujuk data Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia/BPPMI, tingkat pendidikan PMI mayoritas adalah SD hingga SMA (96%).
Perusahaan swasta yang ada di Indonesia memiliki banyak spesialisasi bidang keterampilan, yang jika dikembangkan untuk calon pekerja migran, akan menaikkan daya tawar calon pekerja migran ketika bekerja di luar negeri. Pekerja migran yang terampil (bersertifikat) akan mengisi pekerjaan-pekerjaan formal dan berpenghasilan tinggi.
Kolaborasi yang baik dengan berbagai pihak, terutama dengan perusahaan swasta, dalam menghasilkan pekerja migran yang terampil akan meningkatkan kesejahteraan pekerja migran. Dengan semakin baiknya kehidupan PMI, berkahnya bagi keluarga di Tanah Air dan juga bagi pemerintah akan semakin besar lewat aliran remitansi.
Dari penghasilan yang didapat PMI, keluarga di Tanah Air turut mendapatkan berkah melalui remitansi alias uang yang dikirimkan kepada keluarga di dalam negeri. Remitansi dari PMI berkontribusi terhadap perekonomian suatu negara melalui pemerataan pendapatan, peningkatan daya beli dan pertumbuhan ekonomi.
Data Bank Indonesia menunjukkan jumlah remitansi PMI cenderung meningkat, terutama setelah perekonomian pulih dari pandemi. Tahun 2024 lalu, angka remitansi tercatat sebagai yang tertinggi, yaitu 15,7 miliar dollar AS, naik 10% dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah remitansi yang masuk ke Indonesia menyumbang 1,1% terhadap produk domestik bruto (PDB, 2024).
Metodologi:
Survei Semesta Dunia Usaha dilakukan pada 22 Juli–7 Agustus 2025. Narasumber (responden) dipilih secara purpossive sampling dari kalangan dunia usaha, regulator, dan pengamat ekonomi. Dari kalangan dunia usaha, posisi narasumber beragam, mulai dari direktur, direktur utama, hingga owner. Dari kalangan regulator terdapat kepala daerah dan anggota dewan.
Read more here, Chief.
Author: Gianie